8. Helado

76 47 36
                                    

"ABANG UPAN. " teriak anak kecil yang sedang memasuki kamar kakaknya.

"BANG UPAN BANGUN IH." teriaknya tepat di telinga Azka, membuat Azka terkejut bukan main.

"Apa sih dek." dengus Azka kesal karena diganggu waktu tidurnya.

"Udah jam setengah tujuh lhoow." ucap Adel sambil mengangkat jam weker tepat di depan muka sang kakak. Gracesabella Adela, si bungsu dari dua bersaudara.

Azka langsung lari terbirit-birit ke kamar mandi yang ada di ujung kamarnya. Adel yang melihat hanya geleng-geleng kepala. Ia turun ke bawah dan langsung duduk di depan televisi melihat kartun favorit nya yaitu Spongebob. Mama Adel yang melihat pun bertanya kepadanya.

"Abang udah bangun dek?" tanya Mama.

"......"

"......"

"......"

"Dek." panggil Mama lagi tapi tidak dihiraukan Adel. Mama yang hendak angkat bicara lagi berhenti ketika melihat Azka berjalan tergesa-gesa menuruni tangga.

"Bang hati-hati dong." ucap Mama.

"Udah telat Ma." jawab Azka ngos-ngosan.

"Azka berangkat ya."

"Eh ta-"

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

☜☆☞

Sekarang Azka sedang berada di lapangan, ia dihukum lari keliling lapangan sebanyak 10 kali putaran. Bukankah sudah biasa? Tentu saja. Sudah 2 tahun berturut-turut ia melakukan ini, apakah Azka lelah? Tidak!

Hari ini kebetulan kelas Nayya sedang olahraga di lapangan, teman-teman Nayya sibuk melihat wajah tampan Azka dari pada wajah Pak Joko, guru olahraga nya.

"Biasa aja kalik woy!" teriak Dimas, salah satu teman Nayya di kelas.

"Sial gua dikacangin." dengus Dimas.

"Baiklah anak-anak kita sudah pemanasan untuk laki-laki kalian bisa bertanding basket di lapangan basket, dan untuk perempuan kalian ..."

"ISTIRAHAT DI KELAS PAK!" seru Karin.

"Kamu ini ya Karin! Tidak! Hari ini saya akan menghukum kalian."

"LOH! KENAPA PAK?!" teriak para ciwi-ciwi.

"Kalian lebih memilih melihat wajah Azka dari pada wajah tampan saya! Pemanasan juga tidak serius! Dasar betina!"

"Iyalah pak, bapak mah beda jauh dari Azka." jawab Bulan jujur. Teman-teman yang lain langsung melotot kepada Bulan. Harusnya sekarang ia membujuk Pak Joko untuk tidak menghukumnya, tapi lihatlah Bulan, ia terlalu jujur sampai membuat Pak Joko murka.

"LARI KELILING LAPANGAN 10 KALI!" perintah Pak Joko tidak bisa diganggu gugat.

"Gak bisa gitu dong pak! Saya gak mau!" bantah Nayya.

"Saya tadi serius pemanasannya pak, saya juga gak liat si Azka pak." bela Nayya.

"Baiklah kalau begitu, kamu bebas Nayya!"

"DAN KALIAN SEMUA CEPAT LARI!" teriak Pak Joko, para ciwi-ciwi pun langsung lari.

Untung gue gak dihukum batin Nayya puas.

Esperanza [On Going]Where stories live. Discover now