Bab 10

7.3K 249 2
                                    

"Kau Tau jet ini dilengkapi dengan kamar tidur" kata Max saat melihatku mengantuk di hadapannya.
Sekarang sudah jam 10 malam dan akan mendarat besok subuh.
"Lalu?"tanyaku melawan kantuk
"Kau bisa memakainya"jawabnya sambil melihatku
"Lebih baik aku disini saja"jawabku menolak. dia menatapku sebentar lalu memanggil Tasya
"Bantal dan selimut"katanya dingin, Tasya mengangguk,dia ke belakang lalu menyerahkan bantal dan selimut kepadaku.
"Terima kasih" Kataku ke Tasya,dia tersenyum lalu meninggalkan kami
"Kau tak butuh?" Tanyaku menunjuk bantal dan selimut.
"Aku tidak tidur"jawabnya singkat lalu menatap laptopnya
"Okay"kataku akhirnya dan berusaha mencari posisi yang enak untuk tidur.
Aku merasakan tubuhku terangkat, Aku membuka mataku sedikit, max menggendongku.aku berusaha protes tapi aku sungguh lelah dan akhirnya melanjutkan tidur.
Aku membuka mataku perlahan,aku berada di kasur yang lumayan besar. aku melihat kesamping dan menemukan max duduk di sofa sambil menatapku.
"Berapa lama kau berada disitu?" Tanyaku bingung
"Cukup lama,ayo siap siap,sebentar lagi kita akan mendarat"jawabnya dan keluar dari kamar
Aku masuk ke kamar mandi, merapikan diri dan keluar kamar.
Adam,alex dan Bram sedang sarapan di depan sedangkan max duduk diam tidak menyentuh sarapannya.
"Pagi"kataku sambil tersenyum kepada max,dia tersenyum lalu memberikan sarapanku
"Kau yang menggendong semalam?" Tanyaku sambil melahap pancake.
dia mengangguk menikmati tehnya
"Terima kasih"jawabku tersenyum, dia mengangguk lagi.
Aku menikmati sarapanku dalam diam sama sepertinya.Aku meneguk teh dan meletakan gelas kosong di meja,dia menatapku tersenyum senang.tasya datang mengambil nampan kami lalu pergi lagi.
"Kapan kita akan sampai?"tanyaku, melihatku lalu tersenyum
"Sebentar lagi Ms.evans"jawabnya
"Chealsy saja"kataku sambil memainkan buku sketsaku. dia memandangku lalu mengangguk kecil.
Entah kenapa ada bagian dalam diriku mengenal pria didepan ini.
Bukan mengenal,dekat lebih tepat.
Aku berpikir,mengingat ingat dimana aku pernah bertemu dengannya. mungkin sebelum aku mengalami amnesia.suara tertawa membuatku kembali ke dunia
"Kau sedang apa?"tanyanya menahan tawa,aku cemberut
"Bukan urusanmu"jawabku sebal.
Suara pilot memberit tahu sebentar lagi kita akan mendarat.Aku memasukan barang barang kedalam tasku dan menunggu mendarat.

Bandara Honolulu lumayan sepi, udara disini juga hangat,tidak terlalu panas,mungkin Karna masih pagi.
Saat kami turun,Laki laki lebih tua mengampiri kami,dia membungkuk memberi salam.wajahnya tampan, tapi tak setampan pria disebelahku.dih apa sih yang aku pikirkan.
"kau kenapa?"tanyanya saat melihatku menggelengkan kepalaku,aku
tersenyum kecut.
"Ini Joe,apapun yang kau butuhkan bilang kepadanya"katanya kepadaku.
Loh kenapa aku Musti bilang padanya,kan aku bisa cari sendiri.tapi lebih baik aja mengangguk saja, aku takut kalau menolaknya. akhirnya aku mengangguk tanda mengerti.

Kami sampai di supermarket untuk membeli barang barang kebutuhan selama disana,karna villanya ada di pulau pribadi,kalau mau beli bahan makanan harus menggunakan kapal.
Aku,max dan Joe turun sedangkan yang lain tetap tinggal di mini van untuk beristirahat.
Aku mengambil beberapa bahan makanan untuk dimasak,snack, peralatan lain.oh iya ada yang kurang, aku mencari english berakfast tea, tanpa minuman itu pagi ku bisa berantakan. Aku mendekati rak tea dan mencari,tetapi stoknya habis. aku lemas,harusnya aku bawa dari rumah.
Tiba tiba 1 kotak english berakfast ada didepanku,disodorkan oleh seseorang. aku melihat kearah orang itu,max menatapku diam.
"Buat aku? Makasih"katanya sambil menerima tea tersebut.
Dia mengangguk "kau sudah selesai?ini sudah siang"katanya menggulung kemeja,oiya udara mulai agak panas.
Aku mengangguk dan bersama menuju meja kasir,saat aku mau membayar,dia langsung menolak dan menyodorkan kartunya.sebelum aku sempat protes dia menarikku keluar. barang barangnya masih didalam
"Diurus joe"katanya membaca pikiranku,aku mengangguk sebal.
Udaranya panas,aku melepas jaketku dan membiarkan dress putihku tetap berada di tubuhku.aku menggulung rambutku dan memakai kacamata hitamku. dia menatapku kaget lalu tersenyum. Mengapa aku merasa begitu dekat dengan max ya,wajahnya suaranya tatapannya,tidak asing bagiku.suara deheman menghentikan lamunanku.max menatapku sambil tersenyum,mukaku merah padam ketauan menatapnya dari tadi.
"Kau tau,menatapku sepanjang hari memang Menyenangkan,tapi sekarang kita harus sudah berangkat"katanya sambil menyeringgai kepadaku, aku menatap sebal dan berjalan mendahului dia.alex dan Bram duduk di paling belakang,joe dan Adam didepan dan kami di tengah.
Aku mengambil iphoneku mengirim email kalau aku sudah sampai dengan selamat.

Alex mencolek bahuku dari belakang, aku menghadap kebelakangnya,
"Kau ada hubungan apa dengan dia" bisiknya,aku melihat kearah Max sebentar,dia sedang menatapku.
"Gak ada hubungan,udah gue takut liat tatapannya"kataku dan langsung menghadap ke depan lagi sedangkan Alex tertawa. Diriku masih merasakan tatapannya,duh kok jadi takut gini ya.

Mobil berhenti di pelabuhan,aku melihat kapal dan jet ski,ya ini keren.
Max mengambil tanganku dan memberikan pelampung ke tubuhku.
"Pakai ini"suruhnya,kok dia Tau aku Gak bisa berenang,aku memakainya.
Saat aku ingin naik ke kapal,tanganku dicegat lagi sedangkan yang lainnya sudah berada di dalam.
"Kau ikut denganku,kita pakai jetski" katanya,sebelum aku sempat protes dia sudah menarikku untuk naik jetski.
Aku duduk di depan sedangkan dia berdiri dibelakangku,dia mulai menyalakan dan menjalankannya, aku menggenggam tangannya erat,air laut membuat tubuhku agak sedikit basah, untuk aku pakai celana pendek didalam dress ini. jetski berhenti dan menghentikan lamunanku, kita sudah sampai di pulau pribadinya. pulau ini lumayan besar,max menghentikan jetski di pondok kecil,ada 4 jetski terparkir disitu dan 3 kapal kecil untuk mendayung dan 1 kapal seperti tadi. aku melepaskan pelampungku dan meletakan di meja,melepas ikatan rambutku,untung bajuku tidak begitu basah. aku menunggu max,kapal tadi belum sampai,mungkin masih tertinggal di belakang Karna tadi max membawa dengan kencang.
aku melihat kebelakang,max sedang melepas kemejanya yang basah dan meninggalkan celana pendek, kapan dia memakai itu,pikirku.
Dia menatapku tersenyum,mengambil pakaiannya dan mengajakku keluar dari pondok tersebut.jarak dari pondok ke rumah utama tidak begitu jauh,udara disini juga tidak begitu panas mungkin Karna di lindungi oleh pohon pohon yang tinggi.
"Villa ini berada di tengah tengah pulau,tidak begitu besar tapi nyaman" katanya aku mengangguk mengerti.
Seharusnya kata villa tidak menggambarkan bangunan ini,villa ini lebih tepat disebut mansion.
Bangunan 3 lantai yang sangat besar, memiliki kolam renang,kolam renang air panas,pondok untuk bersantai di belakang rumah,lapangan voli,air mancur di depan villa dan hellipad. max membuka pintu besar yang terbuat dari kayu,banyak barang barang yang masih tertutup kain putih tapi tidak mengurangi pesona rumah ini. tanggal melingkar di ujung ruangan,piano di ruang tamu,jendela yang besar,dapur yang besar, ruang makan yang tidak kalah besar, dan perapian berwarna putih yang bersih.
Saat aku sedang melihat perapian tersebut,max menyuruhku naik ke lantai dua,di lantai ini terdapat 3 kamar yang tamu dan 2 kamar utama. ruang tamu dengan Tv besar seperti bioskop kecil.dan dilantai 3,terdapat ruang kerja dan bar. sayang,rumah ini belom tertata dengan rapi.
"Ini keren"kataku terpesona,dia tersenyum dan menarikku ke luar lewat pintu belakang.
Di halaman belakang,ada tenda untuk BBQ menghadap ke pantai,ayunan yang indah.Rumah ini memiliki dinding berwarna coklat dengan daun yang merambat di dindingnya.
"Tempat ini indah,dulu aku punya mimpi memiliki rumah seperti ini, tapi aku lupa memiliki mimpi ini dengan siapa" kataku saat kami berdua sedang duduk di pasir putih memandang laut.
"Kau harusnya ingat"kata dia membuatku menoleh,dia memandang laut dengan senyum sedih.
"Maafkan aku"lanjutnya dengan suara pelan membuatku bingung.
Dia membaringkan tubuhnya ke pasir, memakai kacamata hitamnya dan tertidur,aku mengamatinya lalu ikut tertidur dengan tangannya yang kupakai sebagai bantal.

Skinny love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang