Hati-hati!

633 93 2
                                    

"Akhirnya, kita diperbolehkan mereka mengambil sedikit barang." Ujar Mitsuba gembira setelah mereka mendapat izin untuk mengambil sedikit barang demi 'pesta Shinoa' nanti malam.

"Huff, aku bersyukur mereka pengertian." Timpal Kimizuki. Menurutnya, apa sih, yang tidak diberikan untuk sekelompok remaja bersenjata kekuatan iblis seperti mereka sebagai penjaga para penduduk itu.

"Hey, Mitsuba. Kok kau belok kesana?" Kata Narumi mengingatkan gadis pirang itu.
"Lah? Kan tokonya disana." Kata Mitsuba menunjuk jalan yang dilaluinya. Mereka sudah berjalan tepat sampai di perempatan.

"Bukanlah. Seingatku tokonya lurusan sini." Kata Narumi menunjuk arah kirinya.

"Belok sini!" Ucap Mitsuba yang berjalan di lajur kanan
"Bukan! Belok kiri!" Tegas Narumi.

"Wo, wo, tenang dulu. Ada berapa toko yang kalian tahu?" Kata Yu muncul sebagai pelerai.
"Bukan masalah banyak toko di sini. Masalahnya, kita ini mau ke toko yang mana?" Sahut Mika melihat ketidakjelasan arah jalan mereka.

"Kiri !"
"Kanan!"
"Kiri!"

"Baik-baik! Cukup! Begini saja, kita kan ada 6 orang, dua orang ikut aku, dua orang ikut Mitsuba." Lerai Yu.

"Aku ikut Yu-chan." Kata Mika.
"Yu, kau ikut aku saja, ya?" Pinta Mitsuba 
"Boleh." Jawab Yu singkat

"Oke, deal ya. Kalian bertiga. Aku dengan Kimizuki dan Yoichi." Kata Mitsuba.
"Deal." Jawab Narumi.

Dan mereka berpisah di perempatan itu.
"Tunggu sebentar, kenapa kalian tidak tanya penduduk, tadi?" Tanya Mika yang baru kepikiran.
"Iya juga ya. Tadi tidak kepikiran." Jawab Yu
Sementara Mitsuba hanya mengangkat bahu. Terus berjalan.

~~•~~

Tak beberapa lama, Team Narumi sudah sampai.
Toko itu terhampar di depan mata.
"Tuh, kan! Ini tokonya. Tau rasa si Mitsuba, sesat." Kata Narumi penuh kemenangan.

"Hm, kasihan juga mereka." Kata Yoichi iba.
"Aku kagum, masih ada juga bangunan yang bisa berdiri tegak setelah 8 tahun tak terurus." Kata Kimizuki.

"Sudahlah, tak usah banyak omong. Ayo kita cari barang-barang buat pestanya. Lalu pulang." Balas Narumi.
"Ya." Kata Kimizuki sementara Yoichi hanya mengangguk.

Mereka bertiga pun memasuki toko sekosong rumah hantu itu.

~~•~~

"Apa kita benar-benar menuju tempat yang tepat?" Mika bertanya penuh keraguan.
"Entahlah, Mika. Aku ikut saja."  Jawab Yu santai.
Jawaban Yu membuat Mika hanya bisa menghela napas.

"Hei, Mitsuba," panggil Yu
Gadis di depan mereka itu menoleh
"Kita tak tersesat kan?"

"Ehmm, kalau kita betulan tersesat , kita tinggal berbalik saja kan?" Kata Mitsuba enteng.
"Eh?"

"Hahaha, tidak kok, itu dia tempatnya." Katanya sambil menunjuk ke sisi kiri jalan.

"Akhirnya, kukira kita betulan tersesat." Kata Mika.
"Yogatta!" Seru Yuichiro.

"Nah, ayo." Ajak Mitsuba
"Tunggu sebentar," Ucap Mika menghentikan langkah Mitsuba dan Yu.

"Hm?"
"Ada apa? Mika-san?" Tanya Mitsuba

Mika mendongak menatap bangunan 'toko' di hadapannya.
"Kalian tidak bisa masuk begitu saja." Ucap Mika
"Kenapa?"

"Bangunan toko ini sudah rapuh."
Serempak, Yu dan Mitsuba memerhatikan lebih detail.
"Um, Kau benar, Mika. Untung saja kita tidak langsung masuk." Kata Yu.
"Jadi, menurutmu bagaimana, Mika-san? Kita sudah melangkah sejauh ini dan pantang sekali kita kembali dengan tangan kosong." Sahut Mitsuba.

"Iya juga ya."
"Kurasa....Kalian masih bisa memasukinya. Tapi berhati-hatilah." Kata Mika menyimpulkan.
"Kau yakin?" Tanya Mitsuba.

"Iya, masuklah duluan Mitsuba. Aku menjaga dibelakangmu." Jawab Yu menghapus keraguan Mitsuba.
"Te--terimakasih, Yu-san." Kata Mitsuba tiba-tiba saja dengan gugup.
Yuichiro mengangguk dan tersenyum. Membuat pipi Mitsuba bersemu. Ah! Perasaanku ini!

"Kita sama sekali tidak membawa senjata ya." Sahut Mika begitu saja, memecah ruang antara Mitsuba dan Yu. Dia tak menyukai gelagat Mitsuba yang kentara barusan.

"Eh, itu. Tak usah khawatir, Mika-san. Aku bisa langsung memanggil senjataku kalau terjadi apa-apa." Jawab Mitsuba gelagapan.
Mika menatap Mitsuba dan Yu sesaat, sebelum kembali memalingkan pandangannya ke bangunan sebelah toko itu.

"Kalian masuklah. Aku yang akan bersiaga kalau mendadak terjadi sesuatu." Kata Mika.
"Yah, baiklah." Balas Mitsuba
"Terimakasih, Mika." Ucap Yu dengan senyum penghargaan. Mika mengangguk, membalas senyuman itu.

~~•~~

Sementara itu, Kimizuki, Narumi dan Yoichi bersusah payah membawa kotak-kotak kardus berisi apapun yang bisa mereka gunakan untuk pesta nanti.

"Uhh, apa kalian tidak berpikiran kalau kita mengambil terlalu banyak?" Keluh Yoichi. Dia membawa tiga tumpuk kotak.

"Entah. Semua ini kurasa penting." Jawab Narumi.
"Yang penting, kita semua sudah diizinkan mengambil beberapa."

"Rasa-rasanya, kita mengambil separuh isi toko." Kata Yoichi 
"Haha, kau bercanda kan? Yoichi?"
"Eheheh, tentu saja."

"Kalian berdua, AWAS!!" Seru Narumi tiba-tiba melihat seekor monster terbang mengarah mereka.

"AHH!"
Serentak mereka menghindar, menjatuhkan kotak-kotak kardus yang dibawa. Menghamburkan isinya ke jalanan.

"ITU!!"
"MONSTER PENUNGGANG KUDA !!!"
Mereka memekik kaget melihat Monster mengerikan sudah mendarat di hadapan mereka.

"Sialan! Benar-benar mengganggu!" Pekik mereka.
"Gawat! Aku tidak membawa senjata!" Kata Kimizuki panik
"Ah! Aku juga!" Sahut Narumi menggeram.

GRAAAA!!! 
Monster itu meraung, kemudian mengambil langkah. Hendak memangsa mereka bertiga.

"Lari!!"
Tiga orang itu berusaha kabur sejauh-jauhnya.

Tiba-tiba Yoichi yang berlari paling belakang berhenti.
"Yoichi! Apa yang kau lakukan?!!" Narumi berseru

"Kalian duluan saja! Aku akan mengatasinya!" 
"YOICHI! JANGAN MELAKUKAN HAL BODOH!!" Teriak Kimizuki

Yoichi bergeming. Tak mendengarkan teriakan Kimizuki.
"Gekkoin!"

BLAR!
Busur hitam itu langsung muncul di genggaman tangannya.

"Serang monster itu!" Kata Yoichi melepaskan panah yang langsung muncul begitu dia menarik tali busurnya.

SHHAAATSS!!
Anak panah itu meluncur cepat tepat mengarah monster yang mengejar mereka. Harusnya sekali tembakan itu cukup untuk menghabisinya. Namun,

"Celaka!" Pekik Yoichi menggigit bibir. Monster di depannya bisa-bisanya menghindar. Dengan cepat, monster itu melompat. Siap menerkam tubuh Yoichi bulat-bulat.

"YOICHII!!!!"




Pemanah itu tak mampu bergeser sedikitpun. Pasrah melihat detik-detik mulut monster itu membuka lebar dan meluncur ke arahnya.


"Onee-chan, apakah ini akhirnya? Sebelum kita bertemu lagi?"
Yoichi membatin pasrah. Memejamkan mata.

~~~•~~~

To be continued...
















Author's note:
Thank for read
I'm masih hiautus--hiatus
See U

Owari no Seraph -Spin Off-Where stories live. Discover now