✨Part 6✨

368 13 0
                                    

Hari ini Rain berangkat ke sekolah dengan terburu-buru. Pasalnya hari ia belum mengerjakan tugas Pak Heri, guru ter-killer di sekolahnya. Bahkan Rain tidak sempat sarapan saking buru-buru karena takut terlambat.

Dan benar saja! Baru saja dia mendudukkan bokong nya di kursi, Pak Heri sudah masuk dengan wajah sangar nya.

Mampus lo Rain kena hukum kan!. Batin Rain.

"Pagi anak-anak"

"Pagi Pak" serempak mereka menjawab.

"Adam, tolong kamu kumpulkan tugas yang Bapak kasih kemarin ke depan!" ucap Pak Heri.

"Baik Pak!" balas Adam.

"Bagi yang belum mengerjakan angkat tangannya?" ucapnya lagi.

Dengan terpaksa Rain mengangkat tangannya dan membuat seisi kelas melihat ke arah nya.

"Kamu kenapa tidak mengerjakan tugas saya?" tanya nya tegas.

"Heh! Lo kenapa gak ngerjain?" bisik Letta.

"Lupa" balasnya berbisik.

"Kamu! Hormat sama tiang bendera sampai pelajaran saya habis. Cepat!" ucapnya tak mau di bantah.

"Baik Pak!"

Dengan cepat Rain pergi untuk menghormat pada tiang bendera. Lagi lagi keberuntungan tidak ada di pihak nya. Lihatlah mentari bersinar sangat cerah pagi ini. Di tambah di sebrang sana kelas XII IPA 1 tepatnya kelas Bagas tengah berolahraga. Hari tersial memang!

Kurang lebih sudah 1 jam setengah Rain berdiri menghadap bendera. Sekarang yang dia rasakan adalah lemas serta kepala nya yang memberat. Pusing sekali. Rain tetap memaksakan untuk tetap berdiri dan menjalankan hukuman nya. Tapi tubuhnya menolak. Pandangan nya sekarang mengabur dan...........

Brukkk

Rain pingsan!

Bagas yang sedari tadi memperhatikan Rain pun segera berlari dan menerobos kerumunan siswa/i yang mengerubungi rain. Bukan nya membantu, malah menonton saja. Dasar!

"Minggir!" ucapnya datar, dingin.

Semuanya menyingkir dan memberikan jalan. Dengan cepat Bagas menggendong Rain ala brydal style (gak tau gimana nulisnya) menuju UKS. Tak lupa temannya yang lain pun mengikuti dari belakang.
Tak lama kemudian, terdengarlah keributan di lapangan mau pun koridor kelas.

"Kak Bagas ko bantuin dia sih?"

"Dede mau dong di gendong bang.."

"Itu siapa nya Bagas sih?"

"Wah, Kak Bagas gendong cewek!"

"Itu kayaknya pacarnya deh!"

"Pupus harapan dede bang.."

"Calon suami gue udah punya doi!"

"Caper tuh cewek!"

"Kegatelan emang tuh cewek!"

Begitulah keributan yang terjadi di lapangan maupun koridor kelas.

"Cewek itu siapa sih? Ko Bagas care banget kayaknya!" ucap Prisil. Ya. Prisillia Velix adalah satu dari sekian wanita yang mengejar-ngejar Bagas. Ia pun satu kelas dengan Bagas.

"Cewek nya mungkin!" jawab Sinta temannya.

"Masa sih? Kita kan tau selama ini Bagas nggak punya pacar" timpal Manda.

"Siapa pun itu, gue gak bakal biarin dia deketin Bagas. Enak aja, Bagas itu cuma punya gue!" ucapnya kemudian meninggalkan lapangan diikuti teman-temannya.

Sementara di UKS. Rain masih belum sadarkan diri dengan Bagas yang setia menemani. Sahabat nya? Mereka semua pergi ke kantin. Kecuali satu makhluk yang ngotot ingin menjaga Rain. Siapa lagi kalau bukan si tengil Reno. Dia bilang 'masa dede gemes gue di tinggal!'. Bagas hanya mendengus mendengarnya.

Brakkk

"Anjir!" kaget Reno seraya mengelus dada nya.

Pintu UKS tiba-tiba di buka dengan paksa membuat semua penghuni UKS terkejut.

"Rain lo kenapa? Kenapa lo bisa pingsan sih? Ini pasti karena hukuman tadi kan?" cerocos Ellina panjang lebar dengan suara cempreng nya yang khas. Sedangkan yang di tanya masih setia memejamkan matanya.

"Buset! Tu mulut toa banget sih!" gerutu Reno. Sedangkan sang pelaku hanya cengengesan tak jelas.

"Ya gue kan khawatir" ucapnya lesu.

Yang lain tak menanggapi. Mereka kembali fokus kepada Rain. Tak lama kemudian Rain membuka matanya. Refleks dia memegangi kepalanya yang sakit.

"Ssss" ringis nya.

"Lo gak papa Rain?" tanya Bella.

"Gak papa ko" balasnya lemah.

"Ko bisa pingsan?" tanya Bagas sambil mengelus rambut Rain.

"Nggak sempat sarapan" jawabnya.

"Ck! Kebiasaan" cibir Bagas.

Sedangkan Rain dia hanya menampilkan deretan gigi putihnya.

"Sebentar!" ucapnya. Kemudian dia mengeluarkan benda pipih dari saku dan mengetikan sesuatu. Tak lama kemudian pintu UKS terbuka menampakkan sahabat Bagas yang lain dengan kantong plastik di tangan Zaidan.

"Nih pesenan lo!" ucap Zaidan sambil memberikan plastik tersebut pada Bagas. Bagas hanya berdehem sebagai jawaban.

"De, lo kenapa gak sarapan dulu?" tanya Zaidan pada adiknya.

"Gak sempet bang, gue buru-buru soalnya" jawabnya.

"So sibuk lo!" cibir Zaidan.

"Bodo!" balas Rain kemudian memeletetkan lidahnya pada Zaidan.

"Sialan lo!" umpat Zaidan.

"Elahh ngapa jadi ribut sih?" tanya Fero heran.

"Tau nih!" balas sahabat Rain kompak.

"Udah yuk keluar! Biarin dia istirahat" sahut Riko yang sedari dari diam.

"Tumben lo ngomong panjang?" sambung Reno.

"Terserah!"

Setelah mengucapkan itu Riko pun keluar diikuti teman-teman nya yang lain juga sahabat Rain. Sedangkan Reno?
Dia mengumpat tak jelas kemudian menyusul teman-teman nya yang lain. Daripada jadi obat nyamuk, kan? Wkwk..








Beresss🎉🎉
Jangan lupa vote+komen nya yahh💜



Babayyyy🤩🤩

BAGASRAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang