[4] Deeper Deeper

352 45 15
                                    

3 November 2019

Toru tidak main-main dengan pesannya kemarin. Pagi ini batang hidungnya sudah ada di sofa. Kebetulan penginapan yang kusewa di sini fasilitasnya cukup lengkap. Bahkan ada pantry dan dapur. Namun aku hanya menggunakannya untuk merebus mie instan.

Karena aku tidak pandai memasak, aku hanya menyodori stok cola dan snack yang kupunya di depan Toru. Dia tertawa dan mengucap terima kasih.

"Kenapa kau ke sini?" tanyaku tanpa basa-basi.

"Aku ingin menemuimu." hilih

"Apa kau tidak ada jadwal dengan bandmu? Dari kemarin kulihat kau hanya berkeliaran saja."

"Kami sedang melakukan Japan Tour sampai beberapa bulan ke depan. Kami baru saja tampil di Hiroshima tanggal 30-31 Oktober kemarin. Kami diberi waktu lima hari untuk istirahat dan latihan, terhitung dari tanggal 1 November kemarin. Setelah itu akan lanjut tampil lagi di banyak tempat lainnya."

"Lalu kenapa kau malah berkeliaran? Bagaimana dengan istirahat dan latihanmu?"

"Aku sudah mendapat izin untuk latihan sore saja."

"Oh. Apa tidak apa-apa kau menemuiku seperti ini?" Aku membuka cola.

"Tidak apa-apa selama tidak tertangkap media."

Aku melotot dan nyaris memukulnya seandainya dia tidak mengelak. "Kau cari mati ya?"

"Aku hanya ingin hidup normal," ada nada sedih ketika dia mengatakannya. Baiklah kubiarkan saja dia kali ini.

Aku menghabiskan waktu bersama Toru dengan banyak bercerita. Kami juga menonton film bersama dan makan makanan yang dimasak Toru dengan bahan seadanya. Satu hal yang baru kutahu kali ini, ternyata Toru cukup pandai memasak. Dia juga membantuku mencuci peralatan makan yang kotor.

"Sampai kapan kau berada di Jepang?" tanya Toru saat kami berdua sedang duduk di sofa.

"Mungkin sampai akhir bulan."

"Mau kuajak ke suatu tempat?" tanyanya lagi.

"Ke mana?"

"Ke rumahku, Osaka."

*

Toru sudah pamit pulang tadi. Katanya dia akan latihan sampai malam. Sejak aku mengenal Toru, sendirian sungguh hal yang menyebalkan. Ternyata menghabiskan waktu dengan orang yang tepat memang menyenangkan. Orang yang tepat? Entahlah, rasanya seperti aku sudah lama mengenalnya. Padahal baru beberapa hari setelah pertemuan pertama kami.

Dia orang yang cukup dewasa, mengingat usianya juga lebih tua dariku. Dan aku jadi orang yang lebih banyak bicara setelah mengenalnya, berbeda dengan Toru yang lebih banyak mendengarkan. Dia memang pendengar yang baik. Ceritaku banyak mendominasi selama obrolan.

Toru tidak akan bercerita kecuali kalau memang itu perlu. Aku juga tidak mau banyak bertanya, takut mengganggu privasinya. Mungkin memang benar dia orang yang tertutup. Kami juga belum lama kenal. Akan kubiarkan sampai dia bercerita sendiri.

Besok dia akan mengajakku ke rumahnya yang berada di Osaka. Dia menyuruhku membawa beberapa pakaian karena dia akan mengajakku ke banyak tempat yang bagus di sana, jadi kemungkinan akan menginap.

Di rumahku tidak hanya ada satu kamar, jadi kau tidak perlu berpikir macam-macam.

Itu kata Toru tadi. Apa-apaan dia? Memangnya aku menginginkan sesuatu yang macam-macam? Hahaha. Yang benar saja. Namun karena dia berkata begitu, aku jadi tidak terlalu khawatir untuk pergi dengannya.

Arigatou, Toru-san! | Toru Yamashita [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن