Part 11: Kesepakatan

12 6 0
                                    

Setelah berhasil keluar dari kelas Kinara segera mempercepat langkahnya menuju gerbang sekolah. Tampak nya para murid sudah berada dikelas nya masing masing terlihat dari sepi nya gerbang sekolah dan parkiran. Kini pun seorang satpam atau penjaga sekolah mulai menutup gerbang.

"Eh ehhh ehhh... pak. Kok di tutup sih gerbangnya!" Cegatnya.

Sontak saja satpam tersebut menghentikan sejenak aktivitasnya, "Lah emang kenapa neng, kan bentar lagi bel masuk. Neng juga ngapain ada disini?" Ucapnya.

"Emmm... a-anu pak, nanti kalau ada murid yang masih diluar gak bisa masuk dong pak." Refleks Kinara menggaruk tengkuknya yang tak gatal ia nampak gugup.

"Ini udah jadi peraturan sekolah neng, kalau bel bentar lagi mau bunyi gerbang harus segera ditutup. Kalau misalkan ada murid yang masih diluar berarti dia telat, harus dikasih hukuman atuh neng." Ucap satpam tersebut sambil kembali menutup gerbang hingga rapat.

"Kalau gerbang sekolah ditutup Radipta masuk lewat mana? Atau dia udah datang yah... hmmm, sungguh perjuangan yang sia-sia." Pikirnya.

"Kenapa atuh neng masih disini. Malah ngelamun lagi, tuhh bel udah bunyi daritadi." Ucap satpam tersebut menyadarkan Kinara dari lamunannya.

"Hah!! Bel udah bunyi, gawat telat nih gue. Yaudah pak makasih yah!" Kinara pun bergegas meninggalkan gerbang sekolah menuju kelasnya. Sambil melapalkan do'a agar belum ada guru yang masuk, Kinara berlari sekuat tenaga. Pak satpam yang melihat hal tersebut hanya menggelengkan kepalanya, ada ada saja murid itu pikirnya.

Ketika sampai dipintu kelas Kinara menerobos masuk tanpa peduli dengan para murid yang melihatnya aneh. Ia pun duduk dibangkunya lalu menghembuskan nafas lega. Baru saja ia menetralkan denyut jantungnya akibat ia berlari sebuah suara nyaring dari arah depan mengejutkan Kinara dan membuat jantungnya memompa cepat.

"KINARA!! Cepat keliling lapangan sekarang!!!"

"Mampus," Batinnya

Seolah kesialan nampak menempel pada dirinya hari ini. Ia yang dituduh pacaran dengan Adelard oleh sahabatnya sendiri, ia yang tidak bisa menemui Radipta dan sekarang ia pun harus berlari mengelilingi lapangan karena telat masuk kelas kalau jadinya bakal begini lebih baik ia tidak sekolah. Sudah hampir 3 kali putaran Kinara berlari mengelilingi lapangan tapi gurunya tak kunjung berhenti mengajar dikelasnya membuat Kinara mendengus lalu  memperlambat larinya ia sudah cukup lelah untuk berlari lagi. Tepat pada saat itu para murid kelas XI MIPA 1 tampak berjalan menuju lapangan rupanya mereka ada jadwal olahraga hari ini. Sontak itu membuat Kinara malu lalu menutup setengah wajahnya agar tidak ada yang mengenalinya.

"Wiiihh Lard, bukannya itu Kinara yah!" Tunjuk Darel pada seorang siswi yang sedang berlari.

Mendengar nama Kinara membuat Adelard melihat kearah seorang siswi yang ditunjuk oleh Darel. Rupanya benar ia adalah Kinara, ia terlihat lelah dari caranya berlari yang semakin melambat. Tapi kenapa Kinara berlari mengelilingi lapangan disaat kelasnya masuk. Namun Adelard tidak berani menghampiri Kinara atau bahkan menanyakan hal tersebut. Ia hanya sesekali melihatnya lalu membuang kembali pandangannya berusaha fokus melakukan pemanasan.

"Lard, kayaknya Kinara dihukum deh, kasian dia udah capek gitu." Ucap Darel lagi agak berbisik.

"Udah fokus aja pemanasan!" Ucap Adelard datar.

"Yaelah... gak ada niatan nolongin gitu." Sindir Darel.

Namun nampaknya Adelard menulikan pendengarannya. Ia hanya fokus kedepan melihat pak guru memberikan beberapa trik pemanasan lalu diikuti oleh Adelard dan para murid disana. Setelah kejadian tabrakan antara ia dan Kinara kemarin Darel terus saja mengejeknya agar ia mendekati Kinara, namun Adelard tidak menghiraukan ucapan Darel dan mencoba untuk tidak peduli terhadap Kinara.

Who's your name? Where stories live. Discover now