Fatma tersenyum puas melihat Faiz yang sudah mengenakan stelan jas Armani pilihannya. "Sempurna!" Ucapnya bangga.

Faiz hanya bisa menghela nafas melihat sifat ibunya yang tak pernah sejalan dengan dirinya.

"Malam ini anak temen arisan mama nikah, dan kamu harus ikut hadir karena mama akan mengenalkan kamu sama seseorang. Ingat! Jangan bikin Mama kecewa."

"Mama tau kan kalau Faiz gak akan nikah sama siapapun kecuali Aurora?"

Fatma mendengkus mendengar ucapan putranya "gadis itu lagi... Sudah berapa kali mama katakan kalau gadis itu tidak akan pernah sepadan dengan keluarga kita. Jangan memulai, Faiz! Apa kamu mau mempermalukan keluarga besar? Kamu satu-satunya harapan kami, penerus perusahaan dan nama baik keluarga."

Faiz nampak sangat menahan diri untuk tidak meledakkan amarahnya, nampak dari kedua tangannya yang mengepal erat serta rahangnya yang mengeras.

"Ma..."

"Sudah, cukup! Turuti apa kata mama malam ini atau mama akan membuat kamu tidak bisa bertemu dengan gadis itu lagi."

"Mama!"

***

"Kita ke kost-kostan mu aja ya, nduk?"

Aurora yang duduk di samping eyang langsung menoleh "anu eyang, Rara bawa eyang ke hotel aja ya... Kost-kostan Rara sempit takut eyang gak nyaman."

Eyang putri tersenyum simpul kemudian mendial sebuah nomor di ponselnya.

"Halo, pak Irwan...iya betul ini saya. Saya sudah sampai Jakarta. Oh, sudah siap penthouse nya? Sebentar lagi kami sampai, terima kasih."

Percakapan eyang dengan seseorang bernama Irwan itu membuat Aurora bertanya-tanya.

"Ngapunten eyang, eyang mau bermalam di penthouse teman eyang?"

"Sembarangan!" Eyang menjewer telinga Aurora yang membuat gadis itu langsung meringis

"Ampun eyang, sakiiitt..." Aurora menggosok  daun telinganya yang memerah, sungguh! ini lah salah satu hal mengerikan yang akan terjadi jika mulut receh Aurora keceplosan berbicara sembarangan di hadapan eyang.

"Kamu ini..." Eyang menggelengkan kepalanya "...sepertinya harus eyang bawa ke Jogja untuk belajar jadi perempuan berkelas." Lanjutnya bertepatan dengan mobil yang berhenti.

Aurora menelan ludahnya kasar, "No! Please God....." Batin Aurora kemudian segera keluar dari mobil mengekori eyang putri.

***

Suasana mewah menghiasai gedung luas yang di jadikan untuk tempat pesta pernikahan anak dari seorang jaksa terkenal. Tamu-tamu kelas atas serta segala gemerlapnya dekorasi membuat Aurora sadar bahwa ini bukan tempatnya.

Setelah drama kedatangan eyang yang mengejutkan di tambah lagi sebuah penthouse yang ternyata eyang belikan untuk Aurora, kini gadis itu harus terjebak di tengah-tengah pesta pernikahan anak seorang jaksa.

Aurora tak bisa menolak saat eyang memaksa dirinya untuk mengenakan segala perlengkapan yang ternyata sudah di persiapkan dengan sangat matang. Dress putih simple yang membalut pas di tubuhnya di padukan dengan set perhiasan mutiara mulai dari anting, kalung, cincin serta gelang bernilai ratusan juta belum lagi tas tangan Louis Vuitton yang Aurora tau harganya tak kurang dari 1 M membuat Aurora hampir saja pingsan. Bagaimana bisa eyang memberikan ini semua secara tiba-tiba bak seorang peri yang mengubah tampilan Cinderella dalam satu malam?

Baiklah! Anggap Aurora sedang bermimpi malam ini dan mimpinya itu tak akan berakhir bagus, bagaimana tidak jika sekarang kedua bola mata gadis itu nyaris saja keluar saat melihat nyonya besar Hasan sedang berjalan bersama putra mahkotanya, anggap saja seperti itu dan siapa lagi jika bukan Faiz.

My Boss!Where stories live. Discover now