Part 7: Sebuah Awal [Revision Part]

1.5K 236 11
                                    

~ Lia POV ~

"Nee-chan." Panggil gadis mungil itu.

Aku mengalihkan wajah kepadanya. "Hm?"

"Aku senang bisa menemukan vampir baik seperti nee-chan."

"..."

"Nee-chan pasti akan senang bertemu dengan teman nee-chan disini."

Spontan saja aku terkekeh kecil. "Aku baru datang kesini. Mana mungkin aku punya teman."

"Ada!"

"Oh ya? Bisa kau beritahu aku siapa orangnya?"

"Iya. Dia vampir yang baik juga. Dia sangat hebat bisa membunuh semua monster yang kami takuti."

"Waw. Kedengarannya menakjubkan."

Gadis kecil itu mengangguk. Semakin semangat bercerita.

"Teman-temannya juga melindungi kami dari monster. Mereka punya kekuatan yang hebat juga!"

"Ah begitu ya. Jadi ada seorang vampir yang baik disini, sebagi pelindung kalian. Dia bersama teman-temannya membasmi monster yang mengganggu. Sangat kuat dan luar biasa." Ladenku meski mulai malas.

"Iya! Iya! Kau benar sekali, nee-chan! Dia juga baik karena bisa berteman dengan teman-temannya, meskipun mereka itu manusia!"

"Oh—"

DEG!

Seketika langkahku berhenti. Cerita yang kudengarkan dari mulut bocah ini sepertinya tidak asing.

"Vampir, yang berteman dengan manusia? Membunuh para monster?"

"Apa yang dimaksud bocah ini—"

"Nee-chan,"

Seketika lamunanku buyar. "Eh? Apa?"

"Kenapa nee-chan berhenti?"

"Ehm, ano... tidak ada apa-apa kok." Ujarku lalu kembali melanjutkan langkah.

"Nee-chan,"

"Iya?"

"Itu dia."

"Hm? Siapa?" Tanyaku sembari memutar tubuh kearah yang ditunjuk bocah ini.

Sontak saja, aku terkesiap. Tak jauh dariku, berdiri seseorang dengan pedang merah menyala tergenggam di tangannya.

"Dia vampir yang baik." Jawab gadis kecil itu dengan nada polos.

"Kau?!"

Aku mengeratkan tangan kananku untuk menahan tubuh gadis kecil yang kubawa, sementara meluruskan tangan kiriku. Menggumamkan sesuatu.

"Sabitku."

Shhhssstt!

"Nee-chan? Kenapa mengeluarkan senjata?"

Aku hanya tersenyum pada gadis kecil itu. "Bukan apa-apa kok."

"Ah!"

TRAAANGGG!

"Tch. Kau lagi." Desisnya tak senang melihatku.

"Grrhh!"

Wussh!

Aku segera melesat menghindar. Tak kusangka laki-laki itu kembali melesat dan memutar arahnya mengikutiku.

Tap!

Segera saja aku mendaratkan kakiku. Namun hal janggal kusadari.

"A-apa? Kemana bocah itu?" Gumamku sembari memutar tubuh. Seketika, bola mataku membulat. Bocah itu raib dan ternyata sudah berpindah tangan. Detik sebelumnya, dalam sekejap mata, laki-laki itu berhasil merampasnya dariku.

Owari no Seraph -Spin Off-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang