What Does It Mean

2.5K 191 5
                                    

🌸🌸🌸

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

🌸🌸🌸

Dengan bantuan Anka, Anna akhirnya selesai memasak. Kue itu juga hampir mirip dengan buatan Ria. Yang lebih mengejutkan adalah rasanya yang sangat enak.

"Kenapa Tuhan tidak adil. Kenapa Pak Anka harus punya wajah yang diatas rata-rata, punya kedudukan, apalagi punya keahlian memasak seperti ini. Benar-benar cocok jadi menantu idaman memang.
Meskipun ada satu kelemahan, ya sifatnya itu yang seperti batu dan kalau ngomong benar-benar membuat orang kesal."

"Wah, makasih pak. Kalau tidak ada Pak Anka, entah kapan saya akan selesai membuatnya." Kata Anna yang masih sibuk memakan kuenya.

"Besok kita akan berangkat. Jadi, saya harus segera pergi untuk menyiapkan segalanya." Ucap Anka sehabis mencuci tangannya.

"Oh ya, besok kan rencana kita untuk ke Bali." Gumam Anna. Mulutnya masih penuh dengan kue coklat kesukaannya.

Anna menatap lekat pria itu yang sedang membersihkan peralatan masak tadi. Wajahnya terlihat lebih segar daripada biasanya. Karena saat bekerja, wajah Anka selalu lesu dan dingin. Hari ini, wajahnya terlihat lebih enak dipandang.

"Bapak tidur dengan nyenyak ya tadi malam." Anka menoleh mendengar perkataan Anna.

"Bagaimana kamu tahu?" Tanyanya penasaran.

"Ehm, saya hanya menebak saja. Soalnya, wajah Pak Anka selalu menyeramkan untuk dipandang. Namun, hari ini sepertinya berbeda." Jawab Anna. Mana mungkin Anna akan mengatakan bahwa ia tahu kalau pria itu tidak pernah bisa istirahat dengan baik tanpa obat tidurnya.

"Kamu benar-benar tidak ada takut-takutnya berbicara seperti itu pada atasan kamu ya." Ujar Anka tercengang. Gadis itu memang selalu blak-blakan dengan ucapannya. Anna yang mendengar perkataan Anka hanya bisa meringis dan kembali ke ruang tamu sebelum Anka mulai mengomelinya lagi.

Anka kembali ke kamarnya dan membereskan semua barangnya. Ia berniat kembali ke hotel.

"Ucapkan terima kasih saya kepada mama dan papa kamu." Ucap Anka sembari meletakkan tasnya di mobil.

"Dan jangan lupa. Besok kita akan berangkat. Jangan bangun kesiangan atau kita akan ketinggalan pesawat."

"Lama-lama bapak menjadi lebih menyebalkan dibandingkan Kak Sean." Gumam Anna mendecih pelan.

"Apa kamu bilang?" Tanya Anka yang tidak mendengar apa yang dikatakan oleh gadis itu. Anna menggeleng cepat.

"Ah, tidak. Bukan apa-apa. Hahaha."

"Kalau begitu, saya pergi dulu." Ucap Anka. Ia melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah.

"Hati-hati pak." Ujar Anna sambil melambaikan tangan.


🌸🌸🌸

"Ma, Anna boleh pergi nggak besok." Ijin Anna yang tiduran di paha mamanya. Ria mengelus kepala anaknya pelan sambil menonton acara televisi kesukaannya.

My Perfectionist Boss "Sudah Diterbitkan"Där berättelser lever. Upptäck nu