I Want to Know

2.8K 203 1
                                    

🌸🌸🌸

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌸🌸🌸

Ria dan Andri sudah tidur sejak tadi. Sedangkan Sean sedang sibuk di kamarnya. Anna yang belum mengantuk memilih untuk duduk di luar, mencari udara segar. Kata-kata Sean terus berputar di pikiran gadis itu.

Anna bingung pada dirinya sendiri. Kenapa dirinya bisa-bisanya suka pada Anka. Padahal pria itu sudah pernah mengatakan padanya kalau dirinya tidak pernah berharap pada cinta.

"Kenapa kamu masih disini." Anka datang dan duduk di samping Anna.

"Bapak belum tidur?" Tanya Anna.

"Saya belum mengantuk." Anka menatap jauh ke atas. Setelah hujan deras tadi, langit terlihat lebih terang karena bintang-bintang yang tidak tertutupi awan.

"Terima kasih Ann, untuk semuanya." Anka tersenyum menatap Anna.

Anka sangat bersyukur, ia dapat bertemu dengan Anna. Karena Anna, dirinya dapat merasakan lagi kehangatan pelukan seorang ibu, bahagianya bisa makan bersama keluarga yang dulu tidak pernah ia rasakan, dan mengetahui ada orang yang perhatian padanya. Hal itu cukup membuat kehidupannya menjadi lebih berwarna.

"Bisa tidak, jangan membuatku semakin suka?" Batin Anna sambil mengalihkan pandangannya.

"Untuk apa? Saya tidak melakukan apa-apa." Jawab Anna.

"Semua yang telah kamu lakukan." Ujar Anka tersenyum.

"Semua yang kamu katakan dan lakukan telah membuat kehidupan saya berubah." Lanjut Anka. Pria itu menutup matanya. Merasakan angin yang berhembus di sekelilingnya

"Saya ingin menceritakan sesuatu pada kamu." Ucap Anka.

"Apa?" Tanya Anna penasaran.

"Keluarga saya tidak sebaik yang dibayangkan. Bahkan, untuk bisa makan bersama saja merupakan sebuah keajaiban. Keluarga saya hanya seperti sekumpulan orang asing yang tinggal bersama di satu atap. Saya jarang sekali berbicara dengan ayah saya. Dia benar-benar orang yang dingin." Anka meringis pahit jika mengingat tentang kehidupannya di masa lalu.

"Saya hanya punya bunda. Bunda yang selalu bisa membuat hari-hari saya menjadi lebih bermakna. Bunda selalu perhatian kepada ayah walaupun ayah sama sekali tidak peduli. Bunda selalu tersenyum meskipun dalam keadaan terburuk. Senyumnya selalu saja terukir. Namun, karena suatu kejadian, membuat saya kehilangan bunda. Saat bunda pergi, saya kehilangan arah. Saya tidak mau hidup dengan ayah yang tak pernah perhatian pada keluarganya sendiri. Akhirnya, saya memutuskan untuk pergi ke Amerika." Anka menatap langit. Rasanya lebih lega saat dirinya bisa mengatakan cerita masa lalunya pada orang lain. Selama ini, dia selalu menahan beban itu sendiri. Namun, dia merasa lebih baik saat bisa mengatakan hal itu pada Anna.

Anna menatap lekat pria yang ada disampingnya itu. Air mata tak terasa menetes di pipinya. Dia juga sudah menebak. Sikapnya yang dingin dan wajahnya yang selalu tanpa ekspresi, pasti ada suatu hal besar yang membuatnya menjadi seperti itu.

My Perfectionist Boss "Sudah Diterbitkan"Where stories live. Discover now