Special Chapter #2

1.1K 202 9
                                    

"Zachary datang kesini dan langsung menangis di pelukan Greta! Anak itu tidak mengatakan apapun padaku dan mengatakan semuanya pada Greta tapi, dia meminta Greta untuk merahasiakannya dariku. Apa yang terjadi di Jakarta saat itu?!"

Arsen benar-benar tidak tahu. Arsen mungkin punya beberapa kemungkinan. Namun, untuk kejelasan dari kemungkinan itu dia tidak pernah tahu.

"Putraku sedang menangis di bawah sana, Arsen! Kamu sendiri yang berjanji akan terus membuatnya bahagia!" Ucap Axeon lagi.

Axeon benar-benar kalut. Putranya menangis sesenggukkan seperti halnya tujuh tahun lalu. Axeon tidak berdaya saat putranya sendiri tidak mau memberitahunya apa yang terjadi. Axeon bahkan hanya bisa diam dan menatap punggung putranya yang semakin hari semakin berubah sikap dan tingkahnya.

"Dia tidak akan pulang denganmu. Aku tidak akan mengizinkannya," Putus Axeon dengan tegas.

"Kak! Sudah tujuh tahun kau menyembunyikannya dari kami! Apa itu masih belum cukup?"

"Pikirmu aku senang dengan keadaan saat itu, huh? Kau harus melihatnya Arsen. Bagaimana dia selalu terbangun tiap malam dan duduk di bawah foto Erin. Bahkan Greta sampai membiarkan Evony tidur dengannya agar aku bisa menemani Aaric,"

Arsen terdiam.

"Ada satu hal yang mungkin menjadi penyebabnya," Ucap Arsen pada akhirnya.

"Apa itu?"

"Ini hanya kemungkinan yang selalu terpikirkan olehku,"

"Kalau begitu cepat katakan!"

"Tujuh tahun lalu, aku menghukum Vincent karena dia ketahuan ikut berkelahi dengan siswa dari sekolah lain. Vincent dan Xaferius marah dan mengira Zachary yang memberitahuku semuanya. Vincent... dia berteriak padaku saat itu,"

Arsen memejamkan matanya. Ucapan Vincent saat itu sangat tajam. Arsen saja merasa sakit saat mendengar ucapan itu.

"Pa! Aku tidak salah!"

"Akui saja kesalahanmu atau papa akan menambahkan waktu hukumanmu,"

"Papa pilih kasih!"

"Apa kamu bilang?"

"Papa pilih kasih! Jika kak Zack yang membuat kesalahan, papa akan tutup mata dan berpura-pura tidak tahu! Padahal dia bukan anak papa! Anak papa adalah aku dan Xafe! Papa selalu lebih membela dia!!! Walau itu artinya papa harus memutar otak untuk membantunya!!!"

"Vincent! Jaga ucapan kamu! Zachary itu kakak kamu!"

"Dia bukan kakakku!!! Dia hanya orang yang papa tempatkan untuk menggantikan kak Qenan!!! Dia itu hanya boneka pengganti kaka Qenan saja!!! Bahkan ayahnya saja tidak menginginkan dia!!!"

Ucapan itu sampai saat ini masih terngiang di telinga Arsen. Jika Zachary saat itu mendengar semuanya, Arsen tidak akan heran jika Zachary pergi. Axeon mengepalkan tangannya. Dia paham sekarang kenapa Zachary menangis begitu kuat saat itu. Kedua anak kandung Arsen mengeluarkan kalimat yang jelas sangat menyakitkan. Mereka tidak tahu kalau Zachary sering kali ingin tinggal di Jerman agar tidak merepotkan Arsen dan Naira. Mereka tidak berpikir kalau selama ini Arsen juga Naira lah yang memaksa Zachary tetap tinggal.

"Demi Tuhan, Arsen. Setelah ini jika putraku tidak memberimu izin untuk menginjakan kaki disini, kau dan keluargamu tidak akan bisa menginjakan kaki disini," Ucap Axeon sebelum memilih pergi dari kamar itu.

Axeon langsung mencari keberadaan Zachary. Dia menemukan Greta dan Zachary di taman belakang. Duduk di salah satu gazebo disana. Axeon mendekat dan memeluk Zachary.

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang