~ Part 14 - Gampung ° Memungut ~

5.1K 243 7
                                    



The world isn't over yet

We've still got a chance to place our bets

We both made a little mess

Nothing our two hearts can't put back

---

"Ini nggak bisa dibiarkan..." pikir Kania. Sementara dia merasa begitu lemah dan lelah hampir tidak bisa beranjak dari ranjang, Adree terlihat bugar, lelaki itu sudah mandi walaupun sekarang belum memakai baju dan bertelanjang dada, dan selalu terlihat sempurna dengan bentuk tubuh indahnya. Lelaki itu santai sekali, duduk di sampingnya sambil menekuri laptopnya, sesekali jemarinya dengan lincah mengetuk tuts keyboard melanjutkan pekerjaannya.

"Bangun sayang, sebentar lagi mas berangkat, nggak mau melewatkan subuh bareng kan?"

"Bentar mas, capek..." Kania dengan kesal mencubit lengan Adree yang kekar. "Ini jahat sekali, bagaimana bisa mas tetep bugar sementara aku begitu lemah?"

"Kamu kurang olahraga sih," kata Adree kalem, matanya masih tertuju ke laptopnya.

"Seharusnya, setiap malam kita melakukannya hanya sekali..."

"Itu kan rapel, Kania, besok mas lima hari tidak di sini, biarkan energi mas terkuras bersamamu daripada dengan putri Dubai yang...aduduh..."

"Katanya janji mau setia...?" Kania mencubit lengan Adree.

"Asal kamu bisa memuaskanku, tentu saja mas bakalan setia..."

Kania meringis, "Zina itu dosa lho mas..."

Adree terkekeh, "Iya ...tahu....makanya cepat mandi, mas udah coba konsen lihat kerjaan dari tadi, supaya perhatian bisa teralih, kamu malah berpose menggoda begitu, mau lanjut ronde lagi?"

Kania tertegun, baru menyadari posisi tubuhnya yang menyamping sudah setengah telanjang karena selimut sutra yang licin itu menyibak jatuh.

"Masih ada waktu sih...mau lanjut?" goda Adree. Kania langsung turun dari ranjang dan terbirit-birit ke bathroom.

"Sial, Kania....malah lari telanjang....benar-benar harus dikasih pelajaran!" Adree menyusul pergi ke kamar mandi dan pagi itu cukup gaduh saat Adree bersikeras mandi berdua bersama Kania.

"Dosa lho nolak suami..." Adree nyengir jahil. Kania mengerang kesal di dalam bathtub sambil memukuli dada bidang Adree, tapi tentu saja lelaki itu jauh lebih kuat, pukulan kecilnya tak mampu menghentikan Adree melaksanakan kewajibannya.

---

Seperti biasa, siang hari berlalu begitu cepat, semakin menyenangkan mempersiapkan diri untuk ujian semester, ditambah sekarang Aldi tidak pernah menggodanya lagi. Renata pun tidak terlalu menyerang Kania dan gengnya sehingga semua terasa damai. Kania mengajak Tricia dan Neni belajar bersama di vila bahkan menginap, bu Rindu dan Pak Jamal semakin senang dengan kemeriahan yang mereka hadirkan di Vila. Logat timur Tricia, logat jawa Kania dan Neni dicampur logat sunda mang Jamal. Neni dengan semangat mempelajari resep masakan bu Rindu, semakin meriah lagi saat Yudhis pulang selama beberapa hari.

Tapi tanpa Adree di sisinya, malam berjalan begitu lambat bagi Kania.

"Gimana kabar istriku?" tanya Adree saat menelfon Kania seperti biasanya di setiap malam.

"Baik, Alhamdulilah..."

"Nggak kesepian?"

Kania bercerita tentang kedua temannya yang menginap dan Yudhis yang pulang dari Jakarta.

"Vila jadi ramai..."

"Syukurlah, karena mas ternyata masih beberapa hari lagi ada urusan, setelah dari Dubai, kami ternyata ada acara di Taiwan. Mas baru bisa pulang sabtu depan, oh ya, minta oleh-oleh apa?"

GADIS DESAOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz