AWM||21

1.1K 137 39
                                    

Happy Reading 🌻

Sebuah pengakuan
.

.

.

Jeongyeon terdiam saat telinga nya mendengar perkataan Jimin, duh bahkan dirinya sekarang tidak tahu harus bereaksi seperti apa? Apa dirinya harus pura-pura kebelet? Agar dia bisa pergi dari sini.

"Oh.. gitu, em btw gue mau ke toilet nih"

Jeongyeon beranjak dari duduknya, saat ia akan melangkahkan kakinya untuk keluar, ucapan Jimin tiba-tiba membuat pergerakannya berhenti begitu saja.

"Dia mantan gue, Angela"

Keterkejutan kembali hadir melingkupi Jeongyeon, ia bahkan memejamkan matanya sejenak mengetahui fakta baru dari orang yang dia sukai ini, apa Jimin masih mencintai Angela? Tentu saja Jeongyeon, bahkan Angela sampai menginap di apartemen Jimin harusnya kamu sudah paham itu betapa Jimin mencintai Angela.

"Dia dateng beberapa hari yang lalu, pertama kali gue liat dia tentu saja gue kaget banget, dan tiba-tiba dia bilang kangen sama gue gak bisa di pungkiri gue juga kangen sama dia karena dulu dia pernah ninggalin gue secara mendadak, fikiran gue kacau hingga akhirnya gue nyuruh dia nginep di apartemen"

Jeongyeon masih berdiam diri di posisi nya yang membelakangi Jimin, hanya satu doa yang sedari tadi Jeongyeon panjatkan yaitu agar dirinya kuat dan tahan mendengar segala ucapan yang akan Jimin lontarkan nantinya.

Jimin berdiri dari duduknya ia lalu melangkah dan berhenti tepat di belakang Jeongyeon membuat Jeongyeon semakin kikuk dengan suasana saat ini, harus kalian tau Jeongyeon sekarang tengah sangat kebingungan dan sungguh ia ingin cepat-cepat pergi dari sini.

"Gue sayang sama dia, gue juga cinta banget sama dia, hati gue sepenuhnya cuma punya dia" lanjut Jimin.

Runtuh sudah dunia Jeongyeon saat ini, air matanya yang sedari tadi ia tahan kini telah luruh dengan derasnya, dadanya bergemuruh kesakitan setelah mendengar ungkapan suara hati milik Jimin, sebesar apapun Jeongyeon mencoba untuk ikhlas nyatanya hal itu tidak mudah dilakukan oleh nya.

Jimin melihat tubuh Jeongyeon yang bergetar ia tahu gadis di depannya ini menangis, ia lalu memajukan tubuhnya dan di bawanya tubuh kecil itu ke pelukannya, tangan Jimin memeluk erat tubuh gadis itu dari belakang bahkan wajahnya sekarang sudah tenggelam ke dalam ceruk leher putih milik Jeongyeon.

"Tapi, itu dulu dan sekarang hati gue cuma milik lo sepenuhnya, Gue cinta sama Yoo Jeongyeon"

Tubuh Jeongyeon menegang di tempat, apa ia salah mendengar? Apa ia sekarang sedang bermimpi? Tapi sepertinya ini sangat nyata untuknya bahkan pelukan Jimin juga sangat nyata di tubuhnya, oh tuhan apa ini yang oma maksud? Sekarang ia telah mendapatkan gift dari perjuangan dan rasa sakit yang pernah ia rasakan?

Jimin lalu membalikkan tubuh Jeongyeon menjadi menghadap ke arahnya sehingga sekarang posisi mereka sudah berhadapan satu sama lain, air mata Jeongyeon masih senantiasa menetes membuat Jimin tersenyum kecil lalu menghapus nya dengan lembut.

"Jangan nangis sayang" ucap Jimin lembut.

Tangan Jimin terulur mengusap surai rambut Jeongyeon, membuat Jeongyeon menatap Jimin dengan matanya yang masih basah jelas saja Jeongyeon masih tidak percaya dengan apa yang Jimin ucapakan, bahkan tadi Jimin memanggil nya dengan sebutan 'sayang'.

"Gue cinta sama lo, gue sayang sama lo, gue minta maaf karena selama ini gue selalu nepis perasaan gue ke lo, Emm Lo mau kan jadi pacar gue?"

Jimin semakin mendekatkan tubuhnya ke arah Jeongyeon, tangan nya sudah melingkar sempurna di pinggang gadis yang di cintai nya ini, matanya pun tak lepas untuk menatap wajah Jeongyeon yang masih terkejut.

After We Meet [COMPLETE]Where stories live. Discover now