23. D' Power of Emak- Emak

7 0 0
                                    

.

.

Engap dengan masker dobel, Olivia ingin melepaskan meski sebentar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Engap dengan masker dobel, Olivia ingin melepaskan meski sebentar. Lumayan kan, paru-parunya sedikit merasakan kelegaan.

Sebelum tangannya bergerak melepas masker. Andi lebih dulu menahan jemari tangannya.

"Kita akan melintasi perbatasan, Sayang!"

Sudah kesekian kali Andi mengatakannya. Olivia jadi jengah.

"Bagaimanapun keselamatan Kita dan kelancaran perjalanan Kita kali ini lebih penting, kan Sayang?!"

Andi menyemprotkan air beraroma kayu putih ke masker yang dipakainya lalu ke maskernya sendiri. Efeknya Persis rasanya berada di ruangan dengan difuser di rumah Mas Sena.

Olivia pura-pura tidak mendengar ketika Andi mengatakan kalau dia sering memakai masker dan sudah terbiasa. Harusnya tau bagaimana cara mengatasi dispnea yang dialaminya. Dengan mengambil nafas panjang seperti olahraga pernafasan. Dan mengerucutkan bibir saat bernafas. Padahal Andi sudah menambahkan bracket pada masker yang dipakai Olivia biar lebih lega. Tapi hanya siang ini saja dan harus segera dilepaskan kalau tidak ingin kulit cantik istrinya yang sensitif mengalami masalah.

Meski memakai masker N95 dan KN95 yang sudah sulit didapat akhir-akhir ini hasilnya sama saja kalau tidak pandai-pandai mengenakannya untuk tujuan pencegahan penularan.

Olivia memejamkan matanya dan menyenderkan kepalanya senyaman mungkin dengan tujuan Andi berhenti mengoceh.

Andi pasti lupa di lingkungan tempatnya bekerja begitu steril. Masuk lokasi harus lolos rapidtest antigen dengan hasil negatif. Jadi tanpa masker pun bukan masalah.

Olivia sudah terlalu banyak mendengar nasehat sampai saat ini. Setidaknya gelas yang telah terpenuhi biarkan terminum dulu jika ingin diisi lagi. Tapi sepertinya Andi tidak peduli. Memangnya sejak kapan Andi bisa bicara panjang lebar ditambah hasilnya luas?

Belum sempat Olivia meminta Andi untuk diam, matanya terpaksa dibuka ketika Andi mengatakan akan melewati perbatasan kota berikutnya. Dan di depan sana terlihat barisan patroli dan Marka yang melintang di mulut jalan. Olivia tau kalo setelah ini masih ada perbatasan terakhir untuk sampai ke kampung budhenya. Sepertinya penyekatan di titik ini begitu ketat. Apa sebegitu rawannya?

Sekali lagi Sertifikat vaksin Andi memuluskan perjalanan mereka.

Sebelum menuju perbatasan terakhir, Andi menepikan mobilnya dan memakirkannya di rest area. Masih tersisa sekitar delapan jam ke depan untuk melintasi perbatasan tanpa pencegatan. Mending Andi menggunakannya untuk beristirahat meski sejenak. Dilihatnya Olivia sudah tertidur sedari tadi. Andi mulai berhitung waktu esok hari dari membersihkan diri, beribadah, hingga makan pagi di warung langganannya di sekitar rest area.

Andi perlu membelikan pembalut wanita, CD, mungkin juga pembalut celana yang diketahuinya dari iklan di tv mengingat jadwal bulanan Olivia. Tentu Andi begitu peduli hal krusial tersebut ketika berniat menikahinya. Ibunda ratu yang mengingatkannya jika ingin peduli pada istrinya.

Gadis Lukisan AndiWhere stories live. Discover now