3. Rumah Petak

12 0 0
                                    

.
.
.
.
.
Olivia menyusuri deretan Rumah Petak di pinggiran kota. Jajaran rumah itu sebenarnya bukan pemukiman kumuh kalau seandainya penduduk sini bisa menjaga lingkungannya.

Uhgh! Olivia jadi be-te. Sendirian. Teman-teman kerjanya pada punya tugas masing-masing meski sempat berangkat bersama. Tetapi sampai lokasi lantas bersepakat memisahkan diri agar informasi yang mereka cari segera terpenuhi. Atas kesepakatan, Olivia harus rela diantara pemukiman ini yang terkena proyek pembangunan Mall Metropolis. Ia berharap bisa bertemu dengan tokoh masyarakat setempat meski bukan pejabat. Syukur bertemu Ketua RT maupun RW.

Sebelumnya, Olivia berusaha menemui para eksekutif. Yang ditujunya pemenang tender pembangunan, pengusaha, dan pejabat terkait. Cuman mereka tidak bisa memberikannya informasi yang diperlukannya.

Agak terhibur Olivia dengan keramahan para warga sehingga tidak merasa terasing dari keramaian. Bukan masalah bagi Olivia untuk menggali informasi meski bukan peliput berita. Posisinya sebagai PR seolah mengharuskannya memperoleh lebih atas informasi penting. Apalagi mereka tertinggal dari penerbit lain. Maka target informasi lebih lengkap dan lebih orisinil dari yang lain.

Rumah Petak dulunya merupakan bangunan peninggalan jaman penjajahan Belanda. Termasuk rumah mewah dilihat dari ukuran luasnya yang mencapai dua ribu meter persegi. Bangunan bercat putih gading itu masih terlihat gagah menjulang. Padahal umur bangunannya hampir berumur seribu tahun.

Gedung satu lantai itu sempat mangkrak dan digunakan anak-anak di sekitarnya untuk bermain petak umpet.

Pemilik gedung bermaksud menampung para urban yang terkena gusur dan tidak mampu mendapatkan rumah susun. Dibuatlah petak-petak untuk sekat tiap-tiap keluarga. Begitulah rumah besar itu diberi nama ' Rumah Petak'

Untuk memperkokoh bangunan maka ditambahkan pilar di beberapa bagian dan menambah ketebalan tembok luar. Mungkin karena hal tersebut bila dipandang dari kejauhan, gedung tersebut seperti dikelilingi pagar batu.

Dari pak Rahman, mantan Kadus dan Tokoh masyarakat, Olivia dapat satu nama yang menarik perhatiannya. Disebut dengan penuh penghormatan dan kekaguman oleh beliau. Namanya 'Putri'

Berasal dari keluarga bangsawan dan kaya raya. Putri rela hidup sederhana meninggalkan kemewahan keluarga besarnya untuk mensejahterakan lingkungan dimana ia membangun keluarga kecilnya.

Dengan perjuangan tak kenal lelah bersama-sama kaum urban mampu mengupayakan Rumah Petak beserta tanahnya menjadi hak milik.

Putri gigih memberi ketrampilan terutama batik tulis, kebaya, lalu kerajinan tangan lainnya. Harapannya, para kaum urban bisa mandiri dengan berwirausaha. Tapi tak sedikit yang lelaki telah menjadi buruh pabrik dan buruh bangunan.

Olivia penasaran hingga ingin segera bertemu dengan Putri. Sayangnya, yang dicari tidak tinggal disini saat ini.

Sebentar!

'GKR. Pramesti Mintyasih Retno Putri'

Gelar Putri di awal namanya adalah Gusti Kanjeng Ratu, persis gelar Ratu Jogja. Kata Pak Rahman bukan kelewatan karena Raden Putri memang pewaris tahta tunggal Kerajaan Memetri. Sekarang kerajaan itu berupa perusahaan besar. Meski belum begitu terkenal namun Memetri merupakan perusahaan raksasa.

Ternyata Memetri adalah perusahaan keluarga. Olivia baru mengetahui kenyataan tersebut. Ia sempat geli telah mengira kerajaan yang diceritakan Pak Rahman seperti kerajaan di suatu kota yang mengaku sebagai kebangkitan Majapahit. Kabarnya kerajaan jadi-jadian itu sudah dibubarkan oleh Pihak yang berwenang.

Eh?!

Bukankah nama yang sama juga pemilik Mall Metropolis yang akan dibangun nantinya?

Berbagai pertanyaan muncul di benak Olivia. Nama yang sama atau kebetulan sama?

Putri pemilik Mall Metropolis dengan tokoh wanita yang membangun lingkungan Rumah Petak apakah orang yang sama?

Lalu, untuk apa para urban diberi tanah hunian kalau di kemudian hari diambil kembali?

€¥€¥€¥€

Andi lebih banyak menghabiskan waktu kerjanya di kantor. Lalu teman-teman Tim Khusus yang lain memilih sibuk menghimpun informasi, maka Andi malah sibuk memuat artikel baru.

Seperti biasa kalau ditanya mengapa memuat artikel baru,

'Aku hanya melakukan apa yang aku mampu sebagai wujud usahaku membuat artikel ini!'

Jawaban yang bikin dahi berkerut orang yang menanyakannya. Hanya Dodo yang mengerti maksud jawaban Andi.

"Andi! Kamu tau Olivia mengunjungi Rumah Petak?" buka Dodo yang bersama Andi sedang berada di ruang kerjanya. Bukan tanpa alasan karena setiap kali dilihatnya Andi memandangi ke arah ruang kerja Olivia.

"Kamu tau kalo Olivia itu orangnya.. tidak gampang menyerah dan konsisten dengan apapun yang telah dimulainya!" Lanjut Dodo sambil mengedit foto.

Meski diam, wajah Andi berubah. Dodo memahami betul siapa Andi, tipe cowok setia dan cenderung posesif. Berbeda dengan mantan-mantannya yang dulu, sikapnya pada Olivia terkesan menahan perasaan. Mungkin karena mengetahui Olivia sudah punya pacar. Andi punya prinsip tidak akan mendekati cewek yang pernah atau yang sudah punya pacar. Bagi Andi, mereka yang punya pacar itu bukan orisinil. Eh, kali ini Andi justru memberi perhatian lebih pada Olivia.

Mula-mula, Dodo berpikir Andi dekat dengan Olivia layaknya teman cewek lainnya. Akhirnya, Dodo menyadari hubungan mereka berdua bukan hubungan pertemanan biasa. Walaupun dari masing-masing mereka berdua mengaku hanya berteman, namun dari bercengkrama, bercanda bahkan ketika saat saling diam menatap ada bahasa tubuh yang hanya mereka berdua yang tau maksudnya. Dodo yakin banget ada hubungan istimewa antara Andi dengan Olivia.

*****

Gadis Lukisan AndiWhere stories live. Discover now