5. Bertemu

6 0 0
                                    

.
.
.
.
Setelah gadis hitam manis itu membungkukkan badannya lantas berlalu, Olivia menatap pemandangan lurus di hadapannya. Jika ada yang belum tau kalau gambaran seorang Ibu Kartini itu tidak seperti gambar yang sudah beredar bebas di buku pelajaran dan berbagai media jadoel hingga media elektronik saat ini. Olivia berniat memberitau fakta bahwa Ibu Kartini seorang muslimah taat lengkap dengan kerudung yang selalu menutup pandangan dari yang bukan mahram-nya. Olivia tidak akan membahas lebih lanjut tentang mengapa justru gambaran umum yang bukan menunjukkan identitas Ibu Kartini yang dipahami awam. Padahal buku karangan Ibu Kartini sebagai perwujudan berbagi pengetahuan beliau kepada sesama kaumnya.

Yang ada di hadapan Olivia adalah gambaran identitas Ibu Kartini yang sebenarnya yang sepertinya disengaja tidak diekspose ke khalayak. Iya, wanita berkerudung disana. Yang tengah duduk membelakanginya sedang membatik. Olivia terhenyak dengan gambaran live di hadapannya. Ia merasakan suasana dengan atmosfer yang telah dikenalinya. Tidak mungkin! Olivia mengerjap-ngerjapkan matanya berusaha tersadar kalau-kalau ia ada di alam mimpi atau terjebak di dalam khayalan absurd-nya. Tak salah Olivia mengenali suasana dimana ia berada sekarang dengan... lukisan Andi? Bisa begitu mirip persamaan ini?

Suara lantang Mbok Surip membuat Olivia menoleh sedikit kaget

"Den, ada tamu.. Non Olivia dari majalah bisnis Ibukota ingin bertemu!" Mbok Surip mengangguk ke arahnya sambil mempersilahkan dengan ibu jarinya kemudian permisi. Olivia menyedekapkan kedua tangan di dada sebagai ungkapan terima kasih.

Olivia tidak berniat beranjak dari tempatnya berdiri. Ia memilih menunggu. Yang di depan sana seperti membereskan sesuatu. Berpesan pada asistennya beberapa saat lalu bangkit perlahan. Semua menundukkan kepala ketika beliaunya berdiri lantas berpaling. Semua tak lepas dari pandangan Olivia sampai wanita yang ia maksud terlihat wajahnya.

Astaga! Olivia tidak sadar mulutnya ternganga seolah tak percaya. Andi tidak berkhayal tentang lukisannya. Olivia seperti melihat gambar hidup di hadapannya ketika wanita berkerudung itu menghampirinya. Tetiba rahangnya mengejang ketika ingin mengucapkan sepatah kata sekedar membalas sapaan di depannya. Menghipnotisnya hingga tak terasa mengangkat tangannya mengikuti gerakan tangan di hadapannya.

Ketegangan Olivia sedikit mereda saat kehangatan tangan di hadapannya menyentuh lembut langsung erat menggenggam salamannya. Begitu genggaman terlepas, Olivia sedikit tersentak lalu buru-buru mengumpulkan kesadaran. Senyum hangat meletupkan kerinduan pada sosok wanita yang begitu berarti dalam hidup Olivia. Elusan pada bahunya seketika membuat Olivia berusaha mengendalikan diri. Bagaimanapun mereka baru bersua jadi menurut Olivia tidak pantas mengakrabkan diri dengan berpelukan. Tetapi wanita di hadapannya justru tak segan memeluknya erat. Betapa Olivia jadi teringat dengan almarhumah Mamanya, sekarang. Masih terasa kehangatan dan kebahagiaan yang Mamanya berikan meski belasan tahun silam telah berlalu. Matanya berkaca-kaca.

Ah, tidak! Olivia berusaha menghempas keharuannya begitu pelukan nyata itu terlepas perlahan. Olivia tertunduk malu. Kebiasaan menggaruk hidung saat grogi jadi sering dilakukannya sekarang.

Aura seorang keturunan bangsawan begitu lekat pada diri wanita di hadapannya. Buktinya, Olivia tunduk pada keinginannya dengan patuh mengikuti ke ruangan di lantai atasnya. Ruangan tertutup tapi tembus cahaya karena sebagian besar dindingnya kaca tebal rayben. Olivia hanya tidak menyadari kalau ruangan yang mirip kantor itu kedap suara seperti dalam studio namun berukuran besar.

Olivia juga ikut duduk ketika wanita yang membawanya tanpa penolakan itu duduk di depan meja bundar berbahann kayu jati tua melihat ukuran dan lingkaran tahunnya yang tercetak jelas membentuk ornamen alami yang begitu menarik. Mereka berhadapan-hadapan di depan dinding kaca berbingkai mirip kanopi kayu tapi ketika dilihat dari dekat ternyata terbuat dari stainless. Dilengkapi tanaman rambat dan pot-pot gerabah tinggi berisi bunga tasbih dan Lily. Di luar kaca ada balkon yang dijajari pot bird of paradise. Sebuah pohon pinang yang telah berbuah dan beberapa paku-pakuan yang ditanam vertikal setinggi kisi-kisi pagar. Seolah menyatu dengan keindahan alam bebas disana.

Gadis Lukisan AndiUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum