[ Hwang Hyunjin & You ]
Tentang Hyunjin dan usahanya untuk dapatkan sang pujaan hati.
°
Lo itu tujuan terakhir gue.
°
Start: Monday, 1 June 2020
Finish: Tuesday, 30 June 2020
Monday, 3 August 2020 [w/another chapter]
|Special thanks to :...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kelompoknya udah di bagi ya? Sekarang silakan di kerjakan sementara bapak rapat bersama guru-guru yang lain." ucap guru Sejarah yang udah keluar dari kelasmu.
Kamu embuskan napasmu pelan, lalu alihkan pandangan ke samping kiri tempat si lelaki aneh tersenyum dengan lebarnya.
"Sekelompok kita! Haha! Seneng dong, ya nggak?"
Kamu menatapnya malas, "Tolong aja Hyun, sehari aja jangan ganggu gue. Bisa?"
Hyunjin cemberut, "Nggak bisa dong manis. Udah ah, perpus yuk. Cari bukunya,"
Kamu gak ayal menurut dan ikuti Hyunjin yang udah jalan duluan ke perpus. Tugas kali ini emang mengharuskan kalian untuk mencari buku lain tentang sejarah karena di buku paket nggak ada.
Makanya setelah dapat beberapa buku yang di butuhkan, kalian mulai jawab soal yang di berikan sebelumnya.
"Hei, pink addict. Menurut lo sejarah itu penting gak sih?"
Kamu menatap Hyunjin yang sekarang tengah memainkan pensilnya di dagu dengan pandangan berpikir. Kamu mendengus, lalu tersenyum simpul.
"Penting lah. Biar lo tahu apa itu namanya perjuangan dan gak gampang ngeluh soal kehidupan."
Hyunjin ketawa sebentar, "Ya, okey. Tapi menurut gue itu nggak penting. Karena justru masa depan gue yang lebih penting sama lo." tatapan mempesona dia berikan dengan senyuman manisnya yang ngembang.
Sang penjaga perpus menginterupsi protesan Hyunjin, dia segera minta maaf dan janji gak akan ngulangin lagi. Meskipun masih dapat omelan pedas dari pak perpus, Hyunjin di maafkan.
Kamu menghela napas lelah, "bego banget lu."
Hyunjin mencebik, pandangin buku sejarah yang terbuka sejak tadi. Hingga kamu yang kasihan pun mulai cairkan suasana.
"Ngomong-ngomong tentang masa depan, cita-cita lo apaan?"
Hyunjin melirikmu yang tengah menyangga dagu dan menatapnya, Hyunjin jadi grogi sendiri di tatap begitu.
"Ehm.. gue yang penting kuliah dulu lah. Eh, tapi model bisa kali ya? Hehe, tampang gue lumayan kan?"
Balik lagi abnormal dia.
"Kalau lo?" tanya Hyunjin.
Kamu tiba-tiba tersenyum lebar, Hyunjin jadi heran. Tapi seneng banget lihat kamu begitu. Lucu tahu, matanya ilang hehe.
Hyunjin yang melihatmu begitu semangat jadi ketawa ringan, "Udah nikah aja pikiran lu Neng,"
"Ck, itu namanya impian. Kan bagus, nanti calon gue bajunya gue rancang sendiri juga. Wih, gila! Kapan ya, kejadian? Haha,"
"Njir, buru-buru amat. Gue kan, belum ngelamar lo. Nanti, pas gue udah bisa hasilin uang sendiri dan sukses. Lo bakal jadi tujuan terakhir gue, buat membina keluarga yang sakinah mawadah warahmah."
Senyuman manisnya lagi-lagi tersungging lebar, membuatmu seketika timpuk wajahnya pakai buku tulis yang kamu pegang.
"Kan gue udah bilang, sehari jangan ganggu gue!"
"Aduh! Heh, nggak boleh gitu sama calon suami!"
Kamu berdecak dengan wajah memanas yang kentara, setelahnya penjaga perpus yang tadi marahin Hyunjin berdiri di samping meja kalian.
"Katanya nggak bakal berisik lagi, hm? Kalian boleh keluar sekarang."
"Yah.. tapi!—"
"Nggak ada tapi-tapian! Keluar kalian!"
Hyunjin mendengus, segera bereskan bukunya dan tarik kamu yang masih memelas. "Udah lah, calon istri, kita keluar aja. Emang dia tuh, nggak tahu masa muda."
"Ck! Masih aja ya, lo!" gerammu. Hyunjin malah ketawa, tapi kamu juga nggak bisa pungkiri gimana nantinya kalau kalian akan benar-benar bersama sebagai sepasang suami istri.
Heh! Astaga! Pemikiran macam apa itu?!
---
Tbc.
Thursday, 23 april 2020
Hello, Stay!
Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids. Thanks again for all your votment. I really appreciate it.
