"Izinnya pulang ke desa kan mau istirahat dan menenangkan diri? Ternyata...malah asyik berduaan sama mantan?!" lelaki itu berkacak pinggang dan menoleh ke arah Baskoro. "Jauhkan tanganmu, tuan eksotis, aku tidak mau anakku terkontaminasi dan ikut-ikutan eksotis nantinya..."

Kania memutar bola mata melihat kedatangan lelaki itu.

Ampun deh!

"Minggir..minggir...menepi!" Adree mengusir Baskoro yang dengan pasrah berdiri dan tempat duduknya langsung ditempati Adree.

"Gimana sih? Baru ditinggal sebentar juga....malah balikan sama mantan!" Adree memandangi Kania. "Apakah kulit eksotis Mas Bas begitu mempesona? Ditambah dengan gigi... aww..." Kania mencubit pinggang Adree dengan keras.

"Jangan menghina orang, nanti anakmu kayak orang itu, baru tahu rasa lhoo..." Baskoro mencibir ke arah Adree.

Adree menoleh sejenak dan memandangi Baskoro lalu tangannya mengelus perut Kania. "Amit-amit jabang bayi...amit-amit..." bibir Adree merapal mantera dan Kania tertawa sampai berlinangan airmata melihat kekonyolan Adree.

"Lagian, punya istri hamil, malah ditinggal kelayaban! Seluruh desa membicarakannya, tau! Bahkan kabar Kania mau diceraikan suaminya udah menyebar kemana-mana....Kania, bisa-bisanya kamu mau sama lelaki kayak gini sih, masih mending sama aku, aku nggak akan pernah ninggalin kamu..." Baskoro bersidekap lalu memandang Adree. "Lelaki kota biasanya ya kayak gitu....mencla mencle....(tidak berpendirian)..." dagu Baskoro menuding Adree.

Kania terkikik geli melihat ekspresi Adree yang melongo ke arah mas Bas.

"A..apa kaubilang? Ya Tuhan! Aku hampir gila tiga hari ini membereskan semua berkas sialan itu demi berlibur dengan santai seminggu ini bersama istriku tercinta, tega-teganya kau menuduhku sebagai lelaki yang..apa tadi? Kelayaban?" Adree berdiri dan menjitak kepala Baskoro.

"Aww..."

"Sementara mengejar pesawat ke Semarang lalu ngebut ke Sidomulyo, malah mendapati istriku lagi berduaan di bawah pohon bersama mantan pacarnya dan dengan mesra kau mengelus-elus perutnya...yang benar saja!"

Kania merasa pinggangnya pegal karena kebanyakan tertawa, kekonyolan ini harus segera disudahi!

Wanita itu berdiri di samping Adree dan menengahi.

"Ayo pulang, pasti makanan sudah disiapkan ibunda....tadi Kania tidak berani ke dapur, bau minyak gorengnya...aduh....nggak tahan..." menginjak trisemester kedua, Kania memang pantang mencium bau minyak goreng, mualnya bertambah parah.

Adree mengangguk. "Iya, mas udah lapar..."

"Ayo mas Bas....sekalian bunda masak sayur daun keladi dan sayur ikan asin pedas manis kesukaan mas lho..." tawar Kania.

Adree melotot. "Ya ampun, Kania, kau bahkan masih ingat makanan kesukaan mas Bas mu itu, sementara makanan kesukaanku apa kau bahkan tidak tahu..."

"Rasain!" gerutu Baskoro lalu menyenggol lengan Adree. "Sayur ikan asin ya Nia? Boleh tuh...lagipula aku mau ketemu ayahmu juga, ada kepentingan..." Baskoro melangkah di depan Adree dan bersiul-siul menuju rumah Kania.

"Lihat....mantanmu itu, kelewatan..."Adree berdecak kesal dan Kania tersenyum geli sekaligus kesal.

"Ihh, mas Adree....jangan bilang kalau mas Bas itu mantan Kania dong, pacaran aja nggak pernah..." Kania mencubiti lengan Adree.

"Habisnya kalian mesra banget..."

"Mesra dari Hong Kong! Kami kan berteman, bukan bermesraan...ngawur saja..." Kania menggandeng lengan Adree. Adreenya dan menatap bola mata hitam pria itu. "Syukurlah mas ada di sini, Kania sudah rindu..."

GADIS DESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang