~ Part 15 - Nggejok ° Merontokkan~

4.6K 217 3
                                    



I'll never love you less

Don't let your worries second guess

We'll start over fresh, living a life with no regrets

Living a life with no regrets

---

Pagi-pagi sekali, perut Kania terasa lapar hingga membuatnya terbangun, Adree sudah tidak ada di sisinya. Tak lama pria itu masuk sambil membawa buah-buahan segar seperti pisang dan jambu.

"Subuhan gih, habis itu sarapan ala kadarnya..." kata Adree. Ditatanya buah yang di dapatnya di atas meja sambil menaruh pisau belati yang nanti digunakan untuk mengupas.

"Dapet darimana mas?"

"Tuh, kebun depan pondok..." kata Adree. "Mas sengaja nyuruh Pak Amir menanami sekitaran pondok dengan pohon buah-buahan..."

Kania menegakkan tubuhnya dan berjalan menuju area belakang pondok, berwudhu dengan tampungan air dan Adree sudah menunggunya dengan pakaian yang rapi. Kania merasa sejuk di kalbunya, perasaannya begitu damai, alunan suara Adree yang mengimaminya, jauh lebih syahdu saat berada di kesunyian seperti ini, seolah, dunia memang hanya milik mereka berdua. Ini adalah saat-saat yang terasa begitu indah dan damai bagi Kania. Seandainya saja lelaki itu tidak disibukkan dengan kegiatannya di Mirza, pasti Kania dengan senang hati melewatkan beberapa waktu lagi menginap di pondok.

Selesai shalat dan pria itu mengecup keningnya, Kania langsung menyerbu buah di meja.

"Enak banget...Kania udah lapar..." kata gadis itu sambil nyengir, setelah pisang, Kania hampir mengupas Jambu dengan belati Adree tapi dicegah pria itu.

"Stop, makan pisangnya saja, Inem! Jambunya nanti, agak siangan setelah kita makan ikan....ayuk ke sungai, kita cari ikan..."

Adree melepas kemeja panjangnya dan hanya memakai kaos dalam dan celana pendek seperti kemarin, memakai ranselnya dan meraih dua buah joran pancing yang memang tersedia di pondok.

Kania membawakan ember dan menyampirkan jarit di bahunya, bersenandung riang mendahului Adree menuju mata air di bawah pondok, karena sudah tahu jalannya, gadis itu tidak ragu melangkah.

"Hati-hati, jalanan licin karena semalam hujan..."

"Kania udah biasa lewat jalan ginian..." gadis itu berbinar melihat air terjun kecil yang kemarin.

"Sana mandi...kamu bisa ganti pakaian di ceruk itu...aku mau cari umpan dulu untuk memancing..."

"Memang bisa mancing?" Kania terheran-heran. "Bisa cari cacing juga?" gadis itu tambah melongo takjub. Adree, cacing dan memancing? Rasanya seperti menghubungkan beberapa hal yang asing.

"Aku biasa memancing Kania, sejak kecil ayah sering ngajak mas main ke sungai di Sumatera sana, tidak hanya di sungai, mas punya yacht di teluk Jakarta, suatu saat kamu mau kuajak mancing ke pulau-pulau di teluk Jakarta saat liburan nanti, atau ke Labuan Bajo bahkan Raja Ampat....bosan juga hanya ngajak Zayn dan Roy..." Adree pergi ke pinggir sungai mencari tanah gembur yang tertimbun dedaunan, di baliknya dia mencongkel dengan belati dan menempatkan beberapa cacing gemuk di atas daun keladi yang sudah ditebasnya tadi.

"Ternyata bisa juga..." Kania mengernyit heran dan menuju ke kolam alami kemarin, membuka pakaian dan mengganti dengan secarik kain batik. Rasanya sangat segar dan alami, membuatnya berbetah diri duduk di bebatuan dan menggosok tubuhnya sampai bersih.

Adree memasang pancingnya di sebuah lubuk dan kembali ke ranselnya, menerbangkan drone mencari spot bagus, melihat keadaan sekelilingnya untuk waspada, karena dia memiliki kedisiplinan untuk selalu waspada, semua titik dalam radius kilometer terlihat aman, lalu dengan iseng diterbangkannya Drone di sekeliling Kania. Gadis itu masih asyik mandi, tapi saat menyadari ada Drone terbang diatasnya, Kania mengacungkan tangan kesal. Adree tertawa dan menjauhkan Drone nya dari percikan air Kania.

GADIS DESAWhere stories live. Discover now