Beberapa perawat dan pasien yang berlalu-lalang terkejut. Terlebih selama ini dokter Tomo terkenal sebagai dokter yang sopan. Albert dan ibunya pun terkejut.

"Hati-hati dengan dia nyonya! Dia bisa saja menggoda suami anda! Wanita rendahan sepertinya ini sudah biasa mendekati semua orang untuk dia goda!" Hardik dokter Tomo.

Ibu Albert tampak biasa saja. Dia malah terkekeh saat mendengar ucapan dokter Tomo.

"Dokter, anda itu lebih berpendidikan dari saya. Tapi, anda ternyata memiliki kelakuan yang sangat rendah, ya?" Ujar ibu Albert.

"Dek Naira, kita ke tempat lain saja yuk," ajak ibu Albert.

Naira mengangguk. Naira menggandeng tangan Albert dan berjalan bersama ibu Albert. Naira membiarkan saja beberapa orang menatapnya dengan tatapan merendahkan. Walau beberapa perawat lama tahu tentang Naira dan memarahi beberapa perawat baru yang ikut mencibir Naira.

"Ada apa ini?" Tanya Arsen.

Beberapa perawat langsung menunduk. Naira terkejut tapi, tidak mengalihkan tatapannya dari tangannya yang sedang menggenggam tangan Albert. Justru Albert yang berlari ke arah Arsen hingga genggaman tangan Naira terlepas.

"Om dokter..." panggil Albert.

Arsen menggendong Albert. Dia melihat dokter Tomo beranjak dari tempatnya dengan cepat. Arsen langsung tahu ada yang tidak beres. Arsen menurunkan Albert dan berlutut dengan sebelah kakinya di depan Albert.

"Albert, kamu dari tadi sama tante Nai?" Tanya Arsen dan anak itu mengangguk.

"Apa ada sesuatu yang terjadi saat om tidak ada?" Tanya Arsen lagi.

"Ada om. Opa dokter memukul tante cantik," adu Albert.

"Opa dokter?"

Albert menunjuk ke arah belakang namun, bingung saat orang yang hendak dia tunjuk tidak ada.

"Yah... opa dokternya kabur! Tadi dia memukul tante cantik dan mengatai tante cantik, om! Katanya, tante cantik bisa menggoda orang, om. Menggoda orang tuh apa sih om?"

Arsen tidak menjawab. Dia hanya diam dan segera berdiri. Arsen berlari dari tempatnya tanpa sempat Naira cegah. Naira akhirnya memilih menyusul di belakang, walau tidak berlari sih. Arsen mencari dokter Tomo.

"Dokter Tomo mana?"

"Tadi, ke arah kamar pasien dokter," ujar seorang perawat.

Arsen menyusul. Dia menemukan dokter itu sedang berpamitan. Dia menunggu di koridor. Saat dokter Tomo keluar dia langsung menyeret dokter Tomo. Dia melepaskan jas putih yang dokter Tomo pakai. Arsen memberikan jas itu pada seorang perawat. Kaki Arsen melangkah lebar sampai ke lobi rumah sakit yang luas. Banyak orang disana.

"Berdiri disini!" Ujar Arsen sambil memegangi kerah pakaian dokter Tomo.

"Tidakkah anda paham dengan perkataan saya kemarin?" Tanya Arsen.

"Sepertinya tidak,"

Arsen menghubungi seseorang dan berdiri di lobi dengan dokter Tomo. Naira yang datang ke lobi dia suruh menunggu di pinggir. Tidak lama kemudian, suara sirine memenuhi halaman rumah sakit. Lalu, beberapa polisi datang dan langsung menyergap dokter Tomo.

"Apa-apaan ini!?"

Akhirnya, Dokter Tomo mengeluarkan suaranya setelah dari tadi diam.

"Anda kami tahan atas tuduhan malpraktik yang menyebabkan kematian seseorang di klinik pribadi anda juga, terlibatnya anda dalam kasus aborsi dari putri anda,"

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang