[S2 - 18]

1.3K 133 22
                                    

Pagi telah tiba. Burung-burung berkicau di atas dahan. Cahaya mentari mulai menyelinap diam-diam masuk ke sela jendela dan ventilasi.

Jungkook yang masih nyenyak tidur pun. Harus terganggu dengan cahaya yang menyilau ke pipinya.

"Eughh..." Jungkook membuka matanya. Terlihat jika dirinya masih mengantuk. Tapi, ia ingat kalau hari ini ia harus pergi ke luar negeri bersama ayahnya.

Dengan langkah yang berat, Jungkook melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

€€€

Seluruh anggota keluarga Kim sudah berkumpul di ruang tengah. Di sana sudah terdapat banyak orang yang akan mengantar Namjoon ke tempat peristirahatan terakhir.

Semua orang memakai pakaian serba hitam kecuali Heechul dan Donghae. Itu terjadi karena mereka akan pergi ke bandara ketika Namjoon diberangkatkan ke makam.

Saat ini, semua orang akan berangkat ke pemakaman. Hanya tinggal menunggu Jungkook turun. Untuk mendoakan Namjoon yang terakhir kalinya.

"Appa, maaf terlambat," ucap Jungkook yang tiba-tiba sudah berjalan turun ke ruang tengah.

"Tidak apa-apa. Sudah sana, beri doa kakakmu. Agar dia cepat diberangkatkan," kata Heechul.

"Baik, appa." Jungkook mengangguk. Ia pun berjalan menghampiri peti mati Namjoon.

"Hyungie... Kookie harap ini bukan hyung. Kookie rasa hyung masih hidup. Hyung masih ada di suatu tempat, kookie percaya itu. Jadi, untuk siapapun yang berada di peti ini. Semoga tenang di sana. Kamu didoakan banyak orang di sini."

Jungkook membuka matanya lagi. Ia tersenyum sekilas, lalu kembali berdiri di sebelah Heechul.

"Sudah, kalian berangkatlah. Makamkan Namjoon dengan baik," ucap Donghae.

Anak-anak Kim mengangguk kecuali Jungkook. Mereka akhirnya pun pergi ke pemakaman. Bersama banyak orang yang mengangkat peti mati Namjoon.

Sekarang, ruang tengah kediaman keluarga Kim sudah sepi. Tinggallah Heechul, Donghae, dan Jungkook saja. Yang akan bersiap pergi ke bandara.

"Ayo kita pergi ke bandara. Kalau tidak, kita akan ketinggalan pesawat," kata Donghae.

Heechul dan Jungkook mengangguk. Mereka pun ke kamar sebentar untuk mengambil koper. Lalu mereka, berjalan menuju mobil.

Sebelum menuju mobil, Heechul menyempatkan waktu untuk mengunci pintu rumahnya. Setelah itu, ia menyusul ke mobil yang ditumpangi Jungkook dan Donghae.

Heechul menaruh kopernya di bagai belakang. Usainya, ia masuk ke kursi depan dan duduk di sebelah Donghae.

"Kita berangkat," kata Donghae.

Kemudian, Donghae menjalankan mobilnya ke bandara.

€€€

Di sisi lain, di sebuah rumah sakit tersembunyi di Amerika. Seorang pasien bermarga Lee tengah dirawat.

Pasien tersebut baru dipindahkan ke Amerika kemarin pagi. Dan sekarang keadaannya kritis karena kondisi jantung yang membutuhkan donor.

Tapi, untunglah rumah sakit tersebut sudah memiliki jantung yang cocok untuknya. Jadi, mungkin malam ini ia akan dioperasi.

Hanya tinggal menunggu wali mereka datang. Lalu, ia bisa dioperasi. Karena, operasi tersebut membutuhkan persetujuan mereka.

"Bagaimana dok keadaan pasien Lee?" tanya salah satu suster di rumah sakit itu. Kebetulan, ia yang bertugas menjaga pasien Lee.

"Masih tidak ada perkembangan. Dia hanya bisa hidup dalam keadaan seperti ini saja. Sebelum operasi dilakukan," jawab si dokter.

"Apakah operasinya tidak bisa dilakukan sekarang, dok? Aku tidak bisa melihatnya menderita lama karena wali mereka."

"Tidak bisa, suster Kim. Jika dilakukan sekarang. Apa anda mau bertanggung jawab ketika terjadi apa-apa padanya?"

Dokter itu mengelak untuk mengoperasi pasien Lee. Tapi, suster berisinial Kim tersebut masih memaksa.

"Iya, saya yang akan bertanggung jawab. Jadi, tolong operasi dia sekarang dokter."

"Hhh..." si dokter hanya bisa menghela nafas. Mau tidak mau ia harus mengoperasi pasien Lee. Jika tidak, suster ini akan melakukan hal yang nekat.

"Baiklah. Saya akan mengoperasi dia, Kim Yoona."

€€€

Setelah perjalanan berjam-jam. Akhirnya Jungkook, Heechul, dan Donghae sampai di Amerika tepatnya di Los Angeles.

Mereka langsung saja menuju rumah sakit yang letaknya jauh dari mata. Jungkook awalnya yang mengira ia akan menuju hotel jadi bingung.

Mengapa pamannya dan ayahnya malah menuju sebuah rumah sakit? Apa ayahnya sakit lagi atau pamannya?

Jungkook semakin bertanya-tanya. Ia penasaran dengan keadaan saat ini. Entah mengapa, tiba-tiba keadaan menjadi gawat.

Ayah serta pamannya langsung berlari masuk ke dalam rumah sakit. Mereka meninggalkan Jungkook yang masih ada di mobil.

Rasa penasaran Jungkook mulai besar. Akhirnya, ia pun mengikuti kedua orang berumur tersebut dari belakang.

Tapi, di tengah lorong. Tiba-tiba Jungkook tidak sengaja menabrak seorang suster. Dan, membuat suster itupun terjatuh.

Bruk

"Aduh!" ringis suster tersebut.

Jungkook yang posisinya berdiri langsung menolong suster tersebut. "Exsecusme, are you ok? I'm sorry."

"No problem, kids." Suster itu membersihkan pakaiannya. Jadi, Jungkook tidak bisa melihat wajahnya.

Tapi, usai suster itu membersihkan bajunya. Ia menatap Jungkook. Tatapannya terlihat seperti orang yang terkejut.

Sama halnya dengan Jungkook. Dia juga terkejut melihat wajah suster tersebut. Bagaimana bisa ia tidak terkejut?

Jika yang ia lihat adalah wajah mendiang ibunya. Jungkook tidak percaya ini.

"Eomma..."

TBC

Hai!

Double update?

Hehe.

Jangan lupakan kewajiban itu saja🙃

Klik bintang yah.

[3] I NEED U - [KNJ]Where stories live. Discover now