Part 42 : Our Bloody Truth

818 103 33
                                    

• Yuichiro POV •

Aku benar-benar kegerahan. Habis sudah kesabaranku menunggu Mika.

Lihat saja nanti, aku akan menggempur Mika dengan semua pertanyaaanku. 
Kenapa kau lama sekali? Apa yang kau lakukan? Dan seribu pertanyaan lainnya. Mungkin Mika akan kewalahan menjawabnya satu-satu. 
Biar saja! Dia pikir menunggu lama-lama enak apa?

Tidak.

Aku tidak mau menunggu lagi.

Mataku mengawasi Kimizuki yang menatap syahdu liukan tenang api unggun itu.

Menurut perkiraaanku, dia sedang tidak cukup siaga untuk gerakan tiba-tiba. Ya, itulah yang harus kulakukan!

Mataku melirik sekejap ke arah teman-temanku yang tertidur. Sekedar memastikan.

Baiklah, aman!

Aku mempersiapkan kakiku untuk bangkit secepat mungkin dari posisi bersila.

Satu..

Dua..

Tiga...

TAP! 
Dalam satu hentakan aku berhasil berdiri. Di detik itu, kulihat Kimizuki terlonjak kaget. Belum sempat menyadari apa yang terjadi.

Segera saja aku mengambil kesempatan dan berlari meninggalkannya.

"WOII!! BAKA-YUU!! KEMARI KAAUU!!" Teriak Kimizuki yang baru seratus persen sadar apa yang terjadi. Aku tertawa kegirangan merayakan keberhasilanku kabur.

"Yosh! Itu dia pintu keluarnya!" Seruku semakin bersemangat melangkahkan kakiku. Pintu keluar itu adalah panel kaca yang telah pecah.

Slap!
Tanpa mengurangi kecepatanku, aku berhasil keluar lewat celah yang terbuka.

Aku menghentikan langkahku. Hujannya ternyata lebih deras dari yang kukira. Sepuluh detik aku berdiri disini, sekujur tubuhku sudah basah kuyup.

Aku celingukan. Tepat di hadapanku ada perempatan.

"Ya ampun, Mika pergi ke arah mana ya?"

"Ah, yang paling mungkin, Mika pasti ke lurusan. Dia kan mengejar Lia."

Baru saja aku akan melangkah, tiba-tiba aku merasakan sesuatu datang. Samar-samar, aku mendengar suara Mika.

Aku agak mendongak. Dari situlah asal suaranya. 
Aku menajamkan penglihatanku. Memperhatikan langit yang pekat. 
"Apa yang tadi kudengar itu nyata?"

Seakan menjawab pertanyaanku, mataku melihat sesuatu.

"Mika?"

Ya! Itu benar-benar dia. Aku melihatnya di ketinggian sekitar 5 meter. Aku yakin itu benar-benar dia! Satu-satunya yang bisa melakukannya adalah seorang vampir seperti Mika.

"Mikaa! Akhirnya kau datang jugaa!"
Aku menjerit senang dalam hati. Senang sekaligus gemas dengannya. Terpikir olehku untuk meremas pipinya kuat-kuat melampiaskan kegemasanku sampai dia memelas-melas padaku.

"Hehe, rencana yang cukup bagus."
Batinku.

Aku pun memutuskan untuk tetap berdiri disini. Seragam hitamku sempurna menyatu dengan kegelapan malam.

Aku tertawa membayangkan wajah Mika yang tidak menyadari keberadaanku, tiba-tiba kukagetkan. Aku menghitung tiap detik dengan tidak sabaran.

SYUUTHH!
Sosok itu meluncur cepat ke bawah.

Owari no Seraph -Spin Off-Where stories live. Discover now