Part 34 : Latihan Terakhir

636 86 0
                                    

Pagi. Tak peduli keadaan bumi ataupun penghuninya, Matahari tetap terbit. Merangkak naik lalu terbenam di ufuk barat. Menciptakan hari kemarin dengan sejarahnya, dan hari esok yang entah apa yang akan terjadi.

Beberapa jam yang lalu sudah menjadi masa laluku. Saatnya meninggalkan itu semua dan menjalani hari ini.

Kapan-kapan, aku akan mengingat semua masa lalu itu. 
Yah, harusnya semua orang tahu, masa lalu hanya sejarah. Dan sejarah hanya untuk dikenang. Bukan menjadi mata yang buram untuk melihat masa depan.

Aku telah dilahirkan kembali.

Itulah yang kutahu saat melihat cahaya matahari pagi ini. Aku melangkah menuju jendela. Membukanya lalu memberanikan diri mengulurkan kepalaku keluar. Tidak ada angin yang berhembus. Aroma pagi yang tidak pernah berubah memenuhi hidungku. Aku terpana melihat pemandangan sunrise,

Lalu aku menyadari sesuatu​. 
"Sudah berapa lama aku disini? Untuk apa aku disini?"

"Kau hanya bermain dengan mereka." 
"Bermain? Apa artinya aku hanya membuang waktu?"
"Ya, kuberitahu kau. Misimu belum selesai. Setelah kau berhasil masuk kesana, ternyata 'dia'  yang kau cari terkena masalah."

"Iya. Aku ingat. Setelah itu aku kemari untuk membantu kekuatanku."
"Tapi, mereka tidak mau membantumu."
"Sungguh?"

Tok! Tok! Tok!

"Lia-san? Kau didalam?"
Aku menoleh. "Siapa?"
"Tentu saja ini aku, Kirei Shinoa."
"Lia-chan! Ayo kita latihan!"

Aku termangu keheranan mendengar kata 'latihan'.
Beberapa saat kemudian, aku baru ingat hal itu.

"Iya!" Jawabku menuju pintu.
"Hei," Panggil Lula
Aku menoleh. "Eh, iya?"
"Kau sungguhan mau latihan lagi dengan mereka? Kita harus bergegas pergi."
"Kau benar. Tapi mereka mengajakku latihan. Itu berarti aku bisa pemanasan dulu kan?"
Lula terdiam sekejap. "Ahaha, kau pintar juga mencari alasan, Lia."

Aku memberinya tatapan 'tentu saja'.

"Oiya. Bantu aku ya, Lula." Pintaku.
"Dengan senang hati."

Aku tersenyum berterimakasih lalu membuka pintu.

"Pagi." Sapaku.
Shinoa dan Mitsuba saling berpandangan. Tak percaya.
"Pagi juga, Lia-san."
"Hei, kau kelihatan riang hari ini, Lia-chan. Ada apa?"
"Haha, tidak ada apa-apa kok. Oh iya, ayo kita latihan."
"Ayo!"

Kami bertiga lalu turun ke lantai bawah.

Di halaman depan,
Yu, Kimizuki, Narumi, Yoichi dan Narumi langsung melihat kearah kami yang baru datang.
"Hei, tumben sekali kau terlambat, Lia."
"Ha? Aku terlambat untuk apa?"

Bukannya menjawab, mereka saling bertukar pandangan. Heran.
"Uhm, apa kau baik-baik saja, Lia?" 
"Iyaah, aku sangat baik-baik saja, Mika." Kataku dengan nada riang.

Mereka semakin heran. Aku terlihat jauuh berbeda dari kemarin.
"Apa kau betulan Lia yang kami kenal?" Celetuk Yu.
"Iya!" Kataku penuh semangat.

"Baiklah tidak usah membicarakan itu lagi. Ayo pergi." Kata Narumi.
"Kemana?" Celetukku. 
Celetukanku sontak membuat mereka menghentikan langkah.

"Aku semakin tidak yakin kau ini Lia." Ujar Kimizuki.
"Begitukah?"
"Kita akan pergi ke lapangan untuk latihan Lia-san. Apa kau tidak ingat?" Kata Shinoa.
"Hum? Oh iya, aku baru ingat."
"Baiklah, ayo semuanya." Kata Shinoa.

Kami pun berjalan bersama menuju lapangan.

"Mika," panggil Yuichiro.
"Iya?" 
"Kenapa Lia, terlihat lebih semangat seperti itu?"
"Apa itu hal yang buruk?" Tanya Mika balik.
"Uhm, tidak juga. Malah kubilang, ini akan lebih bagus. Firasat ku latihan hari ini akan lebih seru." Kata Narumi tiba-tiba datang menyela.
"Terserahmu saja." Desis Mika memalingkan wajahnya.

Owari no Seraph -Spin Off-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang