~ Part 18 - Bawon° Upah~

4.2K 224 4
                                    


And I've been thinking about my life a lot these days

As I'm stumbling through the paths that I have made

Wondering where did I put my time and energy

'Cause what I wanted, girl, means nothing now to me

---

Kania terbangun karena sentuhan seseorang, saat membuka mata, dilihatnya mata teduh Adree terlihat cemas.

"Are you okey?" Adree membelai pipi Kania yang masih hangat.

"Baik, hanya flu, mungkin..." Kania tersenyum dan meraih tangan Adree ke genggaman mungilnya. "Nggak usah khawatir..."

Adree menoleh ke belakang dan menyuruh bu Rindu mendekat. "Minum ramuan herbal ini dulu....semacam jamu untuk menghangatkan tubuh..."

Kania mengernyit, biasanya dia tahan minum jamu, tapi kenapa terasa aroma yang menyengat begitu? Tapi karena bu Rindu sudah susah payah membuat, Kania meminumnya dengan hati-hati dan berjuang tidak memuntahkannya.

"Sudah oke?" tanya Adree. Kania mengangguk.

"Tidurlah lagi..." Adree menyelimuti tubuh Kania dan meninggalkan kamar bersama bu Rindu, setelah tidak mendengar suara mereka, Kania diam diam bangun dan menuju wastafel, memuntahkan cairan dalam tubuhnya.

Kayaknya flu yang dideritanya benar-benar berat!

---

Siangnya Kania merasa lebih mendingan setelah memakan bubur ayam bu Rindu, Adree menemaninya seharian di kamar Ivory sambil bekerja, meletakkan laptop peraknya di meja belajar Kania yang bernuansa Hello Kitty, sungguh paduan yang aneh.

Kania tersenyum memandangi wajah serius suaminya, mengingat tulisan Mario, Kania menjadi bertanya-tanya, dari pemuda yang urakan dan santai, bagaimana Adree bisa berubah menjadi pria yang serius dan kaku jika berhadapan dengan pekerjaan, sesekali pria itu memakai headsetnya dan menelfon staf atau koleganya saat memanyakan beberapa masalah perusahaan dan email yang masuk. Adree benar-benar teliti dalam pekerjaannya. Setiap masalah yang dihadapi perusahaan, lelaki itu bisa dengan mudah memberikan solusinya.

"Aku belum bisa kembali ke Jakarta Zayn, istriku sakit, mungkin besok pagi aku diantar Zihan pulang, dia sedang dalam perjalanan ke Bogor, kami akan membawakan beberapa sample untuk presentasi. Sementara Roy yang akan menggantikanku presentasi hari ini. Untuk pengiriman sayur ke Hypermarket tidak bisa kita tunda, carilah perusahaan yang menyewakan freezer, segera kirimkan barangnya, jangan sampai karena masalah sepele kita menunda pengiriman barang.

Oh ya kerjasama dengan TPA gimana? Kita butuh pasokan kaca dan plastik, untuk pembibitan kita sudah bisa memproduksi wadah dari kaca dan plastik daur ulang, pastikan rancangannya sampai padaku terlebih dulu sebelum disetujui ayah, ada beberapa ahli yang sudah mengeceknya tapi kami tetap harus memahami kinerjanya, aku tidak mau ada kesalahan di sini..."

Kania dari tempat tidurnya memperhatikan dengan kagum efektifitas cara Adree bekerja, ponsel, laptop dan internet menjadi berfungsi maksimal. Lelaki itu begitu memahami teknologi, tapi bisa beradaptasi di kehidupan yang tanpa teknologi. Tapi, betapapun sempurnanya Adree, dia punya kelemahan dan Kania kadang merasakan kesepian yang dirasakan Adree. Dia seperti sulit berlari dari masa lalunya. Sedikit demi sedikit Kania bisa menguak apa yang terjadi di masa lalu Adree, tapi apapun itu, sekarang dia tahu, dia bisa mempercayai lelaki itu sepenuhnya. Tapi bagaimana cara menjauhkan Adree dari Thalita? Kania merasa di posisi yang sama dengan Mario. Salah-salah Adree akan mengiranya sebagai istri yang cemburu buta terhadap sahabat yang disayanginya, tapi Kania tidak mau bersikap kejam dengan memperlihatkan diary Mario. Bisakah Adree menyadarinya sendiri?

GADIS DESAWhere stories live. Discover now