Flower

2K 140 0
                                    

🌸🌸🌸

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

🌸🌸🌸


Anka menepati janjinya untuk mengajak Anna berjalan-jalan saat weekend. Pagi itu, mereka berdua berlari bersama untuk menghabiskan matahari pagi.

"Hah pak. Tunggu saya. Hah." Anna menyesal karena menyetujui rencana Anka untuk joging. Pria itu mengajaknya untuk berlari santai, tetapi malah berakhir dengan ia harus mengejar Anka yang lari sprint jauh di depannya.

"Badan kamu sangat lemah. Kamu harus banyak berolahraga. Atau ka-" Anna menepuk keras pundak pacarnya.

"Bapak kan mengajak saya untuk lari santai. Kenapa bapak malah berlari sangat cepat seperti itu. Bapak bercanda ya." Ucap Anna kesal. Ia terduduk lemas di pinggir jalan sembari memijat kakinya yang pegal.

"Jika kamu berisitirahat, malah akan terasa lebih pegal." Anka mencoba menarik gadis itu untuk berdiri. Namun, Anna menolaknya.

"Gak tahu ah. Saya capek." Tolak Anna.

"Cepat naik." Anka berjongkok di depan pacarnya itu berniat untuk menggendongnya.

"Hehehehe." Anna tertawa senang. Pacarnya memang tahu apa yang dia inginkan.

"Kamu sangat bahagia ya selalu meminta saya untuk menggendong kamu." Ketus Anka.

"Ya habis, kan salah bapak sendiri yang membohongi saya." Anna memainkan kedua kakinya dengan gembira.

"Jangan banyak bergerak atau saya akan menurunkan kamu."

"Iya iyaa." Ucap Anna cemberut. Anna menoleh, tertarik dengan toko bunga yang ada di samping kiri jalan.

"Pak saya mau mampir ke toko bunga itu dulu." Ucap Anna sembari menunjuk toko itu. Mereka akhirnya mampir ke toko itu.

"Kenapa kamu tiba-tiba tertarik dengan bunga?" Tanya Anka sembari melihat sekeliling. Berbagai jenis bunga yang masih segar tersedia disana. Selain itu, juga ada banyak tanaman hias yang terlihat terawat terpajang dengan rapi di dalam toko.

"Saya dari dulu menyukai bunga. Saya juga seringkali membantu mama menanam bunga di taman depan rumah. Namun, setelah meninggalnya Kak Kianna, saya tidak pernah lagi tertarik dengan bunga. Namun, anehnya sekarang saya ingin merawat bunga lagi." Ucap Anna tersenyum pahit. Ia memandang Anka dengan tatapan dalam.

 Ia memandang Anka dengan tatapan dalam

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.
My Perfectionist Boss "Sudah Diterbitkan"Onde as histórias ganham vida. Descobre agora