Deltan telah punya pacar. Dan seolah tidak ada yang lebih parah, Deltan menyembunyikan itu setahun lamanya dan tetap membiarkannya memiliki sebuah harapan terhadap lelaki itu. Harapan bahwa suatu hari mereka akan lebih dari hubungan persahabatan, dan Deltan akan memandangnya sebagai seorang gadis.

Demi apa pun, Sandra tak pernah membayangkan hal semacam ini akan terjadi. Deltan dengan segala hubungan backstreet nya. Sandra meremas rambutnya, ia benar-benar merasa frustasi dengan perasaan nya yang tak terbalas.

❄❄❄❄❄

Diandra menatap pantulan dirinya di cermin, ia tengah merapikan penampilannya. Namun perhatiannya teralihkan oleh pembicaraan kedua gadis yang baru saja masuk.

"gila.. dapat info dari mana lo kalau tu cowok bunuh diri Cuma karena cewek?" seru gadis dengan rambut di gerai.

"lo nggak tahu berita itu bikin geger tu sekolahan, gila banget kan masih SMA udah jadi pembunuh. Kalau gue ketemu ama tu cewek gue cakar-cakar tu muka sok cantiknya" sahut gadis dengan rambut dikucir satu.

Diandra yang tak ambil pusing dengan kedua gadis yang hobi menggosip itu memilih untuk keluar dari toilet. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar ucapan salah satu gadis itu.

"gue tahu lo sama Deltan pacaran hanya ingin mengambil keuntungan kan? Lo ingin merebut Deltan dari sahabatnya Sandra, dengan begitu lo bakalan dapatin ketenaran karena cewek pendiam kayak lo berhasil menggaet most wanted sekolah ini"

"apa maksud lo?" tanya Diandra yang kini sudah berbalik menatap kedua gadis itu yang tak lain adalah Citra dan Sindy.

"apa kalian tak ada kerjaan lain, hingga sibuk mengerecoki hubungan orang lain?"

Bukan ini bukan Diandra. Itu ucapan seseorang yang baru saja memasuki toilet. Sandra gadis itu tepat berada di pintu Toilet.

"nggak usah munafik deh Sand, lo itu sama dengan kita sama-sama menyukai Deltan. Nggak usah pura-pura baik untuk belain ni cewek" sahut Citra dengan kesal.

"sorry, tapi level gue nggak sama kayak kalian. Gue emang menyukai Deltan tapi gue nggak bakal biarin ekspresi sedih terpapar diwajahnya hanya karena gadisnya kalian bully"

Ketiganya sama-sama terdiam mendengar penuturan Sandra begitu juga Diandra. Jantungnya berdetak ketika Sandra mengakui jika gadis itu menyukai kekasihnya.

"jatuh cinta tak ada yang melarang. Kalian berhak untuk suka dan cinta sama siapa pun, tapi kalian juga harus ingat kalau cinta tak bisa di paksakan. Jodoh sudah ada yang atur, jadi jangan buang buang waktu berharga kalian hanya untuk mengurusi apa yang bukan milik kalian."

Setelah mengatakan itu Sandra menarik tangan Diandra keluar, meninggalkan Citra dan Sindy yang terdiam mematung.

Diandra tak tahu Sandra akan membawanya kemana. " lo mau bawa gue kemana?"

Sandra mendengus kesal, " lo ini benar-benar ya jadi adik kelas nggak ada kata terimakasih nya"

"gue nggak minta lo bantuin gue" jawab Diandra santai.

"lo sama aja kayak Deltan cuek banget, satu lagi panggil gue kakak gue senior lo!" kesal Sandra.

"haus hormat lo"

Langkah Sandra berhenti,ia melepaskan cekalan tangannya dari tangan Diandra. Ia menatap intens wajah Diandra yang ia akui ternyata sangat cantik. Walau gadis ini dingin tapi ia yakin jika Deltan tidak akan pernah salah dalam memilih.

My D || Backstreet  (END) ✅Where stories live. Discover now