[3] ILUSI MALANG🌻

70 22 15
                                    

Tak semua yang seirama akan terus bersama, karena bagaimanapun juga,  sebuah awal akan segera menemui akhirnya.

-Sebelum baca harap VOTE dulu-
Happy Reading, Yeorobun🌻
Ig:@khaerunn.ff

Berkas cahaya jingga menyeruak disela jendela dan mendarat tepat di wajah gadis cantik yang sedang tertidur lelap. Britania Clara Biancalista, gadis kecil yang hampir tiap hari melewati hari yang berat.

Wajar saja jika ia harus bermalas2an dihari libur, sebab beberapa minggu belakangan ini cukup menguras tenaganya. Ntah fisiknya ataupun psikisnya, semuanya tersayat luka.

Pagi itu seperti biasanya, sahutan burung bercampur dengan omelan Mama cukup menganggu indra pendengarannya,

"Biaannn, Sarapann" teriak Mama dengan nada suara yang sedikit ditinggikan.

Sembari mengumpulkan nyawanya, Bianca berjalan sempoyongan menghampiri Biya.

"Ayolah ma, ini hari libur. Ijinin Bian tidur sedikit lebih lama dari biasanya, please" ujarnya sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena berusaha menahan kantuk yang menyerangnya.

"Anak gadis kok kerjaannya molor mulu. Sana, Sarapannya Mama siapin dimeja makan. Kalo laper ambil sendiri," jawab Biya,

"Mama mau kemana?" Bianca bertanya ketika melihat Mamanya sedang terburu-buru dengan pakaian yang terbilang cukup rapi.

"Mau kerumahnya tante Ziya," jawab Biya singkat.

"Mo ngapain pagi-pagi gini, Ma?" tanyanya lagi.

"Tante Ziya sakit katanya, Mama mau jengukin. Bara ngga cerita sama kamu?"

"ngga," jawab Bianca singkat.

Beberapa hari belakangan ini, Bara dan Bianca memang cukup renggang. Tak ada komunikasi yang terjalin antara keduanya. Olehnya, hanya ada banyak tanda tanya yang terlintas dipikirannya namun karena tubuhnya terlalu lelah, ia akhirnya terlelap kembali dikamarnya.

*****

wiuu...wiuu..wiuu..
suara ambulance terdengar semakin dekat.

"Kok ada ambulance?" dengan suara khas bangun tidurnya, Bianca beranjak dari tempat tidur dan mengucek matanya.

Beberapa menit kemudian, isak tangis memecah kesunyian pagi itu, Bianca terbelalak. Matanya menatap tajam kesumber suara.

tokk..tokk *suara ketukan pintu memecah lamunannya,
"Tetangga kita ada yang meninggal?" tanya Bianca pada Ryan ketika cowo itu muncul dibalik pintu kamarnya.

"Tante Zi..." belum selesai Ryan berbicara, Bianca menerobos tubuh kakaknya dan berlarii menuju tempat dimana feelingnya jatuh kesana ketika mendengar sirine tadi.

Bianca berlari sekuat tenaga, tentu masih dalam kondisi bersetel piyama tidur dan rambutnya yang tak sempat ia rapikan.

Dari kejauhan samar-samar ia melihat anak laki-laki disebelah keranda mayat yang turun dari mobil putih bersirine merah yang terus menerus mengeluarkan suara nyaringnya.

Ada bendera kuning dan orang berpakaian serba hitam yang terlihat memadati rumah minimalist putih dengan gerbang cokelat bercorak antik itu.

Detak jantungnya semakin tidak karuan, frekuensi nafasnya mulai tidak normal ketika menyaksikan pemandangan pilu di pagi itu.

Fokus matanya tidak berpaling dari sosok cowo yang terlihat sangat pucat, dengan kaos navy lusuh dan jeans pendek yang ia kenakan, Bara.

Wajah Bara memancarkan duka yang mendalam. Bagaimana tidak, hari ini laki-laki itu telah kehilangan orang yang paling ia sayang.

HI to BYE~Where stories live. Discover now