Part 13 : Kejutan

885 154 3
                                    

Mobil yang entah berapa lama menembus jarak itu berhenti.

"Eh, kenapa berhenti?" Kamelia mengalihkan pandangan dari buku yang dibacanya.

"Tunggu sebentar disini." Jawab Mika seperti biasanya. Singkat. Lalu keluar dari mobil.

"Hei. Kenapa dia tak pernah menjawab pertanyaanku dengan benar huh?" Kamelia berdecih menutup bukunya dengan kuat.

"Bagus. Sekejap saja dia sudah menghilang entah kemana."

Kamelia melirik jam tangannya. Lewat senja.

"Uahh. Aku sungguh tak bisa diam mematuhi yang Mika katakan!"
Kamelia melepas napas kesal.

Akhirnya demi alasan bosan, dia keluar dari mobil. Meregangkan tubuhnya yang hanya bisa duduk diam sepanjang perjalanan.

"Hmmm, kira-kira sudah sejauh apa aku pergi?"

Hingga sulit bagiku untuk kembali...
Gadis itu menatap semburat muka jingga mewarnai ufuk barat. Tercenung. Ya, aku sudah bermain terlalu jauh dari rumah.

• Mika POV •

"Hm, aku sudah sampai di sini ya. Berarti tak jauh lagi." Gumam Mika di depan papan sebuah penunjuk. Semacam map lokasi.

Tunggu, apa aku harus bersyukur kalau perjalanan ini, dengan gadis itu, selesai? Entahlah.

Langit yang mulai meredup menyadarkan Mika.

"Oh, tidak. Sebentar lagi malam tiba. Aku harus bergegas"
Mika berbalik. Mempercepat langkahnya.

-•-

"Oh, tidak. Jangan lagi.." umpat Mika menyadari rekannya sudah raib. Mika menyapu pandangannya ke sekeliling.

"Ughhh! Sebodoh apa Kamelia itu?! Seharusnya dia mengatakan bahasa apa yang bisa dia pahami daripada terus menghilang sesuka hati!" Geram cowok itu sambil berjalan beberapa langkah dari mobil.

Akhirnya dia mendengus keras dan memutuskan mencarinya dengan mobil saja. Lagipula matahari sejengkal lagi menarik semua cahayanya.

Saat Mika membuka pintu mobil, betapa kagetnya ia karena orang yang dicari sudah duduk manis di tempatnya.

"Hei Mika, kau bisa memiliki itu." Kamelia melempar sebuah jaket parasut biru donker ke kursi kemudi.

"Kenapa kau selalu melanggar perkataan ku?" Mika berkata gusar

"Oh, ayolah, aku--"

"Sadarlah kalau aku disini tidak untuk bermain dengan mu." Sela Mika tajam.

Kamelia hanya bisa mendelik datar. Dan menuruti perintah Mika.

-•-

Selanjutnya, melewati malam...
Gerimis kecil.

Kamelia terus bertopang dagu menatap ke luar jendela mobil. Melihat jalanan berjalan cepat. Enggan mengalihkan pandangannya. Buku novelnya hanya membisu.

Tiba-tiba​ saja, Mika sengaja menginjak rem. Entah menghindari apa di depannya. Kamelia kembali hampir terantuk dashboard.

Kamelia memicingkan matanya tajam. Mika pura-pura tak tahu.

"Diam juga si banyak omong."
"Kenapa harus si patung es ini yang bersamaku?"
Dua orang itu saling mengumpat tanpa suara.

Begitulah malam yang sangat panjang itu berlalu. Sungguh menggelikan.

-•-

Langit mulai menerang.

Mobil hampir sampai ke titik akhir.

"Lama sekali pagi datang." Dengus gadis itu.

"Hm? Kau sungguh bukan manusia lagi rupanya." Ujar Kamelia geleng-geleng kepala melihat Mika yang tak berhenti mengemudi.

"Memang. Mimpi apa kau barusan?"

"Puh, aku bahkan tak mengantuk." Gadis itu memutar bola matanya malas.

