2. Evidentemente

193 99 110
                                    

"Kak, woy cepet dong lama amat sih!"

"Lo ngapain aja sih di dalam?" teriak Revan kesal karena sedari tadi Nayya tidak keluar-keluar dari kamar. Pintu kamar Nayya terbuka, Revan mengernyitkan dahinya karena melihat lingkaran hitam di mata Nayya.

"Berisik banget sih lo, ayo turun," ucap Nayya lesu sambil berjalan ke bawah.

Revan hanya mengekori Nayya, sesampainya di bawah mereka langsung berpamitan dengan Bunda.

"Nayy kamu kenapa? Kok lesu banget," tanya Bunda khawatir.

"Gak papa Bun, cuman ngantuk aja," jawab Nayya jujur.

"Makanya kalo jam nya tidur itu tidur bukan malah main Hp," sahut Ayah sambil keluar rumah.

"Aku gak main Hp kok Yah, aku ngerjain tugas," sergah Nayya tidak terima dengan tuduhan sang Ayah.

"Kalo ada tugas itu langsung dikerjain Nayy jangan ditunda-tunda, yaudah sana berangkat nanti telat," ucap Bunda. Nayya hanya menganguk lalu mengucapkan salam.

Lagi-lagi Revan hanya mengekori Nayya. Nayya berangkat naik sepeda motor hari ini. Sebelum ke sekolah, Nayya harus mengantarkan Revan terlebih dahulu karena Revan belum di izinkan mengendarai sepeda motor sendiri.

Sekolah Revan lebih dekat dari sekolah Nayya, hanya butuh waktu 15 menit. Setelah mengantarkan Revan, Nayya segera melanjukan sepedanya dengan kecepetan di atas rata-rata karena jam sudah menunjukan pukul 06.50 yang artinya gerbang akan di tutup 10 menit lagi.

Nayya tepat waktu, dia langsung memarkirkan sepedanya di parkiran lalu berlari ke kelas karena upacara akan segera dimulai.

"Nayy mata lo kok hitam?" tanya Bulan setelah Nayya berbaris di lapangan, niatnya ingin memarahi Nayya karena kemarin tidak diberi contekan pun sirna.

"Ngantuk," cuek Nayya.

Hari senin, hari yang dibenci semua siswa karena mereka akan di jemur di bawah sinar matahari sambil mendengarkan ocehan kepala sekolah.

Pak Burhan, guru killer di SMA Pelita Nusantara berkeliling untuk mencari siapa saja yang tidak memakai atribut lengkap.

"Azka, Tama, Arsen maju ke depan!" murka Pak Burhan.

Mereka bertiga maju ke depan dengan watados (wajah tanpa dosa). Tidak heran karena mereka sering berbuat ulah sampai guru-guru mulai jengah untuk menasehatinya.

Suasana menjadi riuh karena para most wanted dijemur di bawah matahari, bukan karena itu tetapi karena keringat yang bercucuran dari wajah tampan mereka.

Setelah 2 jam akhirnya mereka di izinkan kembali ke kelas dan beristirahat selama 30 menit sebelum jam pertama dimulai.

"Karin mana ya?" tanya Bulan seraya celingak-celinguk mencari keberadaan Karin.

"Kayak gak tau Karin aja lo, dia kan hobby telat,"

"Pasti tuh bocah lagi di hukum Pak Burhan," lanjut Nayya sambil menelungkupkan kepalanya ke meja. Tidur, itulah yang dilakukan Nayya saat ini karena ia sangat mengantuk.

"Kok malah tidur sih Nayy," gerutu Bulan.

"Gue ngantuk, nanti kalau udah bel bangunin gue ya," perintah Nayya seraya memejamkan mata.

Esperanza [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang