Part 4: Kapan berakhir

40 12 0
                                    

Karena tidak mungkin harus  berlari, dalam keadaan gugup Kinara menghentikan langkahnya, dengan cepat ia mengubah raut mukanya menjadi tersenyum sambil berbalik.

"Iya Bu." untung saja suaranya tidak ikut gugup.

"Darimana Kinara, kok bisa ada disini?" tanya Bu Tria heran.

"Ahhh...i-itu bu dari...emmm." sejenak ia berpikir.

"Aduh ayo otak, kalau lagi kayak gini gak usah lemot" Ucap Kinara dalam hati.

Seakan ada lampu diatas kepala, ia ingat mengapa ia bisa ada di ruang guru.

"Dari ruangan Bu fatma, tadi bantuin Bu Fatma bawa buku keruangannya." ujar Kinara melanjutkan perkataannya yang sempat menggantung.

"Loh, bukannya ruangan Bu Fatma disana ya, kok kamu bisa kesini?."

Seakan teringat bahwa ternyata ruangan Bu Fatma berada disebelah kanan ruang guru dan dekat dengan pintu masuk. Sedangkan ruangan Bu Tria berada ditengah-tengah ruang guru. Sehingga jika dipikir-pikir ruangan Bu Fatma dan Bu Tria tidak berdekatan. Mengingat itu membuat Kinara menghela nafas gusar, bingung harus bilang alasan apalagi. Ketika pikirannya hampir mentok, netra hitamnya tidak sengaja melihat seorang lelaki yang ternyata ia adalah Darel, sepertinya ia akan keluar dari ruangan ini.

"Saya lagi nungguin Darel Bu." dan akhirnya alasan itulah yang keluar dari mulutnya.

Melihat arah pandangan Kinara membuat Bu Tria sontak membalikkan badannya. Sedangkan Darel hanya mengernyitkan dahinya tanda tak mengerti.

"Iya kan, lo sih lama banget gue tungguin dari tadi juga." kata Kinara sambil menghampiri Darel dan mengedipkan matanya beberapa kali, berharap Darel dapat mengerti dan membantunya kali ini.

Seakan mengerti atas apa yang terjadi Darel pun tersenyum mengerti.

"Iya bu, Kinara menunggu saya." ucap Darel.

Mendengar Darel mengucapkan itu membuat Kinara menghembuskan nafas lega.

"Oh iya, kalian belum mau pulang?" Tanya Bu Tria kepada mereka berdua.

"Mau bu sekarang, ya sudah kami keluar dulu bu. Mari Bu." ujar Kinara sambil menyeret Darel keluar dari ruang guru.

Bu Tria pun menganggukkan kepala lalu tersenyum melihat mereka berdua keluar. Ketika mereka sudah tidak ada dalam pandangan matanya, Bu Tria menghembuskan nafas gusar.

"Kamu tidak pandai berbohong Kinara."

¿¿¿¿

Ketika sudah sampai diluar Kinara akhirnya dapat bernafas lega.

"Lo kenapa bohong sama Bu Tria?" Tanya Darel dengan pandangan menyelidik.

"Tadi gue gak sengaja denger pembicaraan Bu Tria sama seseorang." ujar Kinara terdengar berbisik karena takut ada yang mendengarnya.

"Terus apa yang mereka bicarakan."

"Emmm emmm itu rahasia, gue gak bisa ngasih tahu lo." ucap Kinara angkuh.

"Gue kan udah nolongin lo tuh, jadi lo juga harus ngasih tahu gue juga dong." kata Darel tidak mau kalah.

"Ini tuh urusannya menyangkut masa depan gue." Timpal Kinara serius.

Dibalas dengan tatapan menyelidik dari Darel.

"Udahlah lo gak usah kepo, gue pergi dulu, babay."

"Eh, eh, tunggu dulu." cegat Darel, seakan teringat sesuatu.

Belum jauh Kinara melangkah Darel sudah menyegatnya, dengan malas Kinara membalikkan badanya.

Who's your name? Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora