11

10.1K 1.2K 116
                                    

"Ada dua kemungkinan yang akan terjadi setelah menyelam kembali ke dalam masa lalu, antara menyembuhkan luka lama atau membuat luka baru yang lebih sakit."

***

Sudah berjam-jam Michelle mengurungkan dirinya di dalam kamar. Bukan karena dia sedang sedih dan menyendiri, melainkan dia ingin fokus mengerjakan tugas-tugasnya. Dia sudah lalai beberapa hari ke belakang dan kini sudah seharusnya dia mengejar kembali supaya tidak tertinggal.

Sementara, Rifa yang ada di kamar sebelah merasa sangat jenuh. Sudah segala macam aktivitas dia lakukan di dalam rumah ini mulai dari yang berfaedah seperti membersihkan rumah hingga yang tidak berfaedah seperti jungkir-jungkir di lantai. Bukannya tidak mau keluar rumah, hanya saja ini akhir bulan dan Rifa harus menghemat pengeluarannya. Padahal Rifa punya banyak teman yang bisa diajak main.  

Kini gadis yang sudah bosan setengah mati berada di dalam rumah dengan pasrah membuka ponselnya kembali. Memeriksa semua sosial media yang dia punya.

Sebuah pesan tiba-tiba masuk ke dalam ponsel yang dari tadi dia genggam. Mata Rifa berbinar membaca setiap katanya sampai akhirnya dia bangkit penuh semangat. Jujur saja Rifa tidak mau mengganggu sahabatnya yang sedang fokus mengerjakan tugas-tugasnya, namun informasi ini penting sekali untuk disampaikan kepadanya.

"Michelle!" Panggil Rifa dengan suaranya yang cukup kencang sambil mengetuk pintu kamar Michelle.

Michelle melepas earphone yang sumbatkan ke dalam kedua telinganya. Terdengar jelas bahwa Rifa bahagia, sudah pasti dia akan membawa kabar baik tentang dirinya sendiri. Entah itu kabar baik untuk Michelle juga atau tidak.

Michelle segera membukakan pintu kamarnya untuk Rifa. Gadis itu langsung masuk ke dalam kamar Michelle dan duduk di atas ranjang.

"Apa? Aldino pulang kampung?" Tebak Michelle sebelum Rifa mengangkat suaranya.

"Ish bukan itu, tapi berhubungan juga sih," Rifa terlihat sangat bahagia, senyumnya tidak memudar sama sekali.

"Reuni tahun ini gue panitianya, akhirnya ya ampun gue ke pilih juga. Pokoknya gak mau tahu lo harus ikut yaa Chelle kali ini, gue jamin acaranya bakal seru kan gue yang ngurus sekarang," ucap Rifa dengan satu tarikan nafas. Wajar saja Rifa sangat bahagia, karena sudah beberapa tahun dia tidak terpilih menjadi salah satu panitia reuni tahunan.

International High memang menyarankan setelah lulus tiap angkatan harus membuat reuni tahunan supaya masih saling mengenal satu sama lain. Masa SMA adalah masa terindah dalam hidup, jangan sampai hanya karena kesibukan yang dihadapi saat ini membuat kita lupa dengan kenangan terbaik kita. Sesekali memang harus bernostalgia bersama, mengenang kembali sebuah kenangan yang telah dibuat dahulu. Seperti itulah pernyataan Sekolah International High.

"Congrats yaah, kalau gue gak sibuk gue dateng deh hehe," Michelle turut bahagia melihat Rifa sangat ceria.

"Please Chelle, kali ini aja yah," Rifa memohon.

"Yaudah deh iya," Michelle mengiyakan permintaan Rifa dengan pasrahnya.

"Yeey, awas aja lu gak dateng gue minta Rifqi yang jemput elo," ancam Rifa yang kemudian disusul dengan tawa penuh artinya.

Perlahan senyum Michelle memudar. Dia jadi teringat ucapan Rifqi beberapa hari yang lalu. Lelaki itu memintanya untuk datang ke pernikahannya nanti. Jujur saja sebenarnya dari awal Michelle sudah berencana untuk tidak datang, namun dia tidak punya pilihan lain sekarang. Mau tak mau harus dia hadapi nanti karena lelaki itu memintanya untuk datang.

"Lo mau ngadain acaranya kapan?" Michelle mulai bersuara kembali.

"Hmm lo ujian tiga bulan lagi kan? Paling gue adain pertengahan bulan depan, gak apa apa kan?" Rifa kembali memastikan jadwal Michelle.

Michelle mengangguk. Sebenarnya dia sedikit terkejut bahwa Rifa mengetahui jadwal akademiknya. Padahal Michelle belum memberitahukan kepadanya.

"Oke deal yah lo ikut, gak akan bisa alesan lagi soalnya gue bakal pilih pas lo lagi kosong biar gak bisa cari alesan," Rifa terlihat sumringah seolah olah kini kemengangan sudah sepenuhnya ada di tangan.

Sebenarnya Michelle punya alasan lain mengapa dirinya tak pernah hadir dalam acara reuni tahunan . Selain sibuk dalam akademik, Michelle tak mau mengingat kembali kenangan yang telah dia buat bersama Rifqi dahulu. Semanis apapun itu, seindah apapun itu pada akhirnya malah membuat Michelle semakin sakit. Bagi Michelle, bernostalgia sama halnya seperti membuka luka lama dan menggalinya lebih dalam. Pada akhirnya luka tersebut terasa semakin menyakitkan hingga membuat trauma.

Sampai saat ini Michelle masih belum bisa berdamai dengan masa lalunya yang terus menghantuinya selama hidupnya. Entah karena dia belum bisa memaafkan apa yang telah Rifqi perbuat padanya atau karena dia belum bisa merelakan kepergian Rifqi dari hidupnya. Padahal Michelle tahu bahwa semua ini bukan pilihan Rifqi, bukan yang diinginkan oleh Rifqi.

Kini semua itu tak bisa dia hindari lagi. Mungkin sudah menjadi takdirnya untuk menyapa masa lalunya dan kembali terjun ke dalam sana. Michelle sangat berharap acara itu nantinya tidak  membuat lukanya semakin dalam, Michelle ingin sembuh.

***

Vote dan Comment buat next part!

Instagram :

Putrizhr

Chachaii_

Haloo semuanya. Maaf yah untuk part yang ini memang sedikit agak pendek dari biasanya hehehe. Tapi kedepannya bakal sama aja kok kaya biasa. Semoga tetep suka yah sama ceritanya hihi. Kita coba lagi yaa 1,5 views 300 vote, boleh?

Ohiya buat kalian yang akun IGnya mau di follback sama aku, capture bagian favorit dari cerita CLBK, masukkan ke Snapgram dan jangan lupa tag akuu @putrizhr dan @chachaii_. lima orang pertama yaa!

See u!!

CERITA LAMA BELUM KELAR - CLBK (IPA & IPS 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang