Part 26 : Dear Shinoa

776 106 6
                                    

Di pagi yang cerah itu,

"Minna (semuanya) ! Shinoa dalam masalah!" Kata Mitsuba tiba-tiba.
Kami semua yang sedang berada di sekitar ruang tengah langsung menoleh.

"Yang benar kau, Mitsuba?" Tanya Narumi.
"Masalah apa?" Kata Yu.

"Pokoknya dia mengunci pintu kamarnya dan tidak menjawab apa-apa saat kupanggil."
"Mungkin dia masih tidur." Kata Yoichi

"Tidak. Ini hampir jam 10. Shinoa tidak pernah tidur selama itu."
"Baik, baik, ayo kita cek." Kataku kemudian menuntunnya. Yu dan lainnnya menyusul dengan langkah malas.

"Coba kau ketuk pintunya, Lia-chan." Ujar Mitsuba

Tok...Tok...Tok...
Aku mengetuk pintu kamar Shinoa pelan.
"Shinoa, kau disana?"

"Ketuklah lebih keras, Lia." Ucap Kimizuki di belakangku.
Aku menoleh datar.
"Kurasa kau bisa melakukannya lebih baik dariku." Kataku sambil mempersilahkan lelaki yang lebih tinggi dariku itu yang mengetuk pintu.

JDAK! JDAK! JDAK! JDAK!
Kimizuki malah menggedor pintu keras-keras.

"WOY!!! Bangun!"
"Furusai. (berisik) " Lirih seseorang dari dalam.

"Berhenti, Kimizuki. Aku mendengarnya." Perintahku
Lalu aku mendekatkan telingaku ke pintu.
"Shinoa? Kau disana?"
"Ya." Jawab Shinoa.

"Baik, bubar." Kimizuki melangkah pergi. Namun yang lain masih berdiri di tempat. Menyimak.
Aku merendahkan posisiku.
"Kau baik-baik saja? Shinoa-chan?" Tanyaku
"Tidak." Lirihnya

"Kenapa?" Tanyaku
"Lia-san?" Panggilnya
"Ya. Ini aku." Bisikku lembut

"Panggilkan Mitsu-chan. Aku ingin bicara dengannya." Pinta Shinoa
"Baik." Kataku

"Apa yang terjadi? Lia-chan?" Tanya Mitsuba setelah aku beranjak.
"Entah. Tapi Shinoa ingin berbicara denganmu. Kutebak dia duduk di balik pintu."
"Oh. Begitu."

"Ya, Shinoa-chan?" Ucap Mitsuba.
Selanjutnya yang didengar dari Mitsuba hanya gumaman.
Kau yakin? Aku sungguh minta maaf, baiklah
Itu kata-kata yang jelas terdengar.

"Apa yang terjadi padanya?" Tanya Narumi setelah Mitsuba beranjak.
"Entah tapi aku hanya bisa menyampaikan apa yang dikatakan Shinoa," kata Mitsuba sambil menghela napas seakan itu adalah kabar buruk.

"Shinoa, apa ya namanya, ngambek. Gara-gara kita semua lupa hari ulang tahunnya. Dia udah nunggu, tapi sampe sekarang enggak ada satupun dari kita yang ngucapin best wishes buat dia." Ujar Mitsuba mulai menjelaskan.

"Masa? Kapan ulang tahunnya?" Tanya Yu
"25 Desember. Sebenarnya dia udah bilang sebelumnya samaku. Tapi yah, aku lupa."

"Kok Shinoa bisa ngambekan gitu ya?"
"PMS kali." Ceplosku tanpa peduli para lelaki masih disekitar ku.
Mitsuba melotot menyikutku.

"Hah? PMS?"
"Apa itu, Lia?"
"Masa kalian gak tahu?" Kataku bertanya balik.
"Lia-chan! Diam!" Kata gadis itu setengah berbisik.

"Baik-baik." Kataku sambil tertawa kecil.
"Terus apa yang mau disampaikan?" Tanyaku kembali pada topik sebelumnya.

"Pertama, Shinoa mau...
Ulang tahunnya...

DIRAYAKAN!"

"Apa? Dirayakan?" Kata Kimizuki yang kembali muncul
"Mana bisa kita ngadain yang kayak gituan." Kata Narumi mengangkat bahu.
"Masalahnya, perayaan ini harus ada. Mau tak mau. Gak mungkin kan, kita biarin Shinoa ngambek gitu terus." Kata Mitsuba cemas.

"Jadi perayaan ini seperti syarat permintaan maaf, ya?" Kata Mika menyimpulkan.
"Nah, iya! Seperti itulah, Mika-kun."
"Etto, kita kan tidak punya pernak-pernik apapun untuk bisa dibilang pesta." Kata Yoichi ragu.

"Hei, aku belum selesai menyampaikan." Potong Mitsuba.
"Oh? Ya sudah. Lanjutkan." Ujar Yu.
"Yang kedua, Shinoa ingin pestanya nanti malam. Di halaman belakang."

"Oh, ayolah. Memangnya dia tidak tahu kalau sumur belakang rumah itu kalau malam-malam.."
"Woy! Gak usah diterusin!" Kata Mitsuba bergidik memotong ucapan Kimizuki.

"Ketiga, Shinoa ingin kita semua nantinya memakai baju pesta."
"A-APA?!" Pekik mereka semua kaget kecuali aku.
"Aku benar-benar angkat tangan kalau soal ini." Kata Narumi.
"Apa yang sedang dipikirkan Shinoa kalau keinginannya malah seperti ini?" Desisku pelan.

"Keempat, Shinoa ingin di pestanya ada kue panekuk buatan Lia."
"Gyaa! A-Apaan itu?!!" Kataku kaget.
Sementara Yu dan lainnya memandangku dengan pandangan yang-benar-saja.
"Itu, masa kau lupa, Lia-chan. Panekuk yang kau buat beberapa hari yang lalu."

"MITSUBAA!! JANGAN KATAKAN DI DEPAN MEREKA JUGA!!"
"Oh? Ups! Maaf, Lia-chan."
Tamatlah sudah. Aku lupa pesan orang itu.
Jangan berharap dan jangan percaya seutuhnya kepada manusia.

"Owh, jadi kau bisa memasak?" Kata Kimizuki.
"Tidak! Bukan seperti itu! Uh, Argh!!! Sialan!" Umpatku kesal. Lalu melangkah pergi dari situ.

"Hm, bagus sekali. Sekarang sudah dua orang yang mengambek." Kata Mika.
"Kau tidak mau ikutan?" Kata Mika pada Mitsuba.
Mitsuba menggeleng.

"Masih banyak yang harus dilakukan. Jadi ayo mulai lakukan sekarang, sebelum hujan datang." Kata Mitsuba.

"Apa yang pertama kita lakukan?"
"Kita kan menyiapkan pernak-pernik dan pakaian untuk nanti."
"Dimana?"

"Ayo ikut aku. Kita akan mencarinya di sana." Mitsuba menunjuk ke luar.
"Para penduduk?"
"Huff, yang benar saja." Desis Mika. Dia tak suka berbaur dengan masyarakat setempat.

"Lia-chan. Kami ingin saat kami selesai menyiapkan pernak-perniknya​, kau sudah selesai dengan tugas memasakmu."
"AU AH! BODOAMAT!" Pekikku kesal dari ruangan lain. Sifat apatisku keluar saat sedang badmood seperti ini.

"Baik. Terimakasih, Lia-chan. Aku mengandalkanmu." Kata Mitsuba seakan jawabanku tadi adalah "Baik! Serahkan saja padaku."

"Ayo, semuanya." Kata Mitsuba melangkah ke pintu keluar.
Yu dan yang lainnya menurut saja.
"Demi keluarga, kan?" Begitulah batin Yu.

Sementara aku yang berdiri di balkon samping, merengut menatap sinar matahari. Hari yang menyebalkan!

~~~•~~~

Bersambung...








Owari no Seraph -Spin Off-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang