25 You Are Mine Now

Mulai dari awal
                                    

"Ini tidak mungkin," lirihnya menggelengkan kepalanya tidak percaya. Otaknya memutar sebuah rencana, walau dalam dirinya dipenuhi kemungkinan yang berkecamuk.

***

 "Saat aku kemari kau melamun Juliet," kata Victor kepada gadis itu hingga tersadar ke alam nyata. Sejak Victor memutuskan untuk mengunjungi Juliet, dirinya hanya disambut lamunan.

"Aku datang dari kantor kemari untuk membicarakan misi keduaa kita," kata Victor dengan nada dingin, ada rasa tidak suka diacuhkan oleh Juliet. Bahkan Juliet rasa perubahan nada bicara dan ekspresi Victor terlihat dia sedang menahan marah.

"Kau hanya melamun," ungkap Victor lagi. "Aku akan pulang," lanjutnya.

Victor bangkit dari temapt duduknya beranjak untuk pergi dari apartemen Juliet. Untuk apa dirinya di sini sedangkan tuan rumah seolah tidak menerimanya dengan baik. Perlu diketahui jika Victor membenci orang yang mengacuhkan dirinya.

Juliet langsung menahan tangan kekar Juliet, dia menatap Victor dengan rasa bersalah.

"Apalagi?" tanyannya dengan nada dingin.

Juliet terdiam sebentar, sebenarnya dia ingin mengatakan sesuatu. Hanya saja bukan waktunya, dia akan mengatur strategi untuk misi selanjutnya. Fakta yang baru saja dia dapatkan tadi siang cukup mengganggu pikirannya.

"Jika tidak penting lebih baik lepaskan tanganku," kata Victor mencoba melepaskan tangannya.

"Tidak! Aku membutuhkanmu." Victor menaikkan alisnya sebelah mendengar ucapan Juliet.

 "Maksudku, aku merasa belum membaik," katanya tidak sepenuhnya berbohong.

"Kau sudah membaik kata Grice."

"Entahlah, aku—," Juliet tidak melanjutkan kalimatnya. 

Dia berbicara seolah ingin ditemani pria tersebut di apartemennya, berharap malam ini akan ditemani. Juliet menyadarkan dirinya sendiri, jika dia seperti ini akan ada hal yang tidak diingkan.

Jatuh dalam pelukan Victor tanpa tahu keadaan dan hubungan mereka seperti apa.

"Kenapa? Lanjutkanlah perkataanmu."

"Tidak, bukankah kau akan pulang, hari mulai semakin gelap."

"Sepertinya ada yang tidak beres di sini," kata Victor masih menatap dalam Juliet. 

"Sebenarnya ada apa denganmu?" lanjut Victor.

"Tidak, aku hanya ingin beristirahat," kata Juliet meyakinkan Victor.

"Kehadiranku membuat dirimu terganggu," kata Victor, Juliet menggelengkan kepalanya.

"Kau cukup membuat diriku lebih membaik."

"Jika itu yang terjadi aku akan diam di sini," katanya tiba-tiba memutuskan situasi. Victor kembali duduk di sebelah Juliet, tepatnya di samping gadis itu. 

"Apa kau perlu untuk memeriksa kembali keadaanmu ke dokter?"

"Aku sudah membaik, hanya perlu istirahat," kata Juliet. 

"Kau tidak ada pekerjaan lagi? Umh, maksudku aku selalu mengganggu waktumu akhir-akhir ini."

"Aku menyukainya, pekerjaan bisa diserahkan nanti kepada Jack."

"Aku merasa akhir-akhir ini kau berbeda," gumam Juliet menatap Victor yang jaraknya dekat dengan dirinya. Victor mengernyitkan dahinya.

"Masih orang yang sama," jawabnya cuek. Juliet tersenyum kecil mendengarnya.

"Dulu kau sangat jahat dan egois, tetapi masih sama bagiku. Namun, untuk sekarang kau lebih suka menghabiskan waktu disaat pekerjaanmu menumpuk di luaran sana, aku mengetahuinya. Aku juga merasa selalu dicemaskan olehmu, dan kau tahu, menurutku ini aneh. Kau dan aku, kenapa hubungan kita seperti nyata."

Juliet menyatakan semua ke dilemaan dan keheranan akan sikap Victor kepadanya. Dan sepertinya Victor sadar melakukan hal tersebut.

"Aku hanya bertanggung jawab, seperti merawatmu saat kecelakaan. Hubungan ini keinginanku, maka aku harus melakukan sesuatu yang sekiranya kau butuhkan," ujar pria tersebut.

"Tapi, itu semua hanya alasan luarnya. Dalam diriku, aku ingin sekali menjagamu, Juliet," lirihnya menatap manik Juliet begitu dalam. 

Mata hijau itu selalu membuat dirinya terhipnotis akan keindahan, dia merasa nyaman melihatnya. Merasa bersyukur kepada Tuhan mata indah yang diciptakan kini membalas menatap mata tajamnya.

Wajah Victor mendekat ke arah Juliet dan mengecup lembut bibirnya, tenggelam akan rasa nyaman dan degup jantung berdetak begitu cepat. Victor merasakannya kembali, ini degupan jantung yang membuatnya resah dan juga membuatnya bahagia. 

Sudah lama dia tidak merasakan ini.

"Aku rasa kau berharga di depan mataku," gumam Victor dengan sadar, Juliet mengerjab-ngerjabkan matanya.

"Berharga seperti apa?" tanya Juliet.

"Sekarang aku berpikir rela kehilangan semuanya demi keselamatanmu," kata Victor terenyum sangat manis. 

Astaga, Juliet melihat senyumannya lagi. Dia merasa beruntung telah menjadi orang yang diberikan simpul manis oleh pria di depannya.

"Dan orang yang berharga ini akan pergi setelah semuanya berakhir," kata Juliet tersenyum kecut, senyum Victor kembali hilang dan dihiasi wajah datarnya. Dia tidak menyukai perkataan itu.

"Aku tidak menyukai perkataan itu," kata Victor tajam. "Tidak akan ada perpisahan di antara kita."

Kening Juliet mengernyit kebingungan akan perkataan Victor, walau dalam dirinya jantung ini sedang berdetak tidak karuan.

"Apa maksudmu?" tanya Juliet tidak mengerti.

"You are mine now."

***

TO BE CONTINUE

No edit sorry typo, akan revisi.

Jangan lupa kasih komentar dan bintangnya gais, tunggu kelanjutannya.

Kalian juga bisa follow instaram wattpadku Demongirlwp atau pribadi Desycahyaaa

See u, 

Desschya 21 Mei 2020

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang