Mbak Lampir

4K 244 1
                                    

Brian Nathan Derindra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brian Nathan Derindra

🌸🌸🌸

Anna merasa heran dengan dirinya sendiri. Dia sudah tahu kalau atasannya itu tidak suka urusan pribadinya diusik, tetapi dirinya tetap saja mencampuri urusannya. Dibalik itu, gadis itu mempunyai satu alasan, yaitu karena Anna pernah merasakan apa yang dirasakan atasannya sekarang. Anna tahu, bagaimana rasanya sendiri, ditinggalkan oleh orang tersayang. Rasanya ingin menghilang dari dunia ini. Rasanya hidup ini sudah tidak berarti dan sama sekali tidak ada alasan untuk hidup. Selama ini, Anna juga hidup dalam penyesalan.

Anna ingat tentang masa lalunya. Kejadian itu, selalu terngiang dipikirannya, meskipun Anna selalu berusaha keras untuk melupakannya, kejadian itu seakan mempunyai ruang tersendiri di ingatan gadis itu. Hal itu benar-benar merepotkan bagi Anna.

Setelah kejadian tadi malam, kedua orang itu tidak berbicara satu sama lain. Memang sebenarnya mereka tidak pernah berbicara jika tidak membahas tentang pekerjaan. Meskipun begitu, biasanya Anna meminta pendapat atasannya tentang masalah pekerjaan agar hasilnya lebih memuaskan. Namun, suasana pagi itu terasa lebih mencekam karena kejadian tadi malam.

Perkataan Anka terngiang di ingatan Anna. Dia merasa tidak sadar diri akan posisinya. Memang siapa dirinya dengan berani-beraninya memberikan nasihat kepada Anka. Dirinya kan hanya sekretaris. Seharusnya Anna lebih fokus kepada pekerjaan bukan masalah pribadi Anka.

🌸🌸🌸

Beberapa hari kemudian, situasinya masih tetap sama. Namun, hari itu Anka terlambat entah apa alasannya. Di dalam ruangan Anka hanya ada seorang perempuan.

"Mungkin pacarnya Pak Anka." Gumam Anna.

Beberapa menit kemudian, Anka mengirimkan pesan kepada Anna kalau dia ada urusan mendesak sehingga akan terlambat ke kantor. Dia meminta gadis itu untuk menyuruh Brian memimpin rapat pagi itu.

"Heh lo." Anna mendongak.

"Perempuan itu berbicara denganku?"

"Iya lo, siapa lagi yang ada di ruangan ini selain lo."

Kenapa sih ini perempuan. Pagi-pagi sudah membuat keributan. Tidak tahu apa tugasku menumpuk. Kenapa malah menggangguku. Pikir Anna.

"Kapan Anka datang." Tanya perempuan itu yang berdiri di depan meja Anna. Kenapa tidak bertanya sendiri dengan orangnya.

"Pak Anka sedang ada urusan diluar, jadi mohon tunggu sebentar lagi. Saya permisi." Ucap Anna buru-buru. Tidak baik jika dirinya terlalu lama disini. Dia merasakan hawa yang menyebalkan dari gadis itu.

"Buatkan gue kopi." Anna berhenti dan menatap gadis itu kesal.

"Tapi, sebentar lagi ada rapat dan saya harus menyiapkan segala keperluannya. Kalau anda butuh sesuatu silahkan hubungi petugas yang ada." Seenaknya saja gadis itu memerintahku.

My Perfectionist Boss "Sudah Diterbitkan"Where stories live. Discover now