4. Balutan Keraguan Juga Ketakutan[SEASON 2]

1.9K 192 8
                                    

Memandangi langit gelap dari balkon kamarnya adalah rutinitas ke 2 lalisa setelah memandangi langit biru. Lalisa memejamkan kedua maniknya perlahan. Ada banyak sekali pertanyaan pertanyaan yang hilir mudik di otaknya.

Apa kedepannya akan baik baik saja?

Apa ia akan kuat jika suatu saat nanti badai dahsyat datang menerjang?

Apa yang harus ia lakukan?

Apa sikap prianya akan tetap seperti itu?

Apa keegoisan tak dapat enyah dari dalam diri kekasihnya?

Apa akan ada kesalah pahaman lain yang siap menyapa lagi?

Berbagai pertanyaan yang mendeskripsikan jika dirinya ragu akan hubungan kedepannya dengan sang kekasih. Balutan keraguan kini mendominasi otak dan hatinya.

Salahkah jika lalisa merasakan keraguan atas hubungannya dengan Jungkook? Salahkah lalisa berkata lelah dengan segala hal yang menimpa dirinya? Salahkah jika lalisa sangat benci dengan 'kesalah pahaman'? Salahkah jika lalisa juga membenci keegoisan Jungkook? Tidak bukan?karena lalisa memiliki alasan tersendiri mengapa ia membenci hal hal tersebut. Semenjak kenal Jungkook dunianya berubah, lebih berwarna, lebih indah, dan lebih menyenangkan, tetapi semenjak dirinya kenal dengan Jungkook banyak sekali badai yang menyapu kehidupannya, dirinya lebih sering termenung, dirinya lebih sering menangis, dirinya lebih sering terluka. Tetapi dirinya juga tak bisa menyalahkan Jungkook. Karena Jungkook bukan kesalahan, Jungkook adalah takdir. Takdir hidupnya, mungkin?

Tiba tiba sepasang maniknya tergerak menatap nanar pada cincin yang melingkar di jari manisnya. Tetesan bening itu pun kini meluncur membasahi kedua pipinya begitu saja.

Ada apa?

Sebenarnya ada apa ini?

Kenapa seketika muncul keraguan dan rasa takut yang berlebihan?

Ada apa?

Ada apa ini?

"Kenapa hiks...hiks...hiks....kenapa gue ngerasa kaya gini?" Lalisa berucap sambil terisak.

Lalisa menangis, lagi. Inilah lalisa, gadis rapuh, mudah menangis, penuh ketakutan, dan penuh keraguan jika membayangkan bagaimana kehidupannya di kemudian hari, belajar dari apa yang telah dilalui di masa lalu tak membuat gadis bermata bulat itu tenang, yang ada rasa takutnya semakin menjadi. Karena ketahuilah masa lalu, masa masa sulit hubungannya dengan pria jeon itu adalah kelemahannya selama ini. Ia lemah dengan pria itu, ia lemah melihat wajah datarnya itu, ia lemah jika jeon menjadi pria lain, dan ia tak akan mampu berbuat apa pun jika Jeon-nya kembali menjadi sosok lain. Tapi kali ini rasanya semua kelemahannya tak dapat mengalahkan rasa takut yang ia rasakan saat ini. Harus pada siapa ia bertanya? Entah apa yang membuat dirinya setakut ini, tapi yang jelas ia takut, sangat takut, juga ragu.

🥀🥀🥀

Semenjak lalisa dihantui oleh rasa takut juga keraguan yang berlebihan. Ia jadi diam, tak banyak berbicara, bahkan saat pagi tadi Jungkook menjemputnya untuk berangkat bersama ke sekolah gadis itu hanya berbicara sedikit, juga ia menghindari kontak mata langsung dengan pria itu. Jungkook tentu merasa bingung, tapi pria itu hanya berfikir positif mengenai sikap aneh lalisa padanya. Tapi bukan hanya Jungkook yang merasa keanehan pada diri Lisa hari ini, ketiga sahabat lalisa pun merasa demikian, aneh dengan tingkah laku gadis yang notabennya adalah gadis cerewet dan ceria tapi kalian ini diam seperti patung.

"Lisa?" Panggil Jisoo ketika dirinya kembali dari toilet dan duduk di samping Lalisa. Tapi gadis itu tak bergeming sedikitpun ia masih asik di dunianya sendiri.

Jisoo pun menatap Jennie dan Chaeyoung yang sedari tadi diam di kelas bersama lalisa.

"Ada apa sama Lisa?" Tanya Jisoo.

Serempak Jennie dan Chaeyoung mengangkat bahu mereka tanda jika mereka tak tahu apa apa.

"Lis?"

"Lisa?"

"Lalisa!" Ucap Jisoo menaikan nada bicaranya.

Lalisa tersentak kaget, lantas menatap ketiga temannya yang saat ini menatap dirinya penuh kecemasan.

"Ada apa?" Tanya Jisoo merendahkan suaranya.

Lalisa menundukkan kepalanya kemudian menggigit bibir bawahnya. Ia bingung harus mengatakan apa, pasalnya dirinya pun tak memiliki alasan kenapa dirinya bisa seperti ini.

"Ada masalah?" Tanya Chaeyoung.

Lalisa menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Terus kenapa Lo jadi aneh gini?" Kali ini Jennie yang bertanya.

"Gue gak tau." Ucap Lalisa menatap sendu ketiga sahabatnya yang juga tengah menatap dirinya.

Sadar akan tatapan sendu lalisa yang seolah mengatakan sesuatu lantas Jisoo menarik gadis itu kedalam dekapannya dan dielusnya punggung gadis itu agar membuat gadis itu tenang.

"Kalo Lo ada masalah Lo bisa cerita sama kita." Ucap Jisoo.

"Gue gak tau Soo, gue gak tau." Ucap Lalisa lirih.

Jisoo membuang nafasnya, "Lo pasti tau, karena Lo yang ngerasain nya." Ucap Jisoo.

"Gue gak tau Soo...hiks...hiks...hiks...
gue gak tau, gue gak tau kenapa gue kaya gini, gue gak tau kenapa gue setakut ini, gue juga gak tau kenapa gue...ragu." lirih Lalisa disela sela tangisannya.

"Takut? Ragu?" Ucap Chaeyoung dengan kening yang mengerut.

"Apa yang bikin Lo takut, dan apa yang bikin Lo ragu?" Tanya Jennie.

"Jungkook..."ucap lalisa begitu pelan.

"Jungkook?" Ulang ketiga gadis itu.

"Ada apa sama Jungkook?" Tanya Jisoo.

Lalisa menggelengkan kepalanya. Melepaskan pelukan dari sahabatnya. Kemudian menatap satu persatu manik sahabatnya. Tanpa di duga, tanpa instruksi dari siapa pun lalisa, gadis itu melepaskan cincin pertunangannya dari jari manisnya kemudian meletakkannya di meja.

Ketiga sahabat lalisa tentu terkejut juga bingung di waktu yang bersamaan. Kenapa gadis itu tiba tiba melepaskan cincinnya?

Lalisa menarik nafasnya perlahan, kemudian membuangnya. Ia harus mengatakan ini, ini sudah keputusannya, dan mungkin ini yang terbaik untuk kedepannya. "Gue mau....lepas dari Jungkook."

Bagaikan tersambar petir, ketiga sahabat lalisa terkejut juga tak percaya dengan apa yang barusan lalisa katakan pada mereka. lepas dari Jungkook? Setiba tiba ini? Kenapa?, Kira kira begitulah pertanyaan yang secara spontan muncul di otak ketiga gadis dihadapan lalisa.

"Lis Lo jangan bercanda deh!" Ucap Chaeyoung yang menjadi kesal dengan sikap aneh sahabatnya itu.

"Gue gak bercanda caeng..." Lirih Lalisa.

"Tapi...tapi apa alasan Lo?!" Ucap Chaeyoung. Lalisa hanya menjawab pertanyaan Chaeyong dengan gelengan kepala dia juga tak tau harus memberi alasan seperti apa.

"Lis...Lo harus pikirin ucapan Lo tadi baik baik, ini keputusan besar yang Lo ambil Lis, Lo gak bisa mutusin sesuatu begitu aja." Peringat Jisoo.

"Lo labil!" Ucap Jennie dengan sorot mata yang tak dapat lalisa artikan. Ya Jennie benar, mungkin lalisa memang labil, tapi tak ada yang tahu jika rasa takut dan ragu di hati gadis berparas jelita itu tak hanya datang sekali, melainkan datang di setiap detik, menit, jam, dan setiap waktu gadis itu.

Tanpa mereka sadari, seseorang sedari tadi telah mendengar segalanya, mendengar pengakuan lalisa dan juga melihat bagaimana gadis itu berbicara sambil menangis.























































































23'05'2020

Stay[LK]✓Where stories live. Discover now