~ Part 6 - Pacul ° Menggali~

29.4K 1K 256
                                    


Your heart's too big to be treated small

So please don't blame me, blame me

For trying to be the one who could have it all

You know that it's stupid, stupid

---

Beberapa hari kemudian, Adree menyuruh Zayn, stafnya menemani Kania menuju ke Bogor dan mendaftarkan gadis itu ke fakultas yang diinginkannya.

"Mas ada kepentingan ke Singapore tiga hari, nanti kalau urusan sudah beres, aku akan berkunjung ke Bogor..." Adree menepuk puncak kepala Kania.

"Siapa nih Pak, pacar baru lagi? Cieee..."Zayn berdecak memandangi Kania dan Adree.

"Iya, pacar baru, makanya jaga dia baik-baik, kalau sampai kenapa napa, kamu bisa dipecat!" Adree memakai kacamata hitamnya dan menuju ke mobilnya yang dikendarai Zihan.

Kania hanya bisa memandangi kepergian Adree dan pria yang berada di depannya nyengir ke arah Kania.

"Ayo mbak....Kania ya?"

"I iya....saya..."

"Oh, oke, Mbak Kania....Pak Adree sudah memberikan instruksi pada saya untuk membantu mbak ke IPB, saya sudah mendaftarkan ulang mbak via online, tapi karena ada beberapa berkas yang harus ditandatangani langsung, kita harus ke sana. Pak Adree juga sudah meminta saya mencarikan tempat tinggal untuk mbak disana, kalau mbak suka, nanti sekalian mbak kasih persetujuan...nah karena sudah agak siang, kita langsung berangkat saja..." Zayn mempersilahkan Kania masuk.

Zayn mengendarai mobil dengan gesit keluar dari parkiran apartemen.

"Oh ya mbak, hampir lupa, itu ada kotak biru tolong dibuka mbak, Pak Adree pesan ke saya untuk membelikan itu, semoga cocok..."

Kania meraih kotak biru di dashboard dan membukanya, sebuah ponsel, warnanya putih. Sama persis dengan milik Adree, hanya saja warna milik Adree hitam.

"Ini...apa mas?" tanya Kania sambil memandang Zayn. "Ponsel lah mbak....saya sudah setel semua aplikasi yang diperlukan, kalau ada yang kurang nanti saya tambahkan..."

Kania mengernyit. "Ini pasti mahal ya? Gimana saya bayarnya coba?"

Zayn tertawa. "Lah, mbak ini kan pacarnya, ini hanya ponsel lho mbak, biasanya mas Adree sampai beliin mobil segala kalau buat pacarnya, mah..."

"Tapi, tapi saya bukan..." Kania bingung mau menjelaskan.

"Tekan tombol kecil di sisi kiri mbak, itu untuk menyalakan, itu sudah touchscreen, kata pak Adree mbak Kania kan mau kuliah di Pertanian, ada banyak aplikasi di sana untuk bantu tugas mbak, oh ya mas Adree juga sudah belikan laptop tuh di kursi belakang, core i7. Softwarenya juga sudah lengkap. Tinggal digunakan saja..."

Sepanjang perjalanan, Zayn banyak bercerita sementara Kania hanya mengangguk-angguk, karena di otaknya sudah tidak fokus, bingung bagaimana membalas semua kebaikan Adree.

"..nah, dari google, mbak bisa koneksi langsung ke website IPB, itu ada halaman KRS mbak, mata kuliah apa saja silahkan dipelajari. Nanti sesampainya kita di sana, kita akan membeli buku-buku referensinya..."

Kania menghela nafas panjang. Makin banyak saja utangnya pada Adree.

---

Registrasi beres, buku juga sudah di dapat, walaupun mendapatkan beasiswa, beberapa buku memang harus dibeli memakai uang pribadi, belum lagi ternyata ada beberapa alat penunjang yang harus dibeli. Zayn sepertinya staf yang cekatan, dalam sehari semua keperluan Kania mampu dipenuhi. Bahkan persyaratan sebagai Maba yang cukup sulit, bisa diusahakan oleh Zayn.

GADIS DESAWhere stories live. Discover now