41. New York

8.3K 737 100
                                    

DON'T COPY MY STORY

Happy Reading!

__________________________



"Sedikit urusan bisnis di Jepang," katanya. Memang Dale jarang sekali berada di mansion, dia selalu ada di Jepang, dan tiba-tiba lusa malamnya dia berada di negara entah berantah. Dia melakukan perjalanan bisnis di usia muda, pria sangat sibuk sekali.

"Baiklah hati-hati," kata Juliet yang melihat Dale berlalu begitu saja pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan kata pamit.

Dia memang sama seperti pamannya, bahkan lebih parah. Perpaduan Darren yang dingin dan Arla yang kejam, menciptakan satu sosok manusia menakutkan seperti Dale.

***

Nyatanya beberapa hari ini Juliet begitu gelisah ingin sekali bertemu dengan ayah dari janin yang dikandungnya, entahlah dia tidak seperti ini sebelumnya. Dia ingin sekali memeluknya mungkin ini dinamakan ngidam yang selalu dirasakan oleh wanita hamil.

Terkadang juga Juliet menahan tangis di tengah malam merindukan sosoknya, padahal sebelumnya dia tidak pernah seperti ini.

Sungguh rindu ini datang terlalu besar sekali, Juliet memikirkan bagaimana nasibnya, apakah dia dalam keadaan sehat, apakah dirinya masih sama merindukan dirinya?

Juliet rasa keluarganya terlalu posesif dengan keadaannya, Juliet ingin pergi ke New York. Dia merindukan prianya, ya mungkin lari dalam masalah tidaklah benar.

Hanya saja Juliet ingin menenangkan diri untuk sementara waktu, Juliet bangkit mulai duduk di tepi ranjang. Menatap koper di sampingnya. Dia sudah menyiapkan pelarian malam ini menuju bandara, jika sudah sampai New York tidak ada seseorang yang berani mencegahnya.

Tangannya yang lembut memegang perutnya dan tersenyum manis.

"Kita akan kembali ke New York," kata Juliet, lalu memegang pistol dimasukan pada jaketnya dan menggunakan topi, tidak ada yang melarangnya memakai senjata tajam karena dia sudah memiliki izin resmi.

Dia juga sudah membobol sistem keamanan milik Dale. Hingga dirinya mudah untuk pergi tanpa ada alarm yang berbunyi saat sensornya mengetahui pergerakan Juliet.

Dia langsung pergi meninggalkan mansion dengan sangat mudah, melompat dari jendela dapur bawah dan masuk ke dalam gerbang taman belakang.

Menembus perkebunan dan masuk ke jalan raya, sebelumya dia sudah memesan kendaraan untuk ke bandara.

Hingga Juliet berhasil masuk ke dalamnya, pergi menuju bandara.

Saat-saat meneggangkan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya, dia sudah tidak melakukan sesuatu yang berbahaya semenjak mengetahui dirinya sedang mengandung.

Dia lebih menyayangi anaknya, bahkan rela kehilangan nyawa. Dia merasakan bagaimana lahir tanpa seorang ibu, dia tidak ingin anaknya menjadi korban yang sama, semoga.

Setelah beberapa menit dirinya menunggu jadwal penerbangannya di bandara dengan jantung berdebar, dia ingin sekali bertemu dengan prianya. Ayah dari bayi dikandungnya, bahkan saking rindunya dia menahan tangis belerbihan.

Hormon ibu hamil sangatlah memperngaruhi emosinya. Dia memandang indahnya Italia untuk terakhir kalinya, dan pergi untuk menjemput kebahagiaan tertundanya dan menyelesaikan urusan rindu.

"Aku akan datang tunggu aku," lirh Juliet memejamkan mata sesaat.

"tunggu aku, Victor."

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Where stories live. Discover now