45. Will Return?

7.3K 601 15
                                    

Selamat membaca semuanya!

Jangan lupa kasih komentarnya yah yuhu









"Juliet," panggil Victor dengan lirih.

"Jangan menangis," kata Juliet dengan senyuman yang mampu menenangkan Victor.

Semuanya nyata dan benar-benar nyata, dia langsung memegang tangan Juliet di wajahnya dan mencium punggung tangan itu dengan dalam dan keduanya saling menatap penuh luka.

Ternyata takdir memang masih mengatakan bahwa dirinya dipertemukan oleh Juliet, jika dirinya tidak kemari maka dia tidak akan tahu bahwa wanitanya ada di sini.

Victor langsung menarik Juliet ke dalam pelukannya yang hangat, dia menumpahkan segala rindunya dalam dekapan tersebut. Menenggelamkan wajahnya dalam ceruk leher Juliet, dan dirinya merasakan basah di lehernya.

Victor menangis.

Juliet lalu mengangkat tangan Victor membawa keduanya ini duduk di atas sofa, dia melihat wajah yang selama ini dalam mimpinya.

Akhirnya waktu menjawab semua doa dan harapan keduanya, dipertemukan tanpa disulitkan oleh suatu hal yang membuat keduanya kembali menjauh.

"Aku sangat kecewa," kata Juliet melirih menatap Victor penuh dengan kekecewaan.

"Tapi aku benci rasa kecewaku tidak menjadikan diriku tidak acuh. Aku mengira kau sudah melupakanku."

"Tidak, melupakanmu dengan situasi ini membuat diriku gila," kata Victor mengusap rambut Juliet penuh kelembutan. "Kau berhasil membuatku kacau dan hancur, Juliet."

"Kau pun berhasil membuatku ketakutan dan merasakan sendirian di luar sana."

"Ke mana saja kau pergi? Dengan siapa?" tanya Victor lalu tatapannya melihat kearah perut Juliet yang sudah membuncit.

Dia bahkan baru menyadarinya, di dalam sana tumbuh anaknya juga Juliet.

"Apakah anakku sehat di dalam sini?" tanya Victor tangannya bergetar mengusap perut Juliet yang membuncit, dalam sini ada darah dagingnya.

Betapa jahatnya Victor dulu pernah menuduh dan tidak mengakui darah dagingnya yang dulu masih belum berbentuk dan masih jadi gumpalan daging.

Juliet tersenyum miris. "Kau yakin ini anakmu, bukankah kau tidak ingin mengakuinya," lanjutnya.

"Aku bersalah, aku terlalu emosi saat itu. Kau tidak memberitahuku jika kau ini—,"

"Seorang Juliet Carmen Axton?" tanya Juliet memotong ucapan Victor, dia sudah mengetahui kemana arah pembicaraannya.

"Aku sudah bersembunyi sejak kecil, Victor. Aku tidak ingin media dan semua orang tahu, aku pernah dalam keadaan terdesak hampir mati di tangan musuh rival keluargaku, dan aku kurang nyaman dengan nama tersebut membuatku akan diikuti oleh kamera."

"Siapa yang membahayakanmu?" tanya Victor menggeser tubuhnya mendekat dan tangan yang terus mengusap perut buncit milik Juliet begitu lembut.

Seolah sentuhan ini menenangkannya dan memberikan ketenangan, sentuhan yang Juliet inginkan saat dirinya mengetahui bahwa ada nyawa di dalam tubuhnya yang dia jaga.

"Tidak ada," katanya singkat.

"Juliet," panggil Victor langsung memegang dagu Juliet menatapnya dengan dalam.

"Maafkan aku, semua sikap dengan kesalahanku," kata Victor membuat Juliet berkaca-kaca, sejak kehamilannya dia memang bertambah sensitif.

"Tidak mudah bagiku," lirih Juliet memegang wajah Victor lembut.

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Where stories live. Discover now