Sandra menghela nafas panjang, "gue minta maaf atas sikap gue selama ini sama lo."

Dahi Diandra terangkat naik,

Sandra yang tak mendapati sautan dai Diandra kembali mendengus kesal. "gue tahu gue salah karena cemburu yang mana bukan hak gue dan nggak suka lo yang selalu di prioritaskan Deltan. Dari luar memang tampak seperti kita berdua lengket banget, Deltan akan lakuin apapun yang gue minta. Tapi dari itu semua ada batasan nya, dia bakal utamain lo di banding gue. Kala itu gue pikir mungkin dia lagi ada urusan yang penting hingga malam itu ia nggak mau ajak gue ikut. Ternyata malam itu ia kerumah lo dihari mungkin kalian ada masalah."

"pikiran gue bahwa Deltan aneh disaat pertama kali dia mau ajak lo pulang padahal lo cuma anak baru yang mungkin aja belum saling kenal. Rumah kalian nggak searah tapi dia dengan baik hatinya mau nganterin lo pulang. Bahkan selama ini gue nggak pernah lihat dia nebengin orang lain selain gue dimobilnya, nebengin teman sekelas yang rumah nya searah aja nggak pernah."

"dari situ gue sadar kalau lo itu berharga buat Deltan, gue cuma pengen bilang titip Deltan, sahabat yang paling gue sayang dan selamanya akan tetap menjadi sahabat terbaik gue"

Sandra tersenyum tulus kearah Diandra. Gadis itu mendengar dengan seksama setiap kata yang di lontarkan Sandra, perasaanya selama ini tak salah kan? Jika di antara Deltan dan Sandra ada yang menyimpan rasa lebih.

Ia tahu bahwa persahabatan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan akan menimbul kan rasa yang lebih di antara sala satunya.

❄❄❄❄❄

Diandra berjalan santai menuju parkiran bersama Clara dan Syila di sampingnya.

"menurut lo Sandra aneh nggak sih Di?" tanya Clara tiba-tiba.

"aneh gimana maksud kamu Ra?" tanya Syila

"ya aneh aja. Kayak ada sesuatu yang berubah dari tu cewek" jawab Clara

"hobi banget merhatiin orang" timpal Diandra tenang.

Clara mendengus kesal mendengar jawaban Diandra yang seperti biasa menyelekit.

"tumben biasanya lo udah nyelonong ae duluan" ujar Clara setibanya di parkiran dan menatap ketus cowok yang berdiri di samping mobilnya.

"sewot mulu lo. Ayo Syil berangkat!"

Clara menaikkan alisnya, kini tatapannya beralih ke Syila yang tepat disamping nya. Sedangkan Syila hanya cengengesan sembari mengeruk tengkuknya yang tak gatal.

"hehe maaf ya guys, aku lupa ngasih tahu kalian kalau hari ini aku pulang bareng Bagas kita mau ketoko buku dulu" ujar Syila dengan cengiran.

"ya udah kalau gitu kita duluan. Kalian hati-hati, Ra baik-baik lo nyetir jangan sampai di amuk Deltan lo kalau sampai bini nya lecet" jelas Bagas.

Clara mendengus kesal. "udah sana lo cerewet banget jadi cowok" ketus Clara kemudian berlalu memasuki mobilnya. Entahlah tapi hatinya terasa panas saat Syila mengatakan jika mereka akan pulang bareng.

Diandra menyusul Clara memasuki mobil gadis itu. Sedangkan Bagas dan Syila sudah meninggalkan area sekolahan. Diandra menatap Clara yang sekarang dengan tampang kusut, terlihat jelas jikagadis cerewet itu tengah menahan kesal.

"marah? Kesal?"

"nggak biasa aja, ngapain juga marah. Udah ah Di kita langsung pulang kan?" Diandra mengeleng geleng kepala melihat tingkah Clara yang di landa cemburu. Ia tahu Clara menyimpan untuk sahabat cowok nya itu, hanya saja Clara dan sejuta gengsinya membuatnya terlihat rumit.

Clara mengepalkan tangannya kuat kuat di setir mobil, terlihat jelas dari pancaran matanya kalau ia tengah emosi. Tapi emosi kenapa? Cemburu? Kenapa harus cemburu toh ia dan Bagas hanya sebatas sahabat. Lagi pula itu hak Bagas kalau memang ingin lebih dekat dengan Syila.

Clara menghela nafas panjang. Terjebak dalam zona friendzone ternyata se melelahkan itu, dia aja yang terlalu berharap lebih. Apa benar rasanya terhadap Bagas sedalam itu? Kenapa ketika bersama Kevin dia tak pernah merasakan sesakit ini saat cewek lain bersama cowok itu.

"Ra! gue masih ingin menikmati hidup gue Ra."

Seruan itu menyadarkan Clara dari lamunan nya. "sorry." ucapnya lirih.

"lo boleh ngelamun kapan pun lo mau. Tapi tidak di saat lo sedang nyetir gini!" Tegur Diandra.

Clara mengangguk pelan kemudian menarik nafasnya dalam sebelum akhirnya kembali fokus kejalan. Sudah lah lebih baik ia lupakan perasaan nya yang kacau ini lebih dulu dari pada ia kena omel Deltan kalaau sampai Diandra pula dengan tubuh lecet.

❄❄❄❄❄


terimakasih atas perhatiannya guyss,,

jangan lupa vote dan komen apapun disini ..

terimakasih buat kalian yang udah mampir kesini dan akhirnya sampai di bawah ini.. terimakasih juga atas dukungannya kalian di cerita ini :)

see you next part guyss,,, :)

My D || Backstreet  (END) ✅حيث تعيش القصص. اكتشف الآن