[5]

2.5K 270 18
                                    

Distrik Gangnam, Seoul, KST, 08.00 A.M

Namjoon berjalan pelan di pinggir jalan. Dia tidak menggunakan mobil atau sepeda untuk pergi ke tempat kerjanya karena itu merepotkan.

Cukup naik bis, pulang-pergi itu tidak membuang banyak biaya. Dulu dia ingin membeli mobil tapi keinginannya sirna karena mengingat keadaannya dengan uang pas-pas an.

Meskipun kakaknya memiliki perusahaan besar, tetap saja dia yang harus menanggung biaya kebutuhan makan di rumah.

Mungkin itulah mengapa alasan Namjoon untuk hidup. Sebelumnya dia selalu berpikir untuk apa dia hidup, tapi sekarang dia sudah tahu jika dia hidup untuk keluarganya.

Bagaimana kondisi Namjoon?

Itu mungkin menjadi alasan kenapa dia harus menyerah atau berjuang. Karena dibalik kerja kerasnya tersimpan rahasia yang begitu besar.

Ceklekk

Namjoon membuka pintu restoran sung lalu masuk ke dalam seperti biasanya.

"Eh? Namjoon? Sudah datang. Ini masih terlalu pagi lho,"

Pemilik restoran, Ha Sungwoon. Baru saja keluar dari ruangannya dan mendapati Namjoon sudah berada di dalam restorannya.

"Ah! Tidak apa-apa sajangnim. Aku berangkat pagi untuk bersih-bersih juga. Bukankah anda tidak punya pegawai lain selain aku? Jadi pagi ini aku akan membersihkan restorannya," ucap Namjoon.

"Namjoon-ah? Jangan panggil aku sajangnim lagi. Cukup panggil aku Sungwoon saja. Dan ya? Jangan terlalu formal. Bukankah kita ini seumuran?" tutur Sungwoon.

Namjoon hanya diam mendengarkannya lalu dia permisi pergi untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian untuk pegawai restoran sung.

10 menit kemudian

Namjoon sudah mengganti bajunya. Dia sekarang sudah seperti pegawai restoran sung.

"Namjoon-ah? Bahan dapur sudah habis. Kau beli bahannya yah? Di toko Kim," suruh Sungwoon yang baru keluar dari ruangannya.

"Baiklah," Namjoon mengiyakan suruhan Sungwoon.

Dia berjalan ke arah Sungwoon untuk mengambil uangnya dan pergi ke toko Kim yang ada di depan sebuah agensi SM Entertainment.

******

Setelah lama berjalan, akhirnya Namjoon sampai di toko Kim.

Toko besar yang berada di depan gedung SM Entertainment itu selalu ramai karena harganya yang murah.

Jadi tidak heran jika Sungwoon selalu menyuruh Namjoon berbelanja di toko tersebut.

"Wah! Ramai sekali," ujar Namjoon.

Dia menatap toko Kim dari depan. Dapat dia lihat jika di dalam toko sangatlah ramai. Tapi mau tidak mau, Namjoon harus pergi dan berbelanja.

Sreett...

Namjoon mendorong pintu toko dan menuju masuk ke dalam. Tanpa basa-basi, dia langsung menuju tempat di mana bahan yang habis harus dibeli.

Karena dia sudah sering kesini dan hafal tempatnya, dia tidak lama untuk mencari tempat di mana bahan-bahan yang akan dia beli.

Dia membeli garam, gula, tepung, dan bumbu masak lainnya. Tapi di tengah dia sedang memilih sebuah merk kecap, tiba-tiba terbesit rasa nyeri di dadanya.

"Akh!"

Namjoon memegangi dadanya. Dia begitu kesakitan, tapi dia terpaksa harus menahannya karena tempatnya tidak mendukung.

"Aku harus cepat pergi dari sini," gumamnya.

Tanpa melanjutkan memilih, Namjoon langsung mengambil beberapa merk kecap dan memasukkanya ke keranjang yang dia bawa.

"Semua sudah lengkap. Aku harus ke kasir,"

Namjoon kembali memegangi dadanya yang terasa nyeri itu karena di saat dia berjalan nyerinya menjadi bertambah.

"Kenapa harus sekarang?!" batin Namjoon.

Namjoon terus memegangi dadanya sampai-sampai dia meremat baju yang dia pakai.

"Akh!"

Namjoon sudah berlutut. Dia sudah tidak sanggup berjalan karena rasa sakitnya semakin menjalar. Rasanya dia ingin sekali pergi dari dunia ini, tapi tugasnya belumlah selesai.

"Hei! Nak? Kau tidak apa-apa?"

Bersyukurlah kau Namjoon. Untung saja ada namja paruh baya yang ingin membantumu.

"Ah-ahjussi.. Dadaku terasa sakit," kata Namjoon sambil memegang erat dadanya.

Namja paruh baya itu tidak tega melihat kondisi Namjoon, jadi dengan segera dia memapah Namjoon dan membawanya ke dokter.

Dia menghiraukan apa yang Namjoon bawa, karena keselamatannya lebih penting.

– Seoul Hospital, Seoul, KST, 09.30 A.M –

Sekarang Namjoon sudah dirawat di UGD. Dia langsung ditangani seorang dokter begitu dia sampai di rumah sakit.

Dia tidak sendirian di rumah sakit, namja paruh baya yang menolongnya tadi masih setia menungguinya walaupun itu sangat merepotkan.

Tetapi dia ikhlas. Karena melihat keadaan Namjoon yang begitu miris.

"Apa anda keluarganya?"

Tiba-tiba dokter yang menangani Namjoon keluar dari ruang UGD dan membuat namja paruh baya itu terkejut.

"Eoh? Ah! Iyah. Saya ayahnya," ujar namja paruh baya itu.

"Pasien tidak apa-apa. Dia hanya mengalami serangan sedikit, sebaiknya dia dirawat inap di sini selama satu hari. Agar saya bisa memantau keadaannya," jelas dokter bername tag 'Kim Jangwoo' tersebut.

"Lakukan yang terbaik untuk anak saya dok," ucap namja paruh baya itu.

"Baiklah tuan,"

Dokter Jangwoo langsung meninggalkan namja paruh baya itu. Dia kembali masuk ke dalam ruang UGD untuk berbicara pada perawat agar Namjoon dipindahkan ruangannya.

Sedangkan namja paruh baya itu kembalu duduk. Dia berpikir dan merenungi suatu hal yang dia ingat tentang Namjoon maupun keluarganya.

"Argghh!!"

Dia mengacak rambutnya frustasi dan tiba-tiba dia ingat sesuatu.

"Apa dia Kim Namjoon?"
















































Hai!!!!

Rindu????

Udah up nih!!! Silahkan dibaca!!!

Oh yah!! Mulai bulan puasa sampai hari raya, aku tidak up. Jadi jangan sedih yah!!!

Jangan lupa vomment!!!!

[04-05-19]

[3] I NEED U - [KNJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang