“Gimana keadaan kamu sekarang, Ca? Aku khawatir banget tentang kamu. Aku kangen banget sama kamu, Ca. Aku pengen banget lihat senyuman kamu, pengen banget temui kamu....” 

“Aku pengen bawa kamu ke rumah pohon, kita naik perahu bebek disana. Aku juga pengen ajak kamu sama Raka keliling Jakarta, kita pergi ke pantai ramai-ramai sama anak Razel.” 

“Aku pengen ngulang hari itu sama kamu,” tanpa disadari oleh Angkasa, air matanya sudah menetes. “Aku harap kamu segera cepat sadar, dan kamu sembuh, nanti aku akan ajak kamu, kemanapun kamu mau.” 

“Setelah semua urusan aku selesai,” tambah Angkasa. 

Bryan mendengar semua yang Angkasa ucapkan, dia hanya tersenyum lebar melihat Angkasa yang sudah mirip sepertinya. 

“Masih tidak percaya, ternyata kamu sudah mencintai seorang perempuan, dan kamu sudah sangat besar, Angkasa.....” 

“Angkasa minumnya,” ucapan Bryan langsung membuat Angkasa bangkit sembari menyeka air matanya. “Tidurlah, Om tau kamu lelah perjalanan dari Indonesia ke London. Om akan menunggu kamu bangun, nanti.” 

Saat Bryan berbalik badan, ucapan Angkasa langsung meghentinkan langkahnya. “Tunggu.... Sejak kapan kamu bisa berbahasa Indonesia?” 

“Sejak kecil,” balas Bryan meninggalkan kamar Angkasa. 

“Hei tunggu!! Apa maksudnya?!!” teriak Angkasa. 

*** 

Seluruh keluarga dan sahabat Raisa tengah merasa sangat cemas karena besok Raisa akan menjalani operasi ginjal untuk kesembuhan nya. Kania, Tiara, dan Riri sedari tadi juga sudah khawatir tentang Raisa, disekolah ketidak datangan Angkasa dan Raisa menjadi trending topic. Apalagi saat mengetahui bahwa Raisa masuk rumah sakit dan dikabarkan tengah koma, semua anak SMA Merah Putih membicarakan tentangnya. 

Para sahabatnya tidak pergi ke kantin seperti biasa, mereka hanya tetap berada di kelas, begitupun dengan anak Razel, Angkasa yang tidak hadir membuat mereka merasa kehilangan. 

“Sa, lo kapan bangun sih? Gara-gara lo gak masuk, sekolah jadi gak seru. Semuanya sepi kayak semula lagi, kita pengen banget ngelihat lo bangun, Sa,” ucap Kania tepat disebelah Raisa yang terbaring lesu. 

“Kalau nanti lo sembuh, kita jalan-jalan bareng lagi. Nonton Drakor, beli Novel, beli Seblak. Kita kangen banget sama lo, Sa,” sambung Tiara. 

“Lo gak capek tidur terus?” tanya Vina. “Udah hampir satu Minggu lo gak masuk sekolah, kita kesepian. Kapan lo mau bangun? Lo gak boleh ninggalin kita, Sa!! Semenjak kita kenal lo, semuanya berubah.” 

“Bangun, Sa. Lo gak mau bangun buat nemenin kita disini?” tanya Riri saat air matanya sudah menetes. Dia memeluk Raisa, dan terisak. “Kita kangen sama lo. Lo gak kangen sama kita? Semenjak lo masuk rumah sakit, kita selalu kesepian, kita gak pernah keluar kelas. Lo mau sampai kapan tidur kayak gini?” 

“Nanti Raisabangun,” balas Kevin. 

“Kapan Bang?” 

“Berdo’a yang terbaik, jangan nangis. Raisa anak yang kuat, dia akan tetap disini.” 

“Kita kangennya sekarang, Bang. Bukan  nanti.” 

ANGKASA (END)Where stories live. Discover now