~ Part 19 - Legok ° Cekung ~

4.4K 257 4
                                    


Said I've been thinking about my life for all these nights

As I'm wishing on the stars up in the sky

Wondering where does our love fit in this design

Did I constellate your light right next to mine?

---

Adree pulang ke vila dan memandang sekelilingnya dengan heran.

Hari sudah petang tapi vila tampak gulita, padahal biasanya semua lampu sudah dinyalakan dan bu Rindu menyiapkan makanan di ruang makan. Tapi semua terlihat sepi.

Adree berkeliling dan menyalakan lampu.

"Bu Rindu! Kania ...mamang...!!" Adree berteriak dan tidak satupun yang menjawab. Melihat sekilas, tidak ada barang yang bergeser ataupun pecah, tidak ada tanda maling masuk, tapi kemana semua orang?

Adree menghubungi nomor Kania, tidak ada jawaban. Ponsel bu Rindu bahkan tergeletak di meja dapur. Dengan penasaran Adree menuju ke kamar Kania, kosong. Ponsel gadis itu ternyata terletak di meja belajar.

Mendengar cerita Thalita, Adree cukup gusar dengan Kania, bagaimana mungkin Kania sekarang menjadi pencemburu dan tega melukai Lita? Apakah Kania berubah? Bukan lagi gadis lembut dan penyayang yang dikenalnya, bahkan tadi setengah memaksa Adree melakukan hal konyol, mangga muda! Bayangkan, dengan semua makanan yang tersedia di rumah, kurang kerjaan sekali meminta hal seperti itu!

Saat berjalan mondar mandir dengan perasaan gusar itulah, terdengar suara motor di halaman depan.

Adree melihat bu Rindu tergesa-gesa masuk dan menyuruh seseorang menunggu di depan.

"Bruk..." Bu Rindu terpekik kaget saat menyadari menabrak seseorang.

"Ya ampun, tuan bikin kaget saja..."

Adree menatap ke beranda. "Siapa itu bu..."

"Tu...tukang ojek Tuan..." Bu Rindu memandang Adree panik. "Non Kania di rumah sakit, tuan..."

Adree berdecak kesal. "Rumah sakit? Ya Ampun! Hanya karena terjatuh seperti tadi? Selain manja, dia juga sekarang membesar-besarkan hal kecil? Tadi dia merengek minta dipanjatkan pohon mangga, masa mangga masih muda begitu mau dimakan, sekarang apa lagi? Bu, dia tadi habis mendorong Lita sampai jatuh dari kursi roda, apa pantas? Apakah Kania memang sifat aslinya seperti itu? Dia hanya berpura-pura manis di depan saya padahal sebenarnya..."

Belum selesai Adree berkata-kata, wajahnya terasa panas.

Adree memandang bu Rindu tidak percaya. Orang yang selalu lemah lembut padanya itu, kenapa dengan tega...

Bu Rindu tertegun..."Maaf tuan...maaf..." Bu Rindu mengepalkan tangannya yang barusan menampar Adree.

"Kata-kata tuan muda keterlaluan! Seharusnya sebagai seorang suami, Tuan bisa menjaga non Kania dengan baik! Ibu tidak percaya kalau non Kania melakukan hal yang buruk, nggak mungkin non Kania mendorong non Lita. Non Kania sedang sakit, sejak pagi dia tidak bisa makan, beberapa hari ini semua makanan dimuntahkannya. Tuan tahu? Non Kania ngidam, kalau seorang istri yang hamil muda itu memang wajar bersikap manja! Mungkin, dia memang menginginkan mangga itu, jika seorang wanita ngidam, dia memang cenderung keras kepala dengan hal yang diinginkannya, karena tubuhnya lemah dan lelah!" bu Rindu menatap Adree sambil berkaca-kaca.

"Kalaupun non Kania cemburu terhadap non Lita, ibu merasa itu wajar! Perlakuan manja non Lita pada tuan keterlaluan, wanita manapun, tidak bisa menahan kalau lelaki yang dicintainya bersama wanita lain dan membiarkan wanita itu bermanja-manja dengannya! Non Kania sudah menahan perasaan cemburu itu jauh lebih baik dari wanita manapun! Dan sekarang...karena terjatuh tadi..." Bu Rindu terisak-isak dan memukuli lengan Adree.

GADIS DESAWhere stories live. Discover now