Part 11: Kesepakatan

Start from the beginning
                                    

"Yeh Zan lo juga lempeng amat tuh muka kaya si Adelard." Ucap Darel kepada Farzan yang berada disampingnya.

"Lo bisa diem gak nanti dimarahin pak Hari!" Kesal Farzan.

"Darel. Farzan! Kalian bisa diam tidak!"

Tuh kan baru saja Farzan memperingati Darel untuk diam pak Hari selaku guru olahraga berteriak memarahi mereka.

"B-bisa pak," Ucapnya pelan.

Kini Adelard terkekeh melihat bagaimana tampang Darel yang ketakutan dimarahi oleh pak Hari. Sedangkan Darel mendengus melihat betapa puasnya wajah Adelard saat ini.

Setelah pelajaran selesai Bu Leli selaku guru yang mengajar dikelas Kinara menghampiri Kinara.
"Sudah Kinara. Kamu boleh masuk ke kelas sekarang. Lain kali, jangan telat lagi atau ibu akan hukum kamu lebih berat dari ini!"

"Iya bu." Karena sangat lelah bahkan kakinya berasa susah digerakkan lagi Kinara mendudukkan dirinya di lapangan. Tanpa peduli dengan tatapan para murid yang melihatnya.

"Nih!"

Gak ada angin gak ada hujan tiba tiba sebuah tangan menyodorkan minuman didepan wajahnya. Tak ingin menolak rezeki, Kinara yang memang sedang kehausan mengambil minuman tersebut tanpa melihat siapa yang berbaik hati memberikan minuman kepadanya.

Setelah badannya lumayan segar karena efek yang ditimbulkan minuman tersebut ia mendongakkan kepalanya lalu berucap, "Maka... loh kemana orangnya." Kagetnya ketika orang yang memberikan minuman tersebut tidak ada.

"Woy. Yang ngasih minuman kegue tadi makasih yah!!" Teriaknya. Namun hening yang dirasa. Sepertinya pelajaran kedua sudah dimulai melihat tidak ada siapapun diluar sekarang.

"Mampus, gue harus buru buru kekelas nanti dikira gue telat lagi. Pokoknya yang ngasih minuman ini mau manusia atau hantu makasih banget." Ucapnya lalu mulai meninggalkan lapangan menuju ke kelasnya dengan tergesa gesa.

Sedangkan seorang pria yang melihat Kinara menghabiskan minuman yang diberikannya tersenyum senang. Ia pun mulai meninggalkan tempat tersebut mengganti bajunya dan segera menuju ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

¿¿¿¿

Radipta masih saja termenung tanpa sekalipun melihat Bu Tria yang sedang mengajar didepannya. Membuat Bu Tria menghela nafas, Radipta sama sekali tidak berubah bahkan sekarang ia lebih pendiam dari biasanya. Melihat jam ditangannya Bu Tria segera membereskan buku buku dimejanya karena waktu sudah menunjukkan untuk beristirahat.

"Untuk pelajaran hari ini sampai disini saja, sepertinya sudah waktunya istirahat. Ibu keluar dulu yah?" Ucapnya.

Namun yang diajak bicara hanya diam tak memperdulikan seseorang berbicara didepannya. Melihat Radipta yang tak meresponnya Bu Tria pun meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah ruangan kembali hening karena tidak ada siapapun kecuali dirinya. Radipta mulai mengambil handphone di saku celanannya mencoba menghubungi seseorang. Baru saja ia ingin menekan tombol panggilan tiba tiba pintu ruangan tersebut terbuka memperlihatkan seorang siswi dengan seragam sepertinya memasuki ruangan tersebut. Sepertinya wajah siswi tersebut tidak asing, oh Radipta baru ingat, dia adalah siswi yang pernah memasuki ruangannya dan mengajaknya kenalan. Ia tak salah lagi siswi tersebut adalah Kinara bahkan ia masih mengingat namanya. Secara tiba tiba Kinara duduk disebuah bangku kosong didepannya membuat Radipta terkejut akan kelakuan seseorang didepannya ini. Namun bukannya bicara Kinara hanya diam sambil memandangi Radipta dengan lekat membuat Radipta tidak nyaman dengan situasi seperti ini.

"Mau ngapain kamu kesini?" Tanyanya kepada Kinara.

"Ohh i-itu. Kenalin gue Ki.." belum juga Kinara menyelesaikan ucapannya Radipta sudah menyelanya.

"Aku tahu, kamu Kinara kan?"

"Oh lo inget nama gue ternyata, bagus. Berarti gue gak perlu ngenalin diri lagi." Ucap Kinara antusias.

Namun Radipta memutar bola matanya malas mendengar ucapan Kinara yang kelewat senang itu.

"Terus ngapain kamu kesini?" Tanyanya lagi karena Kinara belum menjawab pertanyaannya.

"Gue mau kenal sama lo." Jawabnya santai.

"Tapi saya gak mau kenal sama kamu." Tekan Radipta pada ucapannya agar Kinara tak lagi mengganggunya.

"Gini nih kalau cowok keras kepala. Gue tahu lo kesepian kan, gue bisa liat dari mata lo,"
Kinara secara tiba tiba mendekatkan wajah nya dengan Radipta lalu menatap matanya.
Sontak saja Radipta memalingkan wajahnya dari tatapan Kinara yang bisa saja menghancurkan segala pertahanannya.

"Lebih baik kamu pergi dari sini."

Bukan Kinara kalau ia pergi begitu saja tanpa mendapatkan apa yang ia mau. Kinara segera memutar otaknya agar dapat membujuk Radipta supaya mau menerimanya.

"Karena disini yang mau kenal itu gue bukan lo. Jadi, lo gak bisa usir gue gitu aja. Malahan gue akan terus gangguin lo setiap hari, datang keruangan ini sampai gue mendapatkan apa yang gue mau. Lebih bagus lagi lo mau jadi temen gue!" Ucap Kinara berharap ucapannya dapat mempengaruhi Radipta.

Radipta benar benar berada dalam keadaan sulit sekarang. Apakah ia harus menerima Kinara begitu saja dan membiarkannya mengenal Radipta begitu saja. Sedangkan dirinya belum sembuh total dari traumanya rasa takutnya terhadap orang asing seringkali menghantuinya. Apa dengan membiarkan Kinara mendekatinya keadaannya akan baik baik saja.Tapi tunggu, ia tiba tiba teringat akan persyaratan Omanya, apa ia memanfaatkan Kinara saja siapa tahu ia mau membantunya sembuh. Baiklah setidaknya ia harus mencoba.

"Baiklah saya kasih kamu waktu sebulan untuk mengenal saya. Tapi ada syaratnya, kamu harus bantu saya menyembuhkan trauma yang saya alami. Gimana, kamu siap?" Kini Radipta menatap sempurna kearah Kinara. Membuat Kinara gugup ditatap seperti itu apalagi oleh Radipta yang mengapa terlihat lebih tampan bila dilihat dari dekat. Menghilangkan segala pikiran diotaknya yang tak beres Kinara mengalihkan pandangannya lalu menghembuskan nafasnya beberapa kali. Setelah itu ia menatap kembali Radipta.

"Oke, gue siap!"

"Baiklah. Tapi, jika dalam sebulan itu kamu tidak bisa membuat saya sembuh. Maka kamu harus menjauhi saya dan jangan ganggu saya lagi." Ucap Radipta tersenyum miring bukannya takut  Kinara malah terdiam seakan terpesona akan senyumnya yang langka itu.

¿¿¿¿

Gimana gimana part ini suka gak? Kalau suka jangan lupa tinggalin jejak yah😉

See you

Yuni Wulandari

18.05.20

Who's your name? Where stories live. Discover now