Contract

2.5K 179 0
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

🌸🌸🌸

Mata Anna membelalak terkejut.

"Kenapa tiba-tiba bilang kalau aku pacarnya? Apalagi yang ada di pikiran bos gila ini?" Batin Anna bertanya-tanya. Matanya menatap Anka tajam.

"Wah, beberapa tahun nggak pulang, langsung bawa pacar aja kamu. Akhirnya, kamu punya pacar juga." Ucap kakek yang langsung memeluk Anna. Dahi Anna mengerut meminta penjelasan pada Anka. Pria itu hanya terdiam memandang Anna.

"Ayo kita masuk." Kakek menarik Anna untuk segera masuk.

"Kek. Kita kan baru saja sampai. Biarkan Anna istirahat terlebih dahulu." Ucap Anka sambil menarik tangan Anna.

"Huh, kamu itu memang pintar merusak suasana hati orang tua ini. Baiklah. Terserah kamu." Kakek pergi meninggalkan mereka berdua. Anka membawa gadis itu menuju kamar tamu.

Setiba di kamar, Anna langsung meminta penjelasan tentang kejadian tadi.

"Bapak bercanda ya?" Tanya Anna kesal.

"Wajah saya memang terlihat seperti orang yang sedang bercanda?" Tanya Anka.

"Ukhh. Muka datar begitu, tidak akan ada yang percaya kalau Pak Anka sedang bercanda." Gumam Anna.

"Ya terus maksud bapak apa tadi?" Tanya Anna sambil memijat dahi.

"Anggap saja kamu sedang balas budi kepada saya tentang kamu yang tiba-tiba memperkenalkan saya sebagai pacar kamu kepada orang tua kamu." Ucap Anka penuh penekanan. Anna hampir lupa tentang hal itu.

"Saya juga sama seperti kamu. Kalau dalam waktu dekat saya tidak mempunyai pasangan, maka kakek akan menyeret saya secara paksa untuk mengikuti perjodohan." Anna mengeluh pelan.

"Kenapa masih ada perjodohan pada jaman sekarang? Benar-benar menyusahkan." Batin Anna jengkel.

"Hah. Berarti kita impas kan pak." Anka mengangguk.

"Nanti malam ada acara resepsi pernikahan teman saya dan kamu akan ikut nanti." Anna menunjuk diri sendiri.

"Saya? Kenapa saya juga harus ikut?" Ucap Anna. Apalagi yang direncanakan oleh pria menyebalkan ini. Pikir Anna.

"Kamu sudah dengar kan apa yang tadi saya katakan. Saya sangat muak dengan mereka yang selalu saja menjodohkan saya dengan orang asing. Setidaknya, dengan adanya kamu mereka tidak akan mengganggu saya lagi dengan ocehan yang tidak berguna." Lanjut Anka sebelum Anna mulai melontarkan pertanyaan lagi.

"Terserah bapak saja." Ucap Anna pasrah. Dirinya lelah untuk berdebat dengan pria itu.

"Eh astaga. Saya lupa tidak membawa baju untuk acara seperti itu." Ucap Anna menepuk dahinya.

"Kamu jangan khawatir. Saya akan menyiapkannya." Ujar Anka.

"Tapi, sampai kapan kita akan berbohong seperti ini?" Tanya Anna yang membuat langkah Anka yang akan keluar kamar terhenti.

My Perfectionist Boss "Sudah Diterbitkan"Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz