02 - HUKUMAN

40 11 0
                                    

****

Zoa melangkahkan kakinya malas seperti biasa yang ia tujukan pada parkiran sekolah dan itu tak jauh dari kantinnya berada.


"BERUANG KUTUB BOLOS AJA LO," siapa lagi kalau bukan Zen yang teriak-teriak tak jelas hampir saja menggagalkan rencana Zoa untuk bolos kali ini.

"Eh bego! lo sendiri ngapain anjir!" seru Zoa pada Zen yang juga sama-sama bolos di Kantin Tante Marni.

"Zen lagi ngemilin upil gue Zo," Zen menoyor bahu Roland sekuat mungkin tak terima dengan kalimatnya.

'Ya kali Zen ngemil upilnya Roland, ga jamin gue kalo Zen masi hidup, ' batin Zoa.

"Eh bulu keteknya buto ijo, ntar kasian muka tampan Zen lenyap gegara upil lo nyet," Zen menatap Devan heran. "Eh Dev emang buto ijo punya bulu ketek?"

"Sialan lo Zen, tuh otak kebanyakan kuadrat sih sampe-sampe bego lo bisa gue akarin!"

"Gue kawinin sama Rava juga lo bocin bego!" timpa Zoa tak hentinya tertawa.

"Setuju Zo, siapa tahu bego ketemu bego entar brojolnya spesies langka yang pinternya ga ketulungan," balas Roland puas.

"HAHAHAHAHAHA" Ketiga teman Zen tertawa puas sampai idung Roland kembang-kempis.

"BERUANG KUTUB GUE KUTUK JUGA LO JADI BATU!"

Zoa-Zen dan yang lain puas tertawa hingga tak sadar jika kantin adalah tempat terdekat dengan ruang nerakanya SMA ANTAR AKSARA ya mana lagi kalo bukan ruang bk.

"Hei! Pithecanthropus erectus kalian itukan masih ada jam pelajaran, sana masuk kelas masing-masing dan Zoa kenapa kamu bawa-bawa tas segala, sekarang dateng ke ruang bk!"

"Eh Budi sialan itu guru apaan sih njir, guru bp kok bisa bisanya hafal makhluk sebangsa Zen sih!" bisik Devan pada Roland dan sialnya kalimat itu diperjelas lagi oleh Roland.

"Pak kata Devan bapak sialan," emang sih Roland ini ga ada solid-solidnya sama temen sendiri.

"Anjing lo Land!"

"Pak kata Devan bapak anjing."

"Shit!"

"Pak kata Devan bapak tai,'' emang soplak nih Roland.

"Apa benar itu Devan?" guru bernama Budi itu mengelus perut buncitnya yang amatlah buncit.

"Eh jir tuh perut ato balon udara sih!"

"Bannya truk gandeng Land," jawab Arvano.

"Zoa-Devan-Roland-Arvano ikut bapak ke ruang bk!"

"Lha kok Zen engga sih Pak, tadi tuh pak Zen berbuat kekerasan terhadap saya pak.''

"Kekerasan apa setan? Gue jejelin juga tuh mulut pake kaos kaki Budi!"

"Nah tuh pak, Zen tadi udah banting handphone saya sampe remuk terus sekarang astaghfirullah kaos kaki bapak disebut-sebut juga," tambah Devan semakin semangat.

"Monyet lo Dev!"

"Bukan monyet Zen yang bener Pithecanthropus erectus!"

"Jujur sekali kau nyet."

****

"Panas banget jir, gegara lo gue gagal bolos kan!" Zoa mencubit perut Zen teramat keras dan mungkin sekarang membiru.

"Sumpah Zo gue ga boong ini sakit banget!" Zoa segera mengelus pelan perut Zen iba mengingat dulu ia pernah mencubit Zen hingga perutnya lebam.

Lebih dari FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang