[1] Decision

509 48 13
                                    

Aku sangat berterima kasih kepada pemilik kedai kopi ini karena telah memutar lagu yang membantuku memutuskan negara mana yang akan kutuju. Setelah menenggak sisa kopi sampai tandas, aku bergegas pulang.

Mobil kukemudikan dengan tenang karena jalanan saat ini tidak terlalu ramai. Namun tidak dengan isi kepalaku, riuh sekali.

Masalah keluarga yang harus kuhadapi. Dan memikirkan naskah ending novelku yang harusnya sudah kusetor pada pihak penerbit untuk segera dicetak. Padahal tenggat waktu pengumpulan sudah dari dua hari yang lalu, namun tidak ada satu kata yang berhasil kutulis.

Pikiranku melayang jauh, sepertinya aku harus menghubungi penerbit untuk mengundur saja proses penerbitannya. Entahlah, pikiranku sedang kacau akhir-akhir ini. Ditambah lagi deadline yang terlalu cepat.

Mudah saja sebenarnya kalau harus mengakhiri kisah cinta yang kutulis ini dengan happy ending seperti kisah pasaran lainnya.

Namun nyatanya, kisah cinta tidak selamanya berakhir bahagia. Aku hanya berusaha menulis cerita selogis mungkin.

Mungkin dengan melarikan diri bisa membuatku mendapatkan inspirasi?

*

31 Oktober 2019

Di Jepang saat ini sedang musim gugur. Pasti suasananya akan sangat baik. Dengan begitu aku akan dengan mudah menemukan inspirasi menulis. Ya, aku memutuskan untuk pergi ke Jepang setelah mendengar lagu dari kedai kopi itu. Meskipun aku tidak bisa bahasa Jepang, namun aku bisa membedakan orang yang bicara Jepang, Korea, dan Cina dari film-film yang kutonton.

Aku sudah mulai melakukan persiapan perjalanan sejak beberapa hari yang lalu. Semua dokumen yang kuperlukan juga sudah siap. Malam hari nanti aku akan berangkat. Aku memutuskan untuk tidak menggunakan jasa travel. Nekat? Tidak juga. Karena zaman sudah semakin canggih, jadi tidak perlu takut lagi akan tersesat. Ketahuilah, solo traveling akan sangat seru karena kau akan bebas jika ingin ke mana saja, tanpa perlu terikat waktu dan ketentuan dari pemandu wisata.

*

1 November 2019

Perjalanan dari Indonesia menuju Jepang memakan waktu kurang lebih tujuh jam. Aku sengaja melakukan penerbangan malam agar tiba di Jepang saat pagi. Setibanya di Haneda Airport, aku segera menyelesaikan urusan bagasi dan lainnya. Dan sekarang aku sudah berada di penginapanku.

Aku memutuskan untuk jalan-jalan di luar. Suasananya sangat baik dengan angin sejuk yang membuat tenang. Banyak kedai dan toserba di sini. Dan di sepanjang jalan banyak sekali pemandangan tentang band ONE OK ROCK. Entah itu di poster, koran, atau majalah yang dijual di area ini. Apakah band ini sangat terkenal?

Aku mampir di salah satu kedai yang menjual ramen. Aku lapar dan sedang ingin makan ramen. Kedai ini tidak terlalu ramai karena memang belum jam makan siang. Aku duduk di salah satu kursi kosong di pojokan. Ada seorang pria yang duduk tidak jauh dari tempatku.

Saat sedang menunggu pesanan,

"Lagu ini?"

Aku berbicara sendiri saat mendengar lagu yang terasa tidak asing di telingaku. Ah, aku baru ingat. Ini kan lagu yang membawaku ke sini. Lagu yang sama yang diputar di kedai kopi itu. Lagunya memang enak.

wherever you are, i'll always make you smile.
wherever you are, im always by your side.

Hanya itu yang bisa kucerna, karena lirik setelahnya adalah bahasa Jepang. Aku menikmati lagu ini dan aku menyukainya.

"Excuse me, do you speak English?" tanyaku pada pria tadi yang duduk tidak jauh dari tempatku. Dia memakai jaket, topi, serta masker. Semuanya serba hitam. Menyeramkan. Aku jadi menyesal kenapa tiba-tiba bertanya pada orang asing.

"Why?" balasnya singkat.

"Apakah kau tahu siapa yang menyanyikan lagu ini?" tanyaku lagi dalam bahasa Inggris tentunya.

"ONE OK ROCK," balas pria itu lagi.

"Ah band yang tadi itu. Thankyou," ujarku sambil tersenyum.

"Apa kau tahu band itu?" tanya pria itu. Kali ini sambil melepas maskernya. Ah, sepertinya dia tidak semenyeramkan itu.

"Aku baru tahu mereka dari poster yang tadi kulihat di jalan. Ternyata mereka yang membawakan lagu ini. Aku suka lagunya," jawabku ramah. Pria itu hanya mengangguk.

Pesananku datang dan langsung kunikmati tanpa babibu. Pria tadi kembali memakai maskernya dan berjalan keluar kedai. Tunggu dulu, dia hanya duduk dan tidak memesan apa pun? Aneh sekali.

Namun kalau dipikir-pikir lagi, wajahnya tadi terasa tidak asing.

Ah benar!

Wajah itu kan yang ada di poster yang kulihat tadi?!

*****

Arigatou, Toru-san! | Toru Yamashita [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang