✨Part 32✨

189 11 0
                                    

Malam harinya, rain sedang duduk di ranjang ranjangnya. Di temani sang kakak yang duduk di kursi samping ranjang nya. Bagas?
Dia tidur di sofa. Sepertinya dia merasa lelah karena menemani Rain yang merengek meminta jalan-jalan keluar.

"Bang, gue mau pulang!" ucap Rain.

"Iya nanti kalo lo udah sembuh, kita pulang" balas Zaidan.

"Ish masih lama tau!" ucap Rain lalu mengerucutkan bibirnya.

"Kalau mau cepet, harus makan dan minum obat. Lo makan aja nggak mau!" ledek Zaidan.

"Iya kan makanan nya gak enak bang, pait" sahut Rain lesu.

"Makanan orang sakit mana ada yg enak sih dek!" celetuk Zaidan.

"Hufftt... Emh bang, ayah sama bunda udah tau gue masuk RS?" tanya Rain.

"Belum. Gue sengaja gak ngasih tau, kasian mereka. Disana kan mereka juga lagi jagain Omah" ujar Zaidan.

"Kalau mereka marah nanti, gimana?" tanya Rain takut.

"Lo gak usah pikirin itu, masalah itu biar gue yg urus. Sekarang fokus aja sama kesembuhan lo!" ucap Zaidan.

"Makasih ya bang, lo emang abang terbaik buat gue" balas Rain lalu memeluk Zaidan.

"Apapun demi lo, My little princess. Sebisa mungkin gue bakal lakuin yg terbaik" ucap Zaidan lalu membalas pelukan adiknya.

Tanpa mereka sadari, Bagas sedari tadi menyaksikan interaksi antara kakak dan adik itu. Bagas mengulum senyum melihatnya. Ia memang sudah bangun saat mendengar Rain merengek ingin pulang. Namun ia pura-pura tidur untuk mendengar semuanya.

Bagas pun bangkit dan menghampiri sepasang beradik itu, membuat mereka terkejut.

"Lho! Kamu kapan bangun?" tanya Rain.

"Udah lama. Kamu kenapa belum tidur?" tanya Bagas sambil mengusap kepala Rain.

"Ngerengek minta pulang mulu dia!" celetuk Zaidan.

"Ish abang, apaan sih!" ketus Rain.

"Besok kamu pulang" ucapan Bagas membuat mata Rain berbinar.

"Yeayy.. Kamu serius?" tanya Rain.

"Iya sayang" jawab Bagas.

"Lah beneran di bolehin pulang?" tanya Zaidan.

Pasalnya kondisi adiknya ini masih lemah. Untuk berjalan saja membutuhkan kursi roda, karena memar di punggung nya akan sakit jiga dibawa berjalan. Lalu apa yang Bagas katakan barusan? Yang benar saja.

Jujur saja ia agak kerepotan mengurus adiknya yang satu ini. Apalagi tingkat kemanjaan Rain akan bertambah jika sedang sakit seperti ini.

"Hmm"

"Dan kamu akan melakukan pengobatan di rumah" lanjut Bagas.

"Ish sama aja dong!" kesal Rain.

"Haha, mampus" ledek Zaidan.

"Kenapa harus pengobatan di rumah sih?" ucap Rain kesal.

"Karena kondisi kamu masih belum stabil sayang. Luka di punggung kamu juga masih ada, aku gak mau ambil resiko" balas Bagas lembut.

"Yaudah deh!" pasrah Rain.

"Good girl. Sekarang kamu tidur, besok pagi kita pulang" ucap Bagas lalu membantu Rain berbaring.

Tak lupa Bagas menyelimuti Rain hingga leher dan mengecup keningnya, kedua matanya, hidungnya dan terakhir pipi kiri kanan nya. Rain tersenyum kemudian mulai memejamkan matanya.

BAGASRAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang