Wattpad Original
There are 5 more free parts

Part 1 - Sang Pengagum

12.6K 1K 108
                                    

Sejak subuh tadi, sudah banyak orang berkerumun. Di hari Minggu yang cerah, mereka sibuk berolahraga di sekitar kompleks perumahan. Lapangan olahraga memang dibangun khusus, membuat orang-orang semakin semangat berolahraga. Ditambah, pepohonan hijau dijadikan pagar pembatas lapangan.

Mereka menghabiskan akhir pekan santai sambil berbincang dengan keluarga, saling menyapa para tetangga, dan tidak luput membawa hewan peliharaan ikut berolahraga. Berkejar-kejaran santai sambil tergelak bahagia.

Begitu juga dengan Jehan. Dia rajin berolahraga setiap hari Minggu. Dia sengaja bangun pagi dan bersiap-siap, lengkap dengan pakaian olahraga, celana dan sepatu jogging, dan tank top bahan microfiber body fit. Topi untuk menutupi cahaya ultraviolet langsung ke wajah, serta handuk kecil menggantung di leher untuk mengelap keringat.

Sampai matahari mulai meninggi, tidak ada keringat yang mengucur di dahi Jehan. Dia berlari terlalu santai dengan mata jelalatan ke mana-mana. Karena sesungguhnya, tujuan utama Jehan bukan untuk mencari keringat, melainkan bertemu Eghan!

Jehan dan Eghan tinggal di perumahan sama. Hanya beda dua blok. Setiap hari Minggu, Eghan rajin berolahraga. Jika ada waktu luang di sore hari, dia juga sering bermain volley, atau olahraga lain bersama teman.

Jehan tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan itu. Setiap kali mengetahui Eghan di lapangan olahraga, dia akan segera menyusul. Dia pura-pura kebetulan lewat, pura-pura olahraga sore, menyapa Eghan dengan begitu kagetnya, dan sebagainya. Sudah banyak modus yang dilakukan Jehan untuk bertemu Eghan sejak beberapa tahun lalu. Saat dia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.

Pertanyaan besar sampai sekarang belum terjawab mengenai hubungan mereka: Eghan tidak peka karena terlalu cuek atau usaha Jehan kurang maksimal? Sudah bertahun-tahun mengejar Eghan, Jehan belum juga membuahkan hasil.

Menyakitkannya, Eghan sering kali menggonta-ganti pacar. Eghan tipe orang yang tidak bisa menjalin hubungan dalam lama. Tentu, Jehan beberapa kali hampir menyerah, namun karena sudah terbiasa, dia mulai kuat.

Sayangnya, dua tahun ini Eghan berpacaran dengan Beryl. Tidak pernah terdengar kabar buruk tentang mereka. Hubungan mereka langgeng dan makin mesra, membuat Jehan misuh-misuh tak menentu.

Jehan mengira Eghan berpacaran dengan Beryl hanya sebentar, kemudian memutuskannya, seperti mantan lainnya. Namun, dia salah. Eghan dan Beryl sudah memutuskan akan menjalani masa depan bersama.

Eghan sibuk dengan kehidupannya bersama sang pacar. Sedangkan Jehan sibuk mengagumi tanpa berani mengungkapkan perasaan. Hanya sebatas menyapa dengan wajah semringah, berusaha mencuri perhatian Eghan.

"Hei, Kak." Jehan selalu sopan pada Eghan, meskipun umur mereka masih tergolong sepantar, Eghan lebih tua beberapa bulan saja.

"Hei," Eghan menyapa balik sambil menoleh, lengkap dengan senyum manis khas. Satu hal yang membuat Jehan tidak bisa berpaling.

"Berapa putaran lagi, Kak?"

Keduanya berlari kecil, saling beriringan. Eghan menurunkan kecepatan lari lebih santai. "Dua atau tiga kali lagi mungkin," jawabnya sedikit ragu.

"Oke." Jehan semangat. Masih ada waktu bersama Eghan. "Aku ikut, Kak. Ayo jogging bareng dua atau tiga kali putaran lagi!" tambah Jehan semangat.

Eghan terkekeh dan mereka melanjutkan lari santai sambil dan sesekali mengobrol ringan. Meskipun hanya sebatas jogging bersama dan tidak mengubah apa pun dalam hubungan mereka yang berjalan di tempat, alias tidak ada perubahan, sudah membuat Jehan melayang.

"Rajin juga kamu olahraga," gumam Eghan tiba-tiba.

Jehan semakin cinta pada Eghan, karena panggilan yang Eghan gunakan untuknya berbeda dari teman-temannya. Orang jatuh cinta memang agak lebay. Dipanggil kamu saja sudah baper sampai langit ketujuh.

Perfect Love : Heart ChoiceWhere stories live. Discover now