Kesempatan Berikutnya?

25.7K 2.2K 72
                                    

Keluar dari ruang operasi, Bagas dikejutkan dengan keberadaan Harviz dan Rendi yang sudah duduk di depan ruangan.

"Kak Bagas?" Seru Harviz terlebih dahulu. Dia terlihat sangat bingung mendapati mantan kakak iparnya itu keluar dari ruangan dimana Hanum dioperasi.

Bagaimanapun, Keduanya sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Bahkan terakhir ketemu, mungkin saat Harviz kelas enam sekolah dasar.

Bagas mendekat ke arah Harviz, menepuk bahunya pelan seraya tersenyum kecil.

"Ponakan kamu sudah lahir, ganteng banget. Jangan sedih ya kalau kamu tersaingi." Goda Bagas.

"Kak Bagas nemenin kak Hanum lahiran?" Tanya Harviz, dia menampung banyak sekali pertanyaan di dalam otaknya.

Mengingat mantan kakak iparnya sudah resmi bercerai dengan Hanum, sejak delapan tahun silam atau bahkan lebih.

Dan, bagaimana bisa dia ada disini? Menemani sang kakak melahirkan buah cintanya dengan mantan suami keduanya?

"Kalian pasti belum makan kan? Gimana kalo kita makan dulu di kantin. Nanti boleh lihat bayinya kalo sudah dipindah ke kamar biasa." Ajak Bagas lagi.

Rendi dan Harviz hanya mengangguk.

"Proyeknya sukses bos! Kita menang tender dan bisa bekerja sama dengan investor yang sudah lama diincar." Ujar Rendi menjelaskan hasil meeting tadi siang.

"Thanks Ren!" Jawab Bagas sembari menyantap bakso di hadapannya.

"Kak Bagas disini dari siang tadi?" Sela Harviz.

"Iya, tante Tika bilang kamu ada ujian di kampus." Harviz mengangguk.

"Kak Bagas kenapa bisa komunikasi lagi sama kak Hanum?" Cerca Harviz, dia bahkan mengabaikan semangkuk bakso yang mulai mendingin.

"Hanum itu sekertaris Bagas di kantor, Viz." Sambar Rendi mendapati raut wajah Bagas yang sedikit gugup.

Harviz tampak terkejut, tapi beberapa detik kemudian raut wajahnya kembali normal.

"Makasih ya kak, udah kasih kak Hanum Pekerjaan. Minimal dia bisa menjamin masa depan anaknya kelak dengan penghasilannya." Ucap Harviz tulus.

"Mantan suami kakak lo nggak kasih nafkah setelah cerai, Viz?" Harviz menggeleng.

Ekhemm!

Bagas berdehem pelan, membuat Rendi menyadari ucapannya.

"Bukan lo yang gue maksud bos! Tapi bapaknya si bayi. Sensi amat lo." Celetuk Rendi sembari terkekeh.

"Kak Hanum pulang ke rumah setelah beberapa minggu resmi bercerai. Dia pulang sendiri dari Malang ke Jakarta. Dan nggak ada pembicaraan lebih lanjut antara dua keluarga. Mungkin kak Romi juga nggak tahu kalau kak Hanum mengandung anaknya."

"Oh, namanya Romi." Seru Rendi.

"Gimana kuliah kamu, Viz?" Tanya Bagas bermaksud mengalihkan topik dari mantan suami Hanum.

"Baik Kak, bentar lagi masuk semester dua." Bagas mengangguk pelan.

"Eh, kayaknya kita udah kelamaan disini. Gimana kalo langsung ke kamar Hanum aja." Sambar Rendi.

"Emang udah dipindah ke kamar biasa kak?"

"Mungkin!"

___________

Ketiga laki-laki berbeda usia itu memasuki ruangan VIP mengikuti langkah Tika. Mereka tidak sengaja bertemu Tika di koridor rumah sakit.

Bukan Salah Karma [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang