Part 17 : Firasat buruk

857 134 10
                                    

Ahh!! Rasa ini benar-benar menyiksaku.
Vampir itu mencoba bangkit, yang ada malah dia menjatuhkan barang dari meja.

Aku harus melakukan sesuatu!

Tiba-tiba Mika mendengar suara tawa anak kecil. Di luar sana.
Manusia...

Cukup sudah. Mika tak mampu mengendalikan dirinya sendiri lagi.
Mika beranjak ke bingkai jendela. Hendak melakukan sesuatu, menangkap bocah kecil di sana.

~~~•~~~

"Yah, kukira ada sesuatu yang penting." Mitsuba melengos.
"Hehe, memangnya makanan bukan hal yang penting?" Jawab Shinoa. Mereka semua sedang berjalan kembali ke rumah.

Ternyata tetua penduduk memberikan mereka setumpuk bahan makanan sebagai tanda terimakasih. Yap, anggota pasukan bulan siluman (sebutan untuk mereka) itu selalu mengatasi serangan si penunggang kuda.

Monster dominan putih besar dengan bentuk yang mengerikan. Mereka memangsa manusia. Dan jumlahnya tak terhitung. Kadang menyerang tiba-tiba. Monster itu muncul entah darimana setelah tragedi Owari no Seraph.

"Hei, kenapa kau membawa sedikit sekali daripada ku, Shinoa?" Komplain Kimizuki karena dia merasa membawa bahan makanan paling banyak diantara mereka.

"Kau masih bertanya? Jelas-jelas aku yang paling kecil disini. Ya, kan?" Balas Shinoa cengengesan.
"Dasar picik." Dengus Kimizuki sebal.

"Emm, kalian semua, kok tiba-tiba perasaan ku tak enak ya?" Ujar Yu mengutarakan sesuatu yang dari tadi mengganjal hatinya.
"Kenapa?"
"Entah. Semakin lama, semakin terasa."
"Yu orangnya khawatiran banget."

"Swear, aku gak bohong."
"Minna, Yu benar. Masa' kalian gak merasakannya? Aku aja ngerasain nih." Shinoa berkata kepada mereka.
"Oh ya? Apa itu, Shinoa-chan?" Balas Yoichi.

"Neh, mau kuberitahu, Yoichi ?" Shinoa berbalik dan berjalan mundur.
Yoichi mengangguk. Shinoa mengembangkan senyum jahilnya. "Lihat di atas sana." Shinoa menunjuk langit di belakang mereka.
Spontan saja, mereka semua melihat ke arah yang ditunjuk.

Ada gumpalan awan hitam raksasa mengisi langit. Bergerak perlahan membuntuti langkah mereka.
"Kirain apaan." Dengus Kimizuki.

"Hei, bukankah itu buruk? Tampak seperti hujan dan petir besar akan berkunjung, kan?"
"Yah, terserahmu saja. Tapi kita harus bergegas." Ucap Narumi.

Bruk! Tiba-tiba Kimizuki menabrak Yu yang berhenti mendadak di depannya.

"Aduh! Woi, Baka-Yu! Ngapain kau ngerem mendadak?!"
"Perasaanku pada Mika kok gak enak gini sih?"
"Yu! Berhentilah menyebut-nyebut perasaan omong kosongmu itu!" Balas Kimizuki yang mulai kesal.

"Yah, Yu-san. Daripada kau belingsatan kayak gitu, lebih baik kau cepat pulang duluan." Shinoa memberi usul.
"Ah! Ide bagus Shinoa!" Yu berseru.

"Nah, tolong bawain ya Kimizuki." Ujar Yu sambil menumpuk bagian bawaannya pada Kimizuki.
"YO! AKU DULUAN!" Yu kabur secepatnya.
"WOY!! YU KAMPRET!!" Kimizuki memekik kesal tapi Yu mengabaikannya.

Mika, apa kau baik-baik saja di rumah? Soalnya tiba-tiba firasat ku buruk.
Tenang saja, Mika. Aku segera pulang.
Batin Yu sambil mempercepat larinya.

~~~•~~~

SSHHH...
Seseorang itu memejam lalu membuka kembali matanya.
"Apa kau tidak merasakannya, Lula? Yang barusan itu."
"Tidak."

"Aku merasa ada yang tidak beres di dalam sana." Seseorang itu menyentuh gagang pintu.
"Kau itu vampir. Yang sudah tak berperasaan lagi."
"Aku, bisa merasakannya."

Owari no Seraph -Spin Off-Where stories live. Discover now