"Oh, ya ngomong-ngomong--" perkataan Mika putus karena..

BRAK!!

"GRRRR!! SIAPA KALIAN?!!!" Geram seseorang yang tiba-tiba menabrak kaca depan. Suaranya bergetar dan tampangnya buas. Seperti harimau kelaparan melihat rusa

"Eh?!" Kamelia terperanjat

CKIIT!!

"KELUAR!" Perintah Mika seraya melompat keluar mobil.

Keduanya terempas ke jalan. Kejadian dalam sekian detik itu mengejutkan mereka.

Mika bangkit lebih awal dan menggeram.

"Vampir!" Desisnya.

Kamelia baru bisa berdiri, melihat sosok dengan seragam berjubah putih itu yang kini mengincar mereka. TAP! seseorang tadi terjun ke arah Mika.

" Bukankah itu.." Kamelia baru menyadarinya.

"MATILAH!!" Mika berseru sambil mengayunkan pedangnya.

"MIKA, TUNGGU!!" Pekik Kamelia

SYUUT!

Cih, terlambat!

"AAARRGGHH!!!"

Pedang Mika menebas vampir buas tadi. Satu tebasan itu tepat mengenai vampir tadi dan membuatnya terhempas. Tetes cairan merah berserakan di udara dan mendarat mewarnai jalan.

Kamelia bernapas satu-satu. Dia berdiri kaku di tempat. Sabitnya belum sempat beraksi.

Semua rangkaian kejadian itu membuatnya tercengang. Terlebih melihat rekannya yang baru saja membereskan vampir tadi.

Mika menjadi sangat kuat kalau terancam. Tapi,kan tak seharusnya dia membunuh vampir tadi.

Batinnya berdesir dingin. Tiba-tiba ngilu merambat kemudian sekejap menghilang.

Mika memasukkan kembali pedangnya. Lalu dia menoleh ke arah Kamelia yang masih mematung.

"kau gak kenapa-napa kan?" Tanya Mika

Kamelia hanya mengangkat bahu. Dia menghampiri tubuh kaku vampir tadi yang tersungkur di jalan.

"Apa dia sudah mati?" Kamelia menggerakkan tubuh itu dengan kakinya.

"Aku harap begitu." Desis Mika pelan. Tapi Kamelia mendengarnya​.

"Hei, Mika, dia berseragam. Apa mungkin dia anggota pasukan?"

"Mungkin."

"Lalu kenapa kau malah membunuhnya?"

Mika terdiam sesaat..

"Kau mau mati di tangannya?" Balas Mika retoris

"Heeh, dia bukan tipe yang bisa menaklukkan ku." Kata gadis itu santai.

"Kita tak bisa melanjutkan perjalanan dengan mobil. Tak ada pilihan selain berjalan." Mika ke topik lain.

"Begitukah?" Timpal Kamelia pendek. Menjauh dari tubuh kaku itu.

"Vampir barusan adalah pertanda kau harus mulai bersiaga. Jadi cepat ikuti aku." Mika mengingatkan lalu mulai melangkah.

Huh? Apa artinya kita sudah sampai di wilayah kekuasaan vampir?

"Mikaa, tunggu sebentar!" Kamelia menyusul Mika yang sudah jauh darinya.

"Kalau kau tak ingin kejutan tadi datang lagi, Diamlah." Ujar Mika ke Kamelia yang sudah berjalan di sampingnya.

"Mika, apa kita sudah sampai?" Tanya Kamelia serius.

Cowok itu mendelik datar. "Bersiaplah untuk mengetahuinya." Mika menggantungkan jawabannya.

Mata gadis itu membulat. Baginya itu terdengar "sebentar lagi".

Entah berapa lama dia menunggu waktu ini tiba. Sebentar lagi dia akan meraih momentnya, sejauh ini, karena Mika. Oh, apakah nanti dia akan memberikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada cowok patung es itu? Tiba-tiba perasaan gugup mengusiknya.

Sebentar lagi. Sebentar lagi, Krul!

-•-

Owari no Seraph -Spin Off-Where stories live. Discover